//01/08/2020 – Praktik Ibadah yang Murni dan Tak Bercacat

01/08/2020 – Praktik Ibadah yang Murni dan Tak Bercacat

Sabtu, 1/8/2020

Praktik Ibadah yang Murni dan Tak Bercacat 

 

Bacaan harian setahun: Mazmur 148-149; Ibrani 13; Yakobus 1

Bacalah pasal-pasal ini di dalam hadirat Kristus; mintalah tuntunan Roh Kudus agar kita dapat mengerti gambar besar dari isi pasal-pasal yang dibaca.

 

Pendalaman (PB): Yakobus 1:19-27

  1. Sebelum kita mempraktikkan ibadah yang murni dan tak bercacat, apa yang harus kita ingat? (ay. 19-21)
  2. Tuliskan hal penting yang harus kita lakukan dalam hidup kita sehari-hari menurut Firman Tuhan ini. (ay. 22-27)

Renungan pendalaman:

Hari kita mendapatkan suatu peringatan penting, yaitu agar kita “cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah”. Mengapa hal ini penting? “Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” Rupanya inilah sebabnya kita tidak dapat mengerjakan kebenaran dari mulut atau perkataan yang penuh amarah, “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, dia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” Sudahkah kita mempraktikkan peringatan ini? Jika kita rindu mempraktikkan ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, kita bukan hanya perlu mengasihi sesama yang membutuhkan (“mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka”), tetapi kita juga harus “menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia”. Mari kita praktikkan Firman Tuhan ini.

 

Renungan singkat: Yakobus 1:27

Dua hal yang dapat kita lakukan sebagai ibadah yang murni adalah kasih terhadap orang lain serta kekudusan diri kita sendiri di hadapan Allah. Apakah kedua hal ini sudah Anda lakukan?

2020-07-24T11:05:42+07:00