Ketika rumah Tuhan mulai dibangun, Tuhan melakukan banyak mujizat dengan maksud untuk meneguhkan perjanjianNya. Tuhan berfirman melalui Nabi Hagai, “Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya — mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!” (Hagai 2:19-20). Kali ini, kita akan menyimak kesaksian tentang berbagai mujizat yang terjadi di Abbalove area Timur. Melalui kesaksian-kesaksian ini, mari ijinkan Tuhan mengimpartasikan iman ke dalam hati kita untuk mengalami mujizat juga.
MUJIZAT TERJADI KARENA MEMAHAMI MAKSUD ABADI ALLAH
Kami mengalami masa-masa sulit saat tidak ada kemajuan di komsel-komsel area kami, bahkan ada komsel yang bubar. Kami pun berpikir bahwa mungkin Tuhan salah menempatkan kami sebagai Pemimpin Komunitas Sel (PKS) dan Pengawas Area (PA), karena di area kami hanya ada 4 komsel dan seluruhnya tidak berkembang selama tahun 2001-2007. Namun syukurlah, ketika kami setia untuk melakukan apa yang kami bisa lakukan, Tuhan pun mulai mengirimkan jiwa-jiwa baru. Pada awal