Salah satu modal perusahaan untuk bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan adalah pelatihan karyawan secara rutin dengan cara yang efektif. Hal ini jika dilakukan dengan konsisten akan menjadi suatu investasi bagi perusahaan untukmeningkatkan efisien dan efektivitas kerja. Jika perusahaan Anda hanya memiliki segelintir orang yang terampil sedangkan sebagian besar lainnya memiliki keterampilan dibawah standar, itu berarti perusahaan Anda bagaikan menyimpan“bom waktu”. Artinya, apabila orang yang segelintir itu berhenti bekerja, yang tersisa untuk melanjutkan kegiatan operasional perusahaan adalah mayoritas karyawan dengan kualitas kinerja dan produktivitas di bawah rata-rata.
Dalam artikel ini, kita akan mempelajari beberapa kiat penting untuk melatih karyawan demi peningkatan kualitas kinerja dan produktivitas sehingga potensi bahaya “bom waktu” di atas dapat dicegah.
1.Pahami dan sadari tanggung jawab atasan langsung terhadap karyawannya.
Setiap atasan langsung memiliki tanggungjawab atas kualitas kerja karyawannya, maka atasan langsung punya harus berperan dalam mengembangkan standar keterampilan karyawannya itu. Tanggung jawab ini tidak bisa dialihkan kepada siapapun, termasuk kepada departemen SDM (HRD). Departemen SDM hanyalah pihak yang mendukung dan membantu para atasan untuk memfasilitasi berbagai program pengembangan karyawan.
2. Lakukan pelatihan karyawan sebagai proses jangka panjang yang berkelanjutan, bukan program sekali saja.
Perusahaan-perusahaan sukses di bidang teknologi seperti Google, Microsoft, dan Facebook bisa berkembang pesat karena terus berinovasi. Siapa yang membuat inovasi-inovasi itu terealisasi? Tentu saja karyawan-karyawannya, pekerja-pekerja hebat yang berkarya secara profesional. Perusahaan perusahaan ini terus menerus melakukan pengembangan karyawan tanpa henti, sehingga karyawan mampu senantiasa berinovasi.
Setiap orang unik, termasuk dalam hal karakter, prioritas, dan cara kerja. Karena itulah, perusahaan perlu menyamakan persepsi di antara seluruh karyawan, terutama dalam hal tujuan, visi-misi, nilai-nilai, dan target-target perusahaan. Pelatihan karyawan dilakukan agar para karyawan memiliki pengetahuan, kemampuan,dan keterampilan yang akan diaplikasikan untuk berkarya secara profesional. Pelatihan-pelatihan yang tepat akan membantu karyawan memaksimalkan keunikannya masing-masing dalam ruang lingkup kerjanya, demi tujuan-tujuan bersama dalam perusahaan.
Secara jangka panjang,perusahaan perlu memiliki“cetak biru” (blue print)atau peta perjalanan pelatihan untuk seluruh karyawan. Kesalahan yang banyak dilakukan perusahaan adalah tidak menyusun/memiliki perencanaan program pelatihan yang menyeluruh dan terintegrasi. Akibatnya, pelatihan dilakukan sebagai program sekali atau sesekali saja.Pelatihan semacam ini dijamin tidak akan membawa dampak siginifikan terhadap pengembangan karyawan. Waktu dan biaya pelatihan perusahaan harus menghasilkan perubahan yang permanen dan signifikan,dan salah satu kuncinya adalah melakukan program pelatihan berdasarkan perencanaan yang jelas, menyeluruh, dan terintegrasi.
3. Gunakan hasil penilaian kerja dan kebutuhan perusahaan sebagai landasan penentuan program pelatihan yang tepat untuk karyawan.
Lakukan penilaian kerja karyawan terlebih dahulu dan secara rutin, lalu gunakan hasilnya sebagai titik awal penentuan strategi pengembangan karyawan. Penilaian kerja menunjukkan keunggulan dan kelemahan karyawan, sehingga menjadi gambaran kebutuhan pengembangan kualitas karyawan. Hasil penilaian kerja yang dianalisis dengan baik menghasilkan program pelatihan karyawan yang tepat dan efektif.
Selain itu, penentuan program pelatihan karyawan juga perlu didasarkan pada kebutuhan perusahaan, misalnya dalam kaitannya dengan kesenjangan kualitas yang ada, pengembangan pasar, atau strategi promosi tertentu. Banyak sekali perusahaan menyelenggarakan program pelatihan dengan mengambil topik yang sedangmenjadi tren, padahal ini tidak tepat. Pelatihan yang hanya ikut-ikutan tren tidak akan efektif bagi karyawan maupun bagi perusahaan.
4. Lakukan evaluasi dan kumpulkan tanggapan karyawan atas pelatihan.
Di akhir proses pelatihan dan pengembangan karyawan, setiap atasan perlu melakukan evaluasi pada masing-masing karyawan peserta untuk mengetahui sejauh mana pelatihan berdampak pada kinerja mereka. Berikan penilaian yang objektif dan beritahukan hasil evaluasi tersebut pada peserta. Dengan begitu, setiap karyawan tahu sejauh mana kemampuannya berkembang. Kumpulkan juga tanggapan atau pendapat karyawan tentang pelatihan yang diikutinya, baik dalam hal materi, pengajar/fasilitator, cara penyelenggaraan, atau apa pun. Pendapat dari para karyawan sangat diperlukan di saat-saat seperti ini karena nantinya dapat Anda jadikan referensi untuk melakukan pelatihan selanjutnya yang lebih baik. Hasil evaluasi bisa dipakai sebagai acuan untuk pengembangan karyawan selanjutnya.
5. Jangan lupakan tindak lanjut pasca pelatihan.
Setelah pelatihan karyawan dilakukan, Anda tetap harus melakukan pemantauan apakah ilmu yang diajarkan sudah dipraktikkan dan perubahan baik terjadi secara menetap.Pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan pemantauan dan tindak lanjut adalah setiap atasan langsung. Inilah yang disebut on-the-job training. Para atasan langsung perlu melatih dan membimbing karyawan setiap hari agar kemampuan baru yang dipelajari melalui pelatihan diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dan perubahan yang menetap. Jangan lakukan kesalahan fatal dengan hanya mengganggap pelatihan adalah cara instan untuk menghasilkan perubahan menetap para karyawan.Tanpa program tindak lanjut pasca pelatihan yang dirancang secara sistematis, pelatihan itu akan sia-sia.