Selasa, 20 Agustus 2013
MENGAKUI KEHENDAK ALLAH
Bacaan Firman
Bacalah Ayub 23:1-17; 42:1-6 dengan hati yang berdoa untuk menerima pencerahan dari Allah dalam saat teduh hari ini.
Pertanyaan Renungan
1. Bacalah Ayub 23:1-17. Menurut Anda, mengapa hal seperti ini terjadi pada orang benar?
2. Setelah bergumul, apa jawaban Ayub dan bagaimana respon selanjutnya
(Ayub 42:1-6)?
Dalam renungan Saat Teduh hari ini, ada pelajaran terpenting tentang kehidupan orang-orang benar yang bisa kita pelajari dari Ayub. Di dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah mengalami pergumulan seperti yang dialami oleh Ayub. Kita merasa bahwa kita telah mengabdikan diri kita kepada Tuhan, namun tetap mengalami pergumulan yang berat. Akibatnya, kita mengeluh tentang perlakuan Allah. Kita bertindak seperti Ayub yang mau mencari keadilan, “Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam. Maka akan kupaparkan perkaraku di hadapan-Nya, dan kupenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan,” (Ayub 23:3-4). Sudahkah Anda melihat keseriusan Ayub saat menghadapi pergumulan berat yang ia alami? Namun demikian. dalam lubuk hati Ayub, ia percaya dan berharap bahwa Allah pasti membela dia. Setelah menyadari kemampuannya yang terbatas, Ayub berkata dengan iman, “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas,” (Ayub 23:10). Ayub yakin dan percaya bahwa Allah mengetahui jalan hidupnya, sehingga ujian yang dialami justru telah membuat dirinya makin murni di hadapan Tuhan. Ia mengaku, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal… Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau,” (Ayub 42:2, 5). Luar biasa. Ayub melihat bahwa kehendak Allah terjadi dalam hidupnya lewat masalah yang ada. Bagaimana dengan respon Anda?
Praktek
Pencerahan apakah yang Anda dapatkan dari renungan Firman Tuhan hari ini? Bagikanlah kepada teman Anda di komsel.