“Karena Tuhan memberikan hikmat: dari mulutnya keluar pengetahuan dan pengertian.” (Ams. 2:6)
“Betapa lebih baik memperoleh hikmat daripada emas, dan memilih untuk mendapat pengertian daripada perak!” (Ams. 16:16)
Pandemi Covid-19 membawa bermacam-macam dampak pada kehidupan manusia. Banyak orang yang sebelumnya bekerja di perusahaan kehilangan seluruh atau sebagian penghasilan akibat perusahaan harus melakukan PHK atau melakukan pengurangan gaji. Banyak pula orang “kantoran” yang berpikir ulang untuk mempertahankan pekerjaan yang tak lagi cukup menghasilkan atau memilih untuk berubah haluan berwirausaha. Di antara mereka yang memilih untuk “banting setir” ke dunia wirausaha, sebagian besar bingung dan tidak percaya diri untuk memulainya. Artikel ini akan memberikan gambaran kiat-kiat praktis dan efektif yang bersumber dari kebenaran Firman Tuhan untuk memulai menjadi wirausahawan.
1. Pikirkan dan tuliskan minat, hobi, dan kekuatan Anda
Sebagai langkah awal yang sangat mudah, Anda bisa membuat daftar sederhana berisi hal-hal yang menarik minat pribadi sekaligus menjadi keunggulan pribadi Anda. Dari hal-hal yang Anda temukan itu, pikirkan pengembangannya menjadi cabang-cabang peluang bisnis yang sangat mungkin untuk digeluti, berdasarkan pengamatan Anda terhadap kebutuhan dan keinginan banyak orang. Misalnya, jika Anda gemar dan mahir memasak, Anda bisa membuka bisnis katering atau menerima pesanan kue tertentu. Jika Anda hobi mengutak-atik perangkat elektronik dan komputer, Anda bisa menawarkan jasa servis komputer dan ponsel. Bisnis yang dilakukan di bidang yang Anda gemari dan kuasai akan menjadi jauh lebih mudah dinikmati dan dijalani daripada yang dilakukan di bidang-bidang yang bertentangan dengan hal-hal itu. Hasil dari daftar dan pemikiran Anda ini menjadi rencana bisnis Anda.
2. Doakan rencana Anda dan ambillah keputusan sesuai hasil doa itu dengan mantap
Keputusan pertama untuk memulai ialah keputusan utama pula dari banyak keputusan yang harus Anda ambil sendiri dalam perjalanan berwirausaha. Jika Anda sebelumnya bekerja “kantoran”, mungkin awalnya terasa aneh untuk memutuskan ini-itu sendiri tanpa mendapatkan arahan dari atasan atau masukan dari rekan-rekan. Namun, kini Andalah sang wirausahawan dalam bisnis ini, maka Andalah yang harus mengambil keputusan akhir dalam segala sesuatunya. Ini bukan berarti Anda menjadi arogan dan mengenakan “kacamata kuda” sehingga mengandalkan pendapat diri sendiri saja; masukan dan ide dari orang lain boleh dan baik untuk didengar, tetapi Anda sendirilah yang bertanggung jawab penuh untuk memutuskan arah dan perkembangan bisnis Anda. Jangan takut, Tuhan yang di dalam Anda senantiasa menuntun. Doakan sungguh-sungguh rencana Anda dalam kesepakatan dengan keluarga dan orang-orang terdekat Anda, agar Anda mendapatkan hikmat Tuhan untuk mengambil keputusan. Jika Anda telah mengerti dengan jelas keputusan apa yang harus diambil dan dapat merasakan damai sejahtera dari Tuhan atas keputusan itu, lakukan saja dengan iman; ambil keputusan itu dengan mantap.
3. Tentukan dan persempit target segmen pasar Anda
Saat Anda baru akan memulai berwirausaha, salah satu keputusan terpenting ialah menentukan segmen pasar Anda. Produk barang/jasa apa yang hendak Anda jual? Siapa orang-orang yang paling membutuhkan barang/jasa itu? Inilah segmen pasar Anda. Namun, ketahuilah bahwa Anda tidak mungkin bisa menjangkau segmen pasar yang terlalu lebar dengan berbagai keterbatasan bisnis Anda di tahap awal ini. Karena itu, persempit target segmen pasar Anda semaksimal mungkin, dengan pertanyaan-pertanyaan yang tajam. Apa yang akan menjadi area fokus pasar Anda? Solusi spesifik apa yang akan diberikan oleh produk Anda kepada mereka yang membutuhkannya? Pengetahuan dan pengalaman apa saja yang sudah Anda miliki yang dapat memperkuat produk dan bisnis Anda? Ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini, sampai Anda memiliki jawaban yang sangat spesifik.
Di titik inilah banyak wirausahawan pemula yang salah. Mereka ingin melayani “siapa saja” atau sebanyak-banyaknya orang yang akan mendapat manfaat dari produk mereka, tetapi keinginan itu tidak memberikan strategi yang dapat ditindaklanjuti secara spesifik terhadap target segmen pasar Anda. Menjadi wirausahawan yang sukses bukanlah tentang menempatkan bisnis Anda di luar sana dan menunggu siapa saja yang akan datang untuk membeli produk Anda. Bisnis adalah suatu usaha membangun solusi yang sangat spesifik untuk sekelompok orang yang sangat spesifik pula. Maka, siapa pelanggan spesifik Anda? Misalnya, jika Anda akan berjualan kue dengan sistem pemesanan awal, persempit lebih tajam segmen pasar Anda hingga Anda bukan sekadar menyasar pembeli wanita, tetapi wanita kantoran usia 25-35 tahun yang sibuk dan tak punya waktu untuk memasak sendiri tetapi sering membutuhkan camilan ringan yang sehat di tengah-tengah kepadatan kerja, yang berpenghasilan cukup sehingga tidak keberatan membayar sedikit lebih mahal untuk camilan yang tepat dan layanan termasuk pengiriman yang baik. Inilah yang disebut dengan niche market (segmen pasar yang sangat spesifik). Lakukan hal semacam ini terhadap target segmen pasar Anda. Makin spesifik dan niche segmen pasar Anda, makin leluasa bisnis Anda bergerak di dalamnya, makin tajam bisnis Anda melayani segmen pasar itu, dan makin tinggi pula nilai produk yang Anda jual.
4. Susunlah business plan yang spesifik
Selanjutnya, susun business plan yang terstruktur dengan format 5 W + 1 H. Contohnya, gunakan pertanyaan-pertanyaan panduan ini untuk menyusun rencana.
• What – Apa produk yang Anda akan jual? Apa solusi yang ditawarkan oleh produk tersebut bagi segmen pasarnya? Apakah segmen pasar Anda betul-betul membutuhkan produk itu?
• Why – Mengapa orang-orang dalam target segmen pasar itu perlu membeli solusi itu dari Anda? Mengapa bukan dari penyedia lain yang menawarkan solusi serupa? Apa keunggulan spesifik Anda yang dapat menjadi alasan bahwa Anda dipilih, bukan kompetitor Anda?
• When – Kapan Anda harus mulai mempersiapkan semuanya? Kapan Anda harus mulai berpromosi? Kapan Anda akan melakukan peluncuran produk? Kapan masa promosi awal Anda?
• Where – Di mana target segmen pasar Anda berada? Di mana lokasi pemasaran Anda?
• Who – Siapa target segmen market Anda? Secara spesifik, apa saja kriteria orang-orang yang menjadi pelanggan produk Anda nantinya?
• How – Bagaimana proses bisnis Anda akan berjalan nantinya? Bagaimana cara Anda memasarkan produk? Bagaimana Anda akan berpromosi?
5. Lakukan investasi dalam sistem yang akan bekerja untuk Anda secara “otomatis”
Rancanglah sistem administrasi, sistem proses bisnis, sistem kepemimpinan, sistem pemasaran, dan segala sistem lain yang dibutuhkan untuk berjalan tanpa harus Anda jalankan sendiri. Sistem akan menolong Anda mengerjakan berbagai tugas yang rutin dan teknis secara lebih mudah dan otomatis. Untuk membantu, gunakan berbagai aplikasi digital yang banyak tersedia demi memudahkan proses ini.
6. Perluas jejaring koneksi dan bangun visibilitas bisnis Anda
Setiap bisnis dibangun di atas hubungan baik dan koneksi. Anda tidak hanya membutuhkan produk yang hebat, tetapi juga para pelanggan yang bersedia membayar untuk mendapatkan produk itu! Dari mana pelanggan ini Anda dapatkan? Dari orang-orang di dalam komunitas, lingkungan, dan jejaring Anda, serta orang-orang di dalam komunitas, lingkungan, dan jejaring mereka. Pergilah keluar dan perluas jejaring koneksi Anda semaksimal mungkin, sekaligus membangun visibilitas bisnis Anda. Makin Anda dan bisnis Anda dikenal luas, makin banyak pula orang yang pada akhirnya akan menjadi pasar Anda. Di sisi lain, lakukan semuanya ini dengan tulus, tanpa menjurus pada upaya untuk memaksa mereka berhubungan dengan Anda hanya dalam konteks membeli produk Anda.
7. Miliki lingkaran pendukung (support system) yang kuat
Sebagai wirausahawan pemula, Anda membutuhkan banyak nasihat dan hikmat dari berbagai jenis orang yang berpengalaman di bidang masing-masing. Maka, carilah beberapa mentor yang memang ahli di bidang-bidang yang Anda butuhkan. Simak pengalaman dan nasihat mereka. Terapkan pola sukses mereka sesuai konteks spesifik bisnis Anda. Belajarlah dari kesalahan yang pernah mereka perbuat. Alhasil, Anda telah memiliki lingkaran pendukung yang kuat agar bisnis Anda tetap berjalan dengan sehat.
Firman Tuhan mengajar kita untuk selalu mencari hikmat Tuhan, terutama dalam keputusan-keputusan penting. Saat Anda mau mulai “banting setir” menjadi wirausahawan, Anda membutuhkan hikmat Tuhan. Lakukan kiat-kiat ini dalam tuntunan hikmat Tuhan dan dengan iman, sampai Anda menikmati hasilnya. Ingatlah: Betapa lebih baik memperoleh hikmat daripada emas, dan memilih untuk mendapat pengertian daripada perak!