Sabtu, 21/8/2021
Bacaan harian setahun: Pengkhotbah 5-6; Wahyu 18-19
Menjadi Bejana Tanah Liat
M1 – Membaca Firman di Hadirat Kristus
2 Korintus 4:7-11
M2 – Merenungkan Firman di Hadirat Kristus
- Mengapa kita diumpamakan sebagai tanah liat? (ay. 7)
- Kapankah kekuatan yang berlimpah-limpah dari Allah itu mengalir? (ay. 8-11)
Renungan:
Banyak orang Kristen bertanya mengapa kuasa Tuhan yang berlimpah-limpah tidak mengalir kepada mereka. Salah satu jawabannya adalah karena mereka tidak bersedia menjalani pengujian, penyaringan, dan pemurnian Tuhan. Paulus menjelaskannya, “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. … Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Kapan dan bagaimana proses demikian itu terjadi? “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.” Bagi kita yang menjadi bejana tanah liat, pemurnian terjadi senantiasa, sehingga Yesus pun senantiasa nyata melalui diri kita.