Kamis, 15/4/2021
Rencana Allah dan Jawaban Doa
Bacaan harian setahun: 1 Raja-Raja 22; 2 Raja-Raja 1-2; Wahyu 21-22
M1 – Membaca Firman di Hadirat Kristus
Keluaran 10:1-20
M2 – Merenungkan Firman di Hadirat Kristus
- Apa rencana Tuhan bagi pembebasan bangsa Israel? (ay. 1-2)
- Apa permintaan Firaun kepada Musa? (ay. 16-17)
- Apa yang terjadi setelah Musa berdoa? (ay. 18-19). Bagaimana dengan hati Allah? (ay. 20)
Renungan:
Dalam renungan hari ini, kita melihat kebenaran yang sering salah dimengerti oleh orang-orang Kristen atau para pendoa. Pada awalnya, TUHAN berfirman kepada Musa, “Pergilah menghadap Firaun, sebab Aku telah membuat hatinya dan hati para pegawainya berkeras, supaya Aku mengadakan tanda-tanda mukjizat yang Kubuat ini di antara mereka, dan supaya engkau dapat menceriterakan kepada anak cucumu, bagaimana Aku mempermain-mainkan orang Mesir dan tanda-tanda mukjizat mana yang telah Kulakukan di antara mereka, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.” Itulah isi hati dan rencana Allah sejak semula. Karena itu, meskipun Firaun bertobat dan minta didoakan oleh Musa, Allah menjawab doa Musa untuk membuat mukjizat. Namun di sisi lain, doa Musa tidak dapat mengubah rencana Allah. Apa yang terkandung dalam hati Allah tidak bisa diubah. Justru, doa Musa membuat hati Firaun remuk hingga berkata, “Aku telah berbuat dosa terhadap TUHAN, Allahmu, dan terhadap kamu. Oleh sebab itu, ampunilah kiranya dosaku untuk sekali ini saja dan berdoalah kepada TUHAN, Allahmu itu, supaya bahaya maut ini dijauhkan-Nya dari padaku.” Kejadian selanjutnya tercatat, “Lalu keluarlah Musa meninggalkan Firaun dan berdoa kepada TUHAN,” dan doa Musa menghasilkan mukjizat, “TUHAN membuat angin bertiup dari jurusan sebaliknya, yakni angin barat yang sangat kencang, yang membawa belalang itu dan melemparkannya ke dalam Laut Teberau: tidak ada satu belalang pun yang tinggal di seluruh daerah Mesir.” Sayangnya, “Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak mau membiarkan orang Israel pergi.” Mukjizat terjadi karena doa Musa, tetapi rencana Allah atas Firaun tidak berubah. Ini berarti kita harus tahu isi hati Allah sebelum berdoa dan rela untuk menerima kehendak Allah itu. Jangan sampai kita kecewa karena jawaban doa yang tidak sesuai dengan keinginan kita.