//互相削尖 (Sharpening)

互相削尖 (Sharpening)

During the past few days, I have been pondering about one of the most mentioned verses in the Bible, which is “As iron sharpens iron, so a man sharpens the countenance of his friend” (Proverbs 27:17).

在过去的几天里,我一直在沉思圣经中经常提到的经文之一 : 铁磨铁,磨出刃来;朋友相感(原文作磨朋友的脸)也是如此.” ( 27:17).

Selama beberapa hari terakhir ini, saya merenungkan salah satu ayat yang sering sekali disebut-sebut dalam Alkitab, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Amsal 27:17).

 

Every time I heard this verse being quoted, somehow it was always related towards how people’s characters will be “sharpened” through conflicts. Moreover, this verse has been used so many times to comfort people who are dealing with offenses, especially from their acquaintances or relatives. Despite that such understanding is not wrong, it’s not the complete story either.

每当我听到这节经文时,似乎总是在讨论与冲突或争端有关的事情。 好像彼此之间的磨砺只是通过争执而发生。 尤其是,这节经文常用于安慰因与同事,朋友或家人的分歧而遭受伤害的人。 的确,这种理解并没有错,但是并还不完整。

Setiap kali saya mendengar ayat ini disebut, sepertinya selalu pembahasannya terkait dengan urusan konflik atau perselisihan. Seolah-olah, saling menajamkan memang hanya terjadi lewat perselisihan. Apalagi, ayat ini sering dipakai untuk menghibur mereka yang sedang menghadapi luka hati karena perselisihan dengan rekan, teman, atau anggota keluarga. Memang pengertian ini tidak salah, tetapi juga tidak utuh.

 

When I meditate on this verse deeper, I learned that this verse does not speak merely about dealing with conflicts. The verse contains a more holistic meaning on the word “sharpens”. Not only it speaks about conflicts, but also it speaks about our spiritual growths, especially in our communities.

当我更深入地思考这节经文的意义时,我发现这节经文不仅仅涉及冲突或争执。 这节经文实际上对相互削尖具有更完整的含义。 彼此磨练是属灵成长的问题,尤其是在我们共同生活的团契中。

Saat saya merenung lebih dalam mengenai makna ayat ini, saya belajar bahwa ayat ini bukan membahas urusan konflik atau perselisihan saja. Ayat ini sebetulnya punya makna yang lebih utuh tentang “saling menajamkan”. Saling menajamkan adalah urusan pertumbuhan rohani, khususnya dalam kehidupan bersama kita di dalam komunitas.

 

This month, as we are learning about the lifestyle of the disciples in the early days, to understand it we need to look further in how they lived in their communities. The Book of Acts mentioned that the disciples of the early days constantly gathered to study the apostles’ teachings and to have fellowship. Not only that, they also shared bread and prayed together.

这个月,当我们从起初教会信徒的生活中学习时,我们需要了解他们在团契中的生活。 《使徒行传》指出,当时的第一批门徒每天聚会,共同研究使徒的教使徒教训和一起聚会。 不仅如此,他们还一起祈祷和一起聚餐。

Bulan ini, sambil belajar dari kehidupan orang-orang percaya pada masa gereja pertama kali terbentuk, kita perlu memahami cara hidup mereka dalam komunitas. Kitab Kisah Para Rasul menyebutkan bahwa para murid pertama saat itu setiap hari berkumpul untuk belajar pengajaran rasul-rasul dan bersekutu bersama. Bukan hanya itu, mereka juga berdoa bersama dan makan bersama.

 

Many Bible scholars presume that The Book of Acts was written by Luke, the same person who wrote one of the four books of The Gospel. Being a doctor, Luke was known for his attention in details. Interestingly, when the Book of Acts reached the point about how the early days disciples lived, not one point did it mentioned about how the disciples were engaged in conflicts. Seeing how detailed Luke was, it is highly unlikely that he would miss such occurrence.

许多圣经学者认为使徒行传是由耶稣的门徒路加撰写的, 他也是其中的一本福音书的作者。 路加当时的职业是医生或夫子,他以一丝不苟而著称,包括记载和写作。有趣的是,在使徒行传中,完全没有提到使徒们每天聚集在一起和团契相伴中间的争论。 作为一个很仔细心的作家,如果存在的话路加当然会写出来的。

Banyak pakar ilmu Alkitab yakin bahwa kitab Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas, yaitu murid Yesus yang juga menulis salah satu kitab Injil. Pekerjaan Lukas saat itu adalah dokter atau tabib, dan ia dikenal karena sangat teliti, termasuk ketika mencatat dan menulis. Menariknya, dalam kitab Kisah Para Rasul, tidak disebutkan sama sekali tentang perselisihan para rasul yang tiap hari berkumpul dan bersekutu bersama itu. Sebagai penulis yang teliti, tentu Lukas akan menuliskannya kalau memang hal itu terjadi.

