Minggu, 26/4/2020

Menghormati Kekudusan Tuhan

Bacaan: 1 Tawarikh 11-13; Matius 23-24

Bacalah pasal-pasal ini di dalam hadirat Kristus; mintalah tuntunan Roh Kudus agar kita dapat mengerti gambar besar dari isi pasal-pasal yang dibaca.

Pendalaman (PL): 1 Tawarikh 13:5-13

1. Ketika Daud dan seluruh orang Israel menari-nari di hadapan Tuhan, Uza mati di hadapan Tuhan karena tidak menghormati kekudusan Allah. Menurut pendapat Anda, mengapa hal seperti itu terjadi?
2. Ketika takut karena murka Tuhan, apa yang dilakukan oleh Daud?

Renungan pendalaman:

Menghormati kekudusan Tuhan ialah perkara yang serius bagi kehidupan orang Kristen. Perhatikan bahwa Daud mengumpulkan semua orang Israel dari Sungai Sikhor di Mesir sampai jalan yang menuju Hamat, untuk menjemput tabut Allah dari Kiryat-Yearim. Daud dan seluruh orang Israel menghormati kekudusan Tuhan dan menyembah Dia dalam hadirat-Nya, dengan menari-nari di hadapan Allah dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, ceracap dan nafiri. Namun, Uza harus mati seketika karena dia berani mengulurkan tangan dan memegang tabut ketika lembu-lembu tergelincir. Uza hanya berpikir pendek dan asal saja memegang tabut itu, padahal dia tahu jelas peringatan dan peraturan Tuhan tentang siapa yang diizinkan dan ditugaskan untuk memegang tabut itu. Uza tidak memandang tabut itu sebagaimana pandangan Tuhan sendiri, yaitu wujud kekudusan hadirat Tuhan. Daud dan orang-orang Israel lainnya memandang tabut itu dengan pandangan Tuhan, sehingga sekuat tenaga menyembah Tuhan yang sedang berada di tengah-tengah mereka itu. Kekudusan Tuhan tidak dianggap penting dan tidak dihormati oleh Uzia, sehingga bangkitlah murka-Nya dan konsekuensinya ialah Uza harus mati. Kita yang tidak menghormati kekudusan Tuhan mungkin tidak langsung mati secara fisik, tetapi kita bisa mati rohani dan tidak bisa mendengar suara Tuhan lagi. Mari belajar untuk menyadari dan menghormati kekudusan Tuhan setiap saat.

Renungan singkat: 1 Tawarikh 13:12

Dengan cara bagaimanakah kita menghormati Tuhan? Sudahkah kita menghormati kekudusan Tuhan?