Main Menu
Categories’ Menu
Pencarian (Search)
Masa Menanam dan Menyiram
(Tujuh Tahun Pertama / 1979-1986)
Layaknya sebuah benih tanaman, ia harus ditabur di atas tanah subur. Demikian juga benih kegerakan dalam jemaat ini. Benih tersebut telah ditabur oleh doa dari generasi sebelumnya. Mereka menanti-nantikan munculnya sebuah kegerakan dan kebangunan rohani.
Inilah Awalnya …
Menjelang penghujung tahun 1979 Sofjan Sutedja beserta adik dan kakak sepupunya, mengikuti kebaktian kebangunan rohani yang dilayani alm. Karel Hoekendjik dari Belanda. Roh Kudus membaptis mereka dengan kuasa dan mengubah hidup kekristenan mereka. Setelah itu, mereka tergerak untuk berdoa bersama setiap pagi, mendoakan keluarga serta teman-teman mereka. Api kebangunan rohani menyebar dengan cepat.
Sampai awal tahun 1980, belasan pemuda-pemudi bertobat. Februari 1980, Samiton Pangelah bertobat kemudian disusul Eddy Leo. Setiap minggunya dengan mayoritas jemaat saat itu adalah mahasiswa, kebaktian diadakan di rumah Sofjan Sutedja di daerah Mangga Besar atau yang dikenal dengan nama Gang Anjing. Sementara itu Samiton Pangelah merintis pelayanan anak dan remaja dan berkembang hingga mencapai 150 orang.
Pelayanan lainnya mulai muncul, seperti perpustakaan, vocal group, kelompok tumbuh bersama. Berbagai seminar dan retreat diadakan. Pelayanan misi danmission trip juga mulai dilakukan ke Tangerang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Palembang dan Medan. Kepemimpinan mulai dibentuk dengan mempelajarinya lewat kepemimpinan gereja-gereja yang ada. Sampai akhirnya pada tahun 1983, lewat seminarnya Jeff Hammond, seorang hamba Tuhan asal Australia yang terbeban buat Indonesia, jemaat dibukakan pengertian tentang visi kesatuan tubuh Kristus, gereja sekota dan kepenatuaan majemuk.
Kualitas rohani pekerja serta pemimpin haruslah menjadi teladan. Harus ada pemimpin-pemimpin yang berani berdiri di baris depan dan rela membayar harga demi jemaatNya. Sejak 1986, kepemimpinan dijemaat ini ditetapkan terdiri dari 3 serangkai yakni Sofjan Sutedja, Samiton Pangellah dan Eddy Leo. Visi global semakin jelas. Allah akan memakai jemaat ini untuk terlibat dalam penuaian di Indonesia dan bangsa-bangsa.
Ada waktunya menanam dan ada waktunya menyiram. Inilah tujuh tahun pertama.
Masa Bertumbuh dan Berbuah
(Tujuh Tahun Kedua / 1987-1993)
Masa ini ditandai dengan pertumbuhan jemaat dalam berbagai hal seperti pengajaran, nilai kejemaatan, kepemimpinan, struktur dan infrastruktur pelayanan dan pekerjaan misi.
Mencari tempat untuk menampung jemaat yang sedang berkembang, bukanlah hal mudah. Setelah dua kali berpindah tempat mulai dari mangga besar ke gedung PLN Gambir, dan setelah melewati pengorbanan dan perjuangan iman yang gigih serta dikuatkan janji Tuhan, “AMBIL YANG KAU BUTUHKAN DENGAN IMAN”, akhirnya tahun 1988, jemaat mulai menempati gedung di kompleks Speed Plaza sebagai tempat ibadah dan sentra pelayanan. Setelah itu jemaat didaftarkan pada Departemen Agama dengan nama GEREJA YESUS KRISTUS TUHAN & YAYASAN PELAYANAN BERSAMA INDONESIA.
Pada pemimpin jemaat tergerak untuk mempelajari gereja-gereja yang ada. Selain survei ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, para pemimpin juga melakukan survei ke gereja-gereja di luar negeri seperti Korea, China, Taiwan, Brunei, Hong Kong, Malaysia dan Thailand.
Berbagai hal mulai Tuhan singkapkan, seperti pola pembinaan dan pemuridan yang berkesinambungan, pola kehidupan berjemaat, pemulihan hati Bapa, karunia Roh Kudus, pelayanan 5 jawatan, karunia motivasi, peperangan rohani dan pujian penyembahan.
Berbagai fungsi pelayanan dibangun terutama penggembalaan, misi dan pelayanan kelompok usia mulai dari anak, pelajar, mahasiswa, karyawan hingga keluarga. Fungsi-fungsi pelayanan mulai diperjelas, sasaran pelayanan mulai diarahkan untuk mencapai fokus jemaat.
Departemen-departemen dengan puluhan pekerja serta dengan program yang jelas semuanya diarahkan untuk memenuhi amanat agung yakni mengutus murid-murid Tuhan ke berbagai kota untuk membangun Kerajaan Allah. Sebab itu, ditandai lewat momen KKR “Indonesia Menyala 88” pada 10 kota di Sumatera dan 10 kota di Sulawesi, jemaat ini mulai melangkah memantapkan diri dalam pekerjaan misi di Indonesia.
Dengan memegang prinsip bahwa jemaat ini tidak merintis jemaat dengan membawa bendera denominasinya sendiri, namun akan saling ‘network’ dengan jemaat yang sudah ada, tahun-tahun berikutnya Allah mulai mempercayakan pekerjaan misi di kota-kota seperti Cirebon, Surabaya, Yogyakarta, Kupang, Denpasar, Lombok, Jambi & Medan.
Tahun 1990, Samiton Pangellah beserta keluarga diutus selama 2 tahun untuk membantu membangun jemaat di Yogyakarta yaitu Gereja Kristen Kemah Daud. Hubungan yang kuat juga terwujud dengan gereja GBI Ujung Pandang & GKKD Bogor. Inilah cikal bakal lahirnya jarigan gereja IGMN (Integrated Global Mission Network). Tahun 1991, lewat konferensi misi oleh Jack Hannes dan dilanjutkan dengan School of Workers oleh Ben Baluyot dari TRIBES AND NATIONS OUTREACH serta lewat diadakannya seminar pemulihan untuk ribuan hamba-hamba Tuhan kota dan desa yakni SEMINAR PENUAI semakin memantapkan dasar-dasar bagi jemaat ini untuk terlibat dalam pekerjaan misi di Indonesia maupun bangsa-bangsa.
Tetaplah bertumbuh dan tetaplah berbuah. Inilah tujuh tahun kedua.
Masa Menuai & Menebar
(Tujuh Tahun Ketiga / 1994-2000)
Inilah periode dimana fokus dan struktur pelayanan diarahkan dan disesuaikan supaya siap menuai.
Jemaat kembali menebar benih kegerakan dengan mengutus Penatua Jemaat Sofjan Sutedja beserta keluarga ke Toraja selama 2 tahun (1994-1996) untuk membangun GEREJA BETEL INDONESIA di Toraja. Dalam menebar benih kegerakan, selain mengutus, jemaat seringkali menerima kunjungan dari ratusan gereja-gereja baik di Indonesia maupun bangsa-bangsa seperti Jepang, Taiwan, Bangladesh, Australia, Malaysia untuk mempelajari kegerakan Tuhan dalam jemaat ini.
Pada tahun 1997, Jeff Hammond bergabung dengan jemaat ini dan diteguhkan menjadi salah satu penatua jemaat.
Departemen menurut kelompok usia seperti anak, pelajar, mahasiswa disinergikan dengan departemen yang sesuai pelayanan 5 jawatan seperti departemen apostolik, profetik, penginjilan, penggembalaan, dan edukasi. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan pelayanan 5 jawatan dalam jemaat.
Beberapa yayasan dibentuk untuk mengakomodasi dan mengakselerasi kegerakan yang semakin menampakkan buahnya seperti penerbit dan toko buku METANOIA, MAINSTREAM School of Arts, SEKOLAH TUNAS BANGSA, Sekolah Tinggi Teologi LETS dan juga pelayanan masyarakat lewat YAYASAN BINA MANDIRI
Tahun 1999, kita memperkenalkan suatu identitas baru bagi jemaat ini, yaitu ABBALOVE MINISTRIES. Identitas ini, membuat jemaat semakin menyadari kasih Bapa buat gerejaNya dan bangsa-bangsa. Dan sebaliknya, identitas ini tidak mengundang roh denominasi yang memecah belah tetapi justru memperkuat kasih bagi tubuh Kristus lainnya.
Kini keberadaan dan pelayanan jemaat semakin diberkati dan kemudian telah memberkati tubuh Kristus lainnya di Indonesia maupun bangsa-bangsa seperti India, Vietnam, Bangladesh, China, Mongolia, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Nepal, Burma, Hongkong, Australia, Brunei, Taiwan, Amerika, Jerman, Swiss, Brasil, Meksiko, Belanda dan Kanada.
Setialah menuai dan setialah menebar kembali. Inilah tujuh tahun ketiga.
Abbalove Ministries
ERA PEMBARUAN DAN MULTIPLIKASI
Dr. Jeff Hammond
Di dalam Matius 9:17, Yesus berkata: “Anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
Melalui ayat ini, Yesus memberi tantangan untuk kita memilih di antara air anggur baru atau kantong kulit yang tua. Air anggur baru berbicara tentang manifestasi kehidupan Kristus yang membawa transformasi & multiplikasi sedangkan kantong kulit yang tua berbicara tentang struktur lama yang dahulu diurapi & dipakai secara luar biasa tetapi kini tidak lagi mampu memuat air anggur yang baru.
1979-1986
Era Abbalove Ministries sebagai Kantong Kulit yang Baru
Roh Kudus dengan dahsyat telah melahirkan suatu gerakan di kampus/universitas. Seorang pemuda, Sofjan Sutedja menyaksikan kasih Kristus kepada dua pemuda lain, Samiton Pangellah & Eddy Leo. Mereka berdua menjadi pengikut Kristus. Inilah cikal bakal pelayanan kampus yang kemudian membawa ratusan siswa-siswi diberkati dengan air anggur baru. Komunitas mahasiswa ini menemukan kantong kulit yang baru, suatu struktur yang cukup fleksibel untuk menerima air anggur baru dengan pemulihan kepenatuaan majemuk, imamat rajani, lima jawatan, persatuan Tubuh Kristus, kasih Bapa & penggenapan Amanat Agung.
1986-2006
Era Pertumbuhan Abbalove Ministries
Gerakan pelayanan kampus ini kemudian berkembang pesat menjadi gerakan Tubuh Kristus. Dengan identitas sebagai Abbalove Ministries (Gereja Yesus Kristus Tuhan), jemaat ini berkomitmen untuk menjadi berkat kepada Tubuh Kristus lainnya. Abbalove Ministries bertekad untuk fokus membangun jemaat di Jakarta , Bali & Lombok . Untuk daerah lainnya, Abbalove Ministries bekerja sama dengan gereja-gereja lokal setempat untuk saling memperlengkapi dalam pembangunan Tubuh Kristus. Dalam era ini, berbagai seminar diadakan. Sementara air anggur baru dibagikan ke daerah-daerah melalui seminar Hati Bapa, seminar Penuai, Gereja Sekota Berdoa, Konferensi Gereja Sel, lalu muncul pula berbagai ekspresi pelayanan lainnya seperti yayasan harapan bangsa (sekolah Tunas Bangsa), yayasan Bina Mandiri (pelayanan masyarakat), yayasan Media Buana Indonesia (Metanoia), yayasan Kidung Lestari (Mainstream), kegerakan Pria Sejati, kegerakan Wanita Bijak, Persekutuan Pemuda Remaja Gereja (PPRG) dan pelayanan lain-lainnya. Pertumbuhan jemaat yang diiringi dengan multiplikasi area kejemaatan serta komunitas sel, menuntut adanya pertambahan penatua baru. Jeff Hammond telah bergabung sebelumnya menjadi penatua sejak 1997 & dalam 2006 ditambah tiga penatua lagi, yaitu Lukas Winarno, Seno Widjaja & Sumarno Kosasih.
2006-2011
Era Multiplikasi Kegerakan-Kegerakan
Setelah ditetapkan para penatua baru, multiplikasi Jemaat Abbalove Ministries terus berlanjut, bahkan multiplikasi dan pertumbuhan juga terjadi dengan dahsyat di berbagai kegerakan yang lahir dari Abbalove. Kegerakan pelayanan ini kemudian berkembang bukan lagi menjadi milik Abbalove semata tetapi berkembang menjadi pelayanan Tubuh Kristus seperti Bless Indonesia Partnership, Pria Sejati, Wanita Bijak, Kingdom Busines Community, GEN-B, pelayanan gereja anak KEG A, pelayanan keluarga, pelayanan misi & berbagai pelayanan lainnya. Dampak dari gerakan pelayanan ini sangat terasa, baik dalam negeri bahkan luar negeri. Dalam perkembangannya, peranan para penatua dan para pemimpin Abbalove Ministries, sudah mulai diperluas menjadi berkat besar bagi kegerakan Tubuh Kristus. Sebenarnya ini merupakan era dimana muncul pelayan-pelayan yang sudah mulai berfungsi sebagai Lima Jawatan (Rasul, Nabi, Pengajar, Penginjil, Gembala / Efesus 4:11), dimana mereka memiliki kapasitas untuk mementor kegerakan & gereja di berbagai tempat di seluruh Indonesia & luar Indonesia seperti USA, Korea, Mongolia, Rusia, Timur Tengah, Hongaria dan berbagai tempat lainnya.
2012-2020
Era Multiplikasi Visi dan Kantong Kulit yang Baru
Tekanan dari pertumbuhan tentu akan membawa tantangan baru. Kantong kulit yang lama ternyata tidak lagi mampu menampung air anggur baru. Harus ada pembaharuan. Harus ada multiplikasi. Harus ada fleksibilitas untuk tetap memiliki kantong kulit yang baru supaya kita sanggup menerima air anggur yang baru. Untuk itu kita perlu melihat pendewasaan dan multiplikasi seluruh Abbalove Ministries. Area-area kejemaatan perlu memiliki penatua-penatua lokal. Abbalove Ministries dan Tubuh Kristus memerlukan pelayanan 5 Jawatan. Tiap RT/RW di Jakarta memerlukan kehadiran komunitas-komunitas sel yang menyatakan kasih Tuhan. Tiap suku yang belum terlayani perlu dilahirkan komunitas orang percaya disana. Kita hanya akan menggenapi visi ini kalau kita memilih arah yang benar. Apakah kita mau membangun Kerajaan Abbalove Ministries atau Kerajaan Allah? Apakah kita mau ke Babel atau ke Yerusalem Baru? Pilihan kita akan menentukan apakah kita akan menjadi kegerakan yang tidak lagi releven untuk maksud dan tujuan Allah atau kita akan dipakai menjadi suatu alat ajaib di dalam tangan Tuhan. Pilihan adalah tanggung-jawab kita. Jangan sampai kita salah memilih.