KASIH KARUNIA MEMAMPUKAN KITA UNTUK MEREFLEKSIKAN KRISTUS
Pada suatu sore, sekelompok anak muda dari Jakarta memutuskan untuk pergi ke Bandung. Mereka menggunakan ‘kijang inova’ milik seorang teman. Karena ingin segera kembali ke Jakarta setelah belanja, maka sopir menginjak gas sampai batas maksimum melewati jalan tool Jakarta – Padalarang – Bandung. Hampir 2 jam kemudian, mereka tiba di Bandung untuk berbelanja dan segera kembali ke Jakarta. Karena heran dengan kepulangan mereka yang begitu cepat, teman-temannya yang tertinggal di Jakarta bertanya pada anak muda yang menyetir mobil, ”Hei, gendut, apa yang kamu lakukan?” Kebetulan yang menyetir perutnya gendut. Dengan tersenyum si gendut membalas, “Injak gas sampai haabbbbiiiiiiiiis,” diiringi tawa teman-temannya. Hal yang sama bisa terjadi pada kita, jika kita mengandalkan kasih karunia Allah untuk mencerminkan Kristus. Sebab kita seharusnya menjadi seperti cermin yang merefleksikan Kristus di mana pun kita berada. Paulus berkata, “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku,”(I Kor 15:10). Mengapa Paulus sanggup mencerminkan Kristus? Karena kasih karunia. Sebab:
1. Aku ada sebagaimana aku ada sekarang.
Kasih karunia Allah memampukan kita untuk mencerminkan dan merefleksikan Kristus di waktu sekarang dan bukannya yang nanti. Banyak kali kita selalu memikirkan hari esok atau masa yang akan datang, sehingga kita lupa melakukan apa yang seharusnya kita lakukan hari ini.
2. Kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Seringkali kita menyia-nyiakan kasih karunia Allah karena banyak berdebat dengan Tuhan. Kita berkata bahwa kita tidak memiliki potensi untuk mencerminkan Dia, padahal kasih karunia yang dianugerakan kepada kita sangat melimpah, hanya kita yang menyia-nyiakannya.
3. Aku bekerja lebih keras
Andaikan kasih karunia Allah adalah mobil, maka Paulus menginjak gasnya sampai habis, sehingga ia mencapai tujuan yang ditentukan Allah bagi dirinya untuk dicapai. Jika kita mengetahui apa yang direncanakan Tuhan atas kita, maka kita dapat menggenapinya melalui kasih karunia.
4. Kasih karunia yang menyertai aku.
Tidak ada yang lebih mulia jikalau kita menyadari keberadaan Tuhan yang selalu menyertai kita. Kasih karunia bagi orang Kristen adalah seperti mobil yang digunakan untuk pergi ke mana saja setiap saat. Hanya apakah kita mau atau tidak untuk menggunakan sumber yang tidak terbatas ini. Sudahkah Anda menjalani hidup yang demikian? Mengapa tidak memulainya sekarang.