Senin, 10 Oktober 2011
PENDERITAAN YANG TIDAK HARUS DITANGGUNG I
Bacaan Firman:
1 Petrus 2:18-25
1. Bagaimanakah seharusnya respon seorang hamba terhadap tuan yang bengis? (ayat 18). Mengapa? (ayat 19-20).
2. Siapakah teladan kita? Hal-hal apakah yang dialaminya? (ayat 21-25).
Renungan Firman:
Di dalam proses menjadi batu-batu hidup yang dibangun menjadi rumah rohani, kita tidak akan pernah terluput dari penderitaan. Kadang-kadang, bahkan seringkali kita mengalami perlakuan-perlakuan yang tidak adil, yang menyebabkan proses iritasi yang menyakitkan. Ada orang-orang Kristen yang harus berhadapan dengan orang tua, guru, pemimpin, atau bos yang bengis. Bisa saja orang-orang Kristen tersebut menghindar ataupun lari. Mengapa? Karena penderitaan yang demikian tidak harus ditanggung. Namun, jika orang Kristen karena menyadari kehendak Tuhan, dengan rela mengambil keputusan untuk menanggung penderitaan tersebut, maka hal itu akan mendatangkan kasih karunia yang khusus. Lalu bagaimana, apakah ini kehendak Tuhan? Tentu kehendak Tuhan yang paling tinggi adalah maksud abadiNya. Allah mau membentuk kita agar kita menjadi bahan bangunan rumah Allah. Ingatlah, bahwa bahan bangunan rumah Allah adalah emas, mutiara, dan batu-batuan permata (Wahyu 21:18-21). Ketiga bahan tersebut hanya dapat terjadi lewat proses pembentukan yakni panas, tekanan, dan iritasi. Mutiara hanya bisa terbentuk lewat proses respon dari kerang terhadap iritasi benda asing yang dimasukkan ke dalam bagian lunak. Kerang terus-menerus berespon untuk membungkus benda asing yang tajam agar supaya menjadi licin dan halus. Akhirnya terbentuklah mutiara yang indah. Mutiara itu adalah gambaran kemuliaan hidup Kristus di dalam kita. Marilah kita tidak menyerah dan berespon dengan benar terhadap iritasi (perlakuan-perlakuan yang tidak adil dan menyakitkan). Hasilnya adalah mutiara yang indah.