Senin, 1/2/2021
Yesus, Sang Anak Allah yang Mewarisi Janji Allah
Bacaan harian setahun: Imamat 4-6; Kisah Para Rasul 5-7
M1 – Membaca Firman di Hadirat Kristus
Lukas 1:26-38
M2 – Merenungkan Firman di Hadirat Kristus
- Siapakah nama bayi yang akan dikandung oleh Maria? (ay. 31, 35)
- Akan disebut sebagai anak siapakah bayi tersebut? (ay. 32)
- Akan menjadi apakah bayi itu dan berapa lama dia akan berada pada posisi itu? (ay. 33)
Renungan:
Kira-kira seribu tahun sebelum Gabriel berbicara kepada Maria, Allah telah berjanji kepada Daud lewat nubuatan Nabi Natan. “Apabila umurmu sudah genap… Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan dia akan menjadi anak-Ku,” demikian nubuatan itu menyatakan (2 Sam. 7:12-14a). Seluruh Israel pun menantikan “Anak Daud” yang lebih agung ini. Sayang, mereka meninggal tanpa melihat nubuatan itu terjadi. Dalam rentang waktu lama setelah Maleakhi sebagai nabi terakhir yang berbicara kepada bangsa Israel wafat, tidak ada lagi nabi yang berbicara atas nama Allah. Dalam masa kesunyian inilah, Allah mengutus Gabriel untuk berbicara kepada Zakharia tentang kelahiran Yohanes Pembaptis. Selanjutnya, Gabriel membawa kabar penting yang berbeda kepada Maria dan berkata, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Dia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,dan Dia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan,” (Luk. 1:31-33). Yesus adalah penggenapan janji Allah itu. Dia ditentukan untuk mewarisi seluruh janji Allah dan menjadi Raja yang memerintah Kerajaan Allah selamanya. Masihkah kita meragukan-Nya?