 

When learning about this, I had a stronger understanding in regard to the earlier verse in Proverb 27:17. The verse does not only speak about conflicts, but it speaks about how we as Christ’s disciples can and should sharpen one another through giving godly impacts toward one another. We need to understand the importance of having a godly community to engage, rather than just a “positive” community. Engaging in a godly community means that we need to ensure that our community always encourage us to know God deeper, thus encourage us to grow more mature in Christ.

意识到这一点,我对箴言27:17中的经文有了更多的了解。 这节经文不仅讨论了争执的问题,而且还谈到了与基督门徒的生活问题,这应该在属灵成长方面互相促进。 这意味着,在一个由信徒组成的团契中生活非常重要,因为该团契将使我们在属灵上成长。 我们不需要寻找一个永无卖盾或吵架的善良 团契,而我们必须寻找一个使我们彼此磨练的属灵团契,以便他们越来越认识神并成为基督的门徒。

Menyadari hal ini, saya pun jadi lebih paham tentang makna ayat di Amsal 27:17. Ayat ini bukan membahas urusan perselisihan saja, tetapi justru urusan kehidupan bersama sesama murid Kristus, yang seharusnya saling menajamkan dalam hal pertumbuhan rohani. Ini berarti, hidup dalam komunitas sesama orang percaya sangatlah penting, karena komunitas ini akan menajamkan kita untuk semakin bertumbuh secara rohani. Kita bukan perlu mencari komunitas yang “baik” dalam arti tidak pernah berselisih atau bertengkar, tetapi kita harus mencari komunitas seiman yang membuat kita saling menajamkan sehingga semakin mengenal Tuhan dan semakin dewasa sebagai murid Kristus.

 

God can use anyone around us in any way to make us know Him better; and He does. If we keep associating the phrase “man sharpens others” with conflicts, then we are actually limiting how God works in our lives through the people around us, especially in our communities. In fact, having “sparks” of conflicts is just a “color” of a relationship. If we only focus on just one color in a rainbow, we are missing the whole picture.

神能够按照祂的旨意以任何方式来引用我们周围的任何人,使我们更加了解祂。 的确,这就是神在团契中为我们所做成的。 不要仅仅通过分歧来理解彼此的磨练而限制神的工作,因为冲突只是属灵生活中的一种颜色。 纵观全貌,我们与团契中的其他人的关系中存在着彩虹般的色彩,以便我们在每一件事上都能互相促进,以在零性上成长:互相鼓励,互相祈祷,在需要时互相帮助,互相教导和学习圣经。彼此分享快乐,甚至只是在一起也可以成为我们彼此磨练的一种方式。

Tuhan sanggup memakai siapa saja di sekitar kita dengan cara apa saja sesuai kehendak-Nya, untuk membuat kita semakin mengenal Dia. Dan memang inilah yang Tuhan lakukan bagi kita dalam komunitas. Jangan batasi pekerjaan Tuhan dengan memahami urusan saling menajamkan hanya lewat perselisihan, karena perselisihan itu hanyalah salah satu warna dalam kehidupan bersama dalam komunitas. Lihatlah gambar utuhnya, warna-warni pelangi yang ada di dalam hubungan kita dengan sesama dalam komunitas, supaya dalam segala hal kita saling menajamkan untuk makin bertumbuh secara rohani: saling memberi semangat, saling mendoakan, saling menolong saat ada kebutuhan, saling mengajar dan belajar Firman Tuhan, saling berbagi sukacita, bahkan hanya dengan berkumpul bersama pun bisa menjadi jalur untuk kita saling menajamkan.

 

Being a part in a godly community means we sharpen one another’s spirituality not only through conflicts, but also through encouragements, teachings of The Word, sharing joy, helping when there is need, and many other things, including doing something as simple as gathering or having fellowships. To grow spiritually, to know our God more and more, we need to constantly be engaged in godly communities. Let us experience it.

为了在属灵上成长,为了更深地了解神,我们需要始终生活在一个相互促进的信念共同体中。 让我们一起体验吧。

Agar bertumbuh secara rohani, agar mengenal Tuhan lebih dalam lagi, kita perlu selalu hidup di dalam komunitas seiman yang saling menajamkan. Mari mengalaminya bersama.

 

 May God bless us all as we sharpen one another.

神赐福于我们所有人

Tuhan memberkati kita semua.

2020-09-30T10:30:21+07:00