///5 Kiat Memimpin Perusahaan dalam Kondisi Ekonomi Lesu

5 Kiat Memimpin Perusahaan dalam Kondisi Ekonomi Lesu

“Orang bodoh akan selalu menganggap jalannya lurus. Oleh sebab itu, adalah bijak mendengarkan nasihat orang yang lebih bijak.” – Amsal 12:15

“Orang bijak menuntut untuk mendengar pengetahuan, dan hati yang bepengertian membuatnya memperoleh pengertian.” – Amsal 18:15

Selama beberapa bulan terakhir ini kita banyak mendengar berita yang kurang enak didengar tentang kondisi ekonomi Indonesia dan global, yang sedang menurun dan cenderung lesu. Menurut berbagai analisis, situasi ini adalah efek kumulatif berbagai faktor, baik dari dalam negeri maupun secara global. Sejauh ini sudah banyak kiat-kiat dan peringatan yang menghimbau para pengusaha dan pelaku bisnis untuk mengencangkan ikat pinggang demi sukses melewati fase ini. Kadang-kadang, segala masukan ini justru membingungkan atau bahkan saling bertentangan. Lalu, apa yang sebenarnya perlu dilakukan oleh seorang pemimpin dalam menghadapi situasi ekonomi yang melemah ini? Yang jelas, efisiensi yang membabi buta justru akan mencederai organisasi dan bisnis Anda, PHK karyawan juga bukan pilihan yang baik dalam banyak konteks, serta kondisi ini tidak bisa sekadar ditunggu dan didoakan saja sampai berlalu dengan sendirinya.

Mari kita cermati. Apa yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin yang membawahi sekian pekerja untuk melewati situasi seperti ini?

  1. Jelaskan kondisi ekonomi saat ini

Para pemimpin (direktur, manajer, supervisor, kepala tim, dll.) perlu bersatu dalam persepsi atau sudut pandang yang sama dalam melihat situasi ekonomi yang ada. Selanjutnya, seluruh pekerja perlu dijelaskan, disosialisasi, dan diedukasi tentang situasi itu, termasuk situasi bisnis dalam dan luar negeri yang langsung terkait maupun tidak langsung terkait dengan pekerjaan mereka. Jika Anda seorang pemimpin, lakukan berbagai dialog atau diskusi tentang hal ini; mulailah dari lingkaran kepemimpinan lalu lanjutkan secara bertahap sampai tingkat pekerja di berbagai tim. Biasanya ketika orang diajak berdiskusi dan berembuk, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih utuh dan tergugah untuk bekerja sama serta mendukung dalam pengambilan langkah-langkah berikutnya.

  1. Dengarkan usul atau ide dari bawah

Apa pun jabatan kepemimpinan Anda, selalu berusahalah mendengarkan sebanyak-banyaknya berbagai usul atau ide dari segala arah; termasuk dari pemimpin dan pekerja yang tingkat jabatannya di bawah jabatan Anda. Mungkin Anda tidak langsung  terlibat dengan kegiatan operasional perusahaan, tetapi para manajer, supervisor, dan kepala tim bekerja sama langsung dengan para pekerja pada tingkat terbawah serta dengan mayoritas karyawan perusahaan.  Mereka tentu memahami apa yang sedang terjadi dan mampu menjelaskan situasinya kepada baik kepada kepemimpinan di tingkat atas maupun kepada kelompok pekerja operasional. Dengarkan dan tampung ide-ide mereka lalu terapkan usul-usul yang memang masuk akal. Alhasil, seluruh kepemimpinan dan tim merasa senang masukan mereka diakomodasi sebagai upaya solusi.

  1. Tingkatkan produktivitas kerja

Sebagai pemimpin sebuah perusahaan atau bisnis, ajaklah seluruh jajaran kepemimpinan Anda ikut memikirkan berbagai cara untuk seluruh pekerja bekerja lebih efektif dan efisien. Diskusikan secara intensif strategi pengembangan yang konsisten demi meningkatkan produktivitas kerja.

  1. Terapkan strategi efisiensi yang tepat; hindari penghematan yang tak berguna

Mengupayakan efisiensi bukan berarti memotong anggaran atau biaya yang memang penting untuk dikeluarkan. Banyak pemimpin usaha berpikir efisiensi ialah sekadar melakukan hal-hal seperti memakai kertas di kedua sisinya untuk keperluan fotokopi, mematikan salah satu unit AC di ruang kerja demi menghemat pemakaian listrik, atau menunda penggantian seragam karyawan operasional padahal yang dipakai saat ini sudah kumal serta menampilkan kesan berantakan di hadapan pelanggan. Mengirit secara membabi buta seperti ini tidak akan membawa dampak penghematan yang signifikan. Pekerja justru mengalami demotivasi dan penurunan semangat kerja. Perusahaan bisa menjadi lebih efektif dan efisien jika penghematan dan perubahan baik dilakukan oleh kepemimpinan tingkat teratas pada titik-titik yang signifikan dahulu. Perhatikan dan tutup titik-titik pemborosan yang signifikan, yang justru banyak terjadi karena cara kerja yang tidak efektif, misalnya:

  • Seorang pekerja menerima instruksi oleh lebih dari satu sumber, sehingga kebingungan dan kehilangan waktu untuk meminta klarifikasi serta menunggu keputusan yang benar;
  • Kesalahan kerja yang sama yang berulang terus-menerus, tetapi tidak diperbaiki sehingga menimbulkan kerugian waktu, energi, dan biaya;
  • Tidak adanya perencanaan kerja mingguan atau harian yang jelas, sehingga tim bekerja hanya berdasarkan apa yang diingat dan apa yang terlihat sehingga para akhirnya menimbulkan pemborosan biaya yang sangat besar;
  • Koordinasi antar bagian yang tidak selaras, masing-masing biasa bekerja dengan persepsi sendiri-sendiri sehingga banyak terjadi kesalahan dan jam kerja menjadi lebih panjang.
  1. Bangun semangat juang yang positif di antara seluruh pekerja

Sadarkah Anda bahwa sikap dan perilaku pekerja sangat tergantung pada cara berpikir mereka? Jika pola pikir mereka negatif, semangat kerja pun melemah, sehingga sikap dan perilaku kerja mereka juga menjadi negatif, tidak produktif, ogah-ogahan, mudah menuntut, dan sering mengeluh. Anda tentu tidak ingin hal ini semakin melemahkan perusahaan/bisnis, apalagi dalam kondisi ekonomi yang lesu. Karena itu, adalah tanggung jawab setiap pemimpin untuk memengaruhi pikiran para pekerja agar tetap memiliki semangat juang yang positif serta tetap optimistis. Lakukan hal ini pada setiap tim dan bagian di perusahaan/bisnis Anda, oleh pemimpinnya masing-masing. Ingat, pekerja ialah manusia yang memiliki pemikiran dan perasaan, bukan robot atau mesin yang hanya bergerak oleh perintah dan kontrol kita. Pemimpin perlu memengaruhi cara berpikir mereka secara positif, menyentuh hati mereka sehingga tercipta rasa keterlibatan dan penghargaan terhadap kepemimpinan serta kepentingan perusahaan/bisnis. Dengan demikian, mereka akan rela berjuang bagi perusahaan/bisnis ini.

Pada akhirnya, kesimpulan utama yang penting ialah bahwa kita para pemimpin perlu melibatkan seluruh tim dan pekerja untuk berjuang membawa kapal induk perusahaan/bisnis dari terpaan badai ekonomi yang lesu. Saat kita melibatkan pekerja, mereka akan merasa memiliki ikatan batin yang kuat dan sanggup bergerak bersama seluruh jajaran kepemimpinan ke arah tujuan bersama. Mari kita terapkan kiat-kiat ini sambil terus berdoa dan merenungkan Firman Tuhan, khususnya Amsal 12:15 yang mengingatkan kita untuk melibatkan banyak orang, mendengar nasihat, dan menerima berbagai masukan. Inilah gaya kepemimpinan yang bijaksana yang telah Tuhan ajarkan kepada kita.

2020-02-22T13:04:16+07:00