Jika kita selama ini tidak percaya bahwa dalam segala keterbatasan hidup pun kita dapat menjadi berkat bagi orang lain, baiklah kita belajar dari tokoh wanita ini. Anne Sullivan. Ia lahir dengan nama Johanna Sullivan dan meninggal dalam usia 70 tahun di New York, AS (14 April 1866–20 Oktober 1936). Di mana-mana ia lebih dikenal sebagai Anne Sullivan, sang tokoh pendidikan AS, guru yang dikagumi banyak orang karena jasa-jasanya bagi dunia pendidikan. Anne Sulivan bahkan juga berperan dalam hidup Helen Keller, seorang bocah perempuan tunanetra dan tunarungu yang kemudian sukses sebagai penulis, aktivis politik, dan dosen di AS.
Pada awalnya, Anne tak bersekolah karena menderita penyakit trakoma, yakni penyakit mata yang sangat menular dan dapat mengakibatkan kebutaan. Kala itu, masyarakat miskin biasanya hidup tanpa peduli dengan kebersihan pribadi sehingga rentan terkena penyakit menular, termasuk trakoma. Pada Anne Sulivan, penyakit itu membuatnya mengalami gangguan penglihatan dan kadang menimbulkan rasa sakit yang menyiksa. Karena kondisi itu, Anne dan adiknya, Jimmie, terpaksa dikirim untuk tinggal di Tewksbury Almshouse, yakni rumah penampungan untuk kaum miskin.
Setelah beberapa bulan mereka tinggal di rumah penampungan, Jimmie sang adik meninggal. Pada tahun 1880, Anne Sullivan pun dipindahkan ke sekolah Perkins, yang memang dikhususkan bagi anak-anak yang buta, tuli, dan bisu. Tujuan Anne dipindahkan adalah agar ia bisa bersekolah dengan baik. Mungkin karena pengaruh kondisi tempat tinggal barunya yang bersih dan terawat, Anne Sullivan mengalami perkembangan positif dan penglihatan lebih membaik.
Anne mampu bersekolah dengan baik. Setelah lulus, Anne tertarik untuk menjadi pengajar di sekolah Perkins dan ia diterima. Anne pun menjadi guru pada tahun 1886–1904.
Pada bulan Agustus 1886, Michael Anagnos sebagai Director di Perkins School for the Blind menerima sebuah surat dari keluarga Kate and Arthur Keller di Tuscumbia, Alabama. Surat itu menjelaskan bahwa keluarga Keller memiliki seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang buta dan tuli sejak usia 19 bulan karena sakit. Anak gadis tersebut bernama Helen Keller, dan tingkahnya liar serta tidak bisa diatur. Keluarga Keller bermaksud untuk menyerahkan Helen kepada penanganan Anne Sullivan, yang dianggap bisa mengajarnya dengan tepat. Anne Sullivan pada waktu itu berusia 21 tahun dan menerima panggilan itu. Melalui proses, akhirnya ia benar-benar berhasil mendidik Helen Keller untuk berkomunikasi lewat huruf Braille. Dari sinilah Helen Keller benar-benar mempelajari huruf Braille sampai lulus sebagai sarjana. Helen pun akhirnya menjadi wanita tunanetra dan tunarungu pertama yang berhasil menjadi seorang penulis, dosen, bahkan aktivis politik.
Anne menikah dengan John Albert Macy pada tahun 1905. Pada masa pernikahannya, Anne sempat membakar jurnal-jurnal pribadinya karena takut menghadapi penilaian suaminya jika membaca isi jurnal-jurnal itu. Syukurlah, demi kepentingan data sejarah, banyak dari materi catatan Anne akhirnya terselamatkan dan saat ini disimpan di Helen Keller Archives milik American Foundation for the Blind secara daring, Perkins School for the Blind di Massachusetts, AS, serta American Antiquarian Society di Massachusetts, AS. Anne menjadi salah satu tokoh pelopor penting dalam dunia pendidikan, terutama karena karyanya menangani dan mengajar Hellen Keller, yang kemudian memberikan panduan dan pola bagi pendidikan kaum tunanetra dan tunarungu. Pada tahun 2003, Anne Sullivan Macy menerima Medali Kehormatan dari National Women’s Hall of Fame dan American Foundation for the Blind.
Kehidupan Anne Sullivan menunjukkan bahwa tak ada yang mustahil bagi orang yang gigih dan berjuang bagi orang lain. Walaupun ia lahir dan terpaksa terjebak dalam segala keterbatasan, tetapi hidupnya berubah menjadi orang yang menabur berkat bagi orang lain. Taburan ini pun diperhitungkan oleh Tuhan, yang mengerjakan dampak luar biasa melalui benih-benih itu. Mari kita belajar dari teladan ini, karena benarlah Firman Tuhan yang dikatakan oleh Paulus,
“Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia… Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: ‘Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan,’” (1 Kor. 1:25, 27-31).