(Tujuh Tahun Kedua / 1987-1993)
Masa ini ditandai dengan pertumbuhan jemaat dalam berbagai hal seperti pengajaran, nilai kejemaatan, kepemimpinan, struktur dan infrastruktur pelayanan dan pekerjaan misi.
Mencari tempat untuk menampung jemaat yang sedang berkembang, bukanlah hal mudah. Setelah dua kali berpindah tempat mulai dari mangga besar ke gedung PLN Gambir, dan setelah melewati pengorbanan dan perjuangan iman yang gigih serta dikuatkan janji Tuhan, “AMBIL YANG KAU BUTUHKAN DENGAN IMAN”, akhirnya tahun 1988, jemaat mulai menempati gedung di kompleks Speed Plaza sebagai tempat ibadah dan sentra pelayanan. Setelah itu jemaat didaftarkan pada Departemen Agama dengan nama GEREJA YESUS KRISTUS TUHAN & YAYASAN PELAYANAN BERSAMA INDONESIA.
Pada pemimpin jemaat tergerak untuk mempelajari gereja-gereja yang ada. Selain survei ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, para pemimpin juga melakukan survei ke gereja-gereja di luar negeri seperti Korea, China, Taiwan, Brunei, Hong Kong, Malaysia dan Thailand.
Berbagai hal mulai Tuhan singkapkan, seperti pola pembinaan dan pemuridan yang berkesinambungan, pola kehidupan berjemaat, pemulihan hati Bapa, karunia Roh Kudus, pelayanan 5 jawatan, karunia motivasi, peperangan rohani dan pujian penyembahan.
Berbagai fungsi pelayanan dibangun terutama penggembalaan, misi dan pelayanan kelompok usia mulai dari anak, pelajar, mahasiswa, karyawan hingga keluarga. Fungsi-fungsi pelayanan mulai diperjelas, sasaran pelayanan mulai diarahkan untuk mencapai fokus jemaat.
Departemen-departemen dengan puluhan pekerja serta dengan program yang jelas semuanya diarahkan untuk memenuhi amanat agung yakni mengutus murid-murid Tuhan ke berbagai kota untuk membangun Kerajaan Allah. Sebab itu, ditandai lewat momen KKR “Indonesia Menyala 88” pada 10 kota di Sumatera dan 10 kota di Sulawesi, jemaat ini mulai melangkah memantapkan diri dalam pekerjaan misi di Indonesia.
Dengan memegang prinsip bahwa jemaat ini tidak merintis jemaat dengan membawa bendera denominasinya sendiri, namun akan saling ‘network’ dengan jemaat yang sudah ada, tahun-tahun berikutnya Allah mulai mempercayakan pekerjaan misi di kota-kota seperti Cirebon, Surabaya, Yogyakarta, Kupang, Denpasar, Lombok, Jambi & Medan.
Tahun 1990, Samiton Pangellah beserta keluarga diutus selama 2 tahun untuk membantu membangun jemaat di Yogyakarta yaitu Gereja Kristen Kemah Daud. Hubungan yang kuat juga terwujud dengan gereja GBI Ujung Pandang & GKKD Bogor. Inilah cikal bakal lahirnya jarigan gereja IGMN (Integrated Global Mission Network). Tahun 1991, lewat konferensi misi oleh Jack Hannes dan dilanjutkan dengan School of Workers oleh Ben Baluyot dari TRIBES AND NATIONS OUTREACH serta lewat diadakannya seminar pemulihan untuk ribuan hamba-hamba Tuhan kota dan desa yakni SEMINAR PENUAI semakin memantapkan dasar-dasar bagi jemaat ini untuk terlibat dalam pekerjaan misi di Indonesia maupun bangsa-bangsa.
Tetaplah bertumbuh dan tetaplah berbuah. Inilah tujuh tahun kedua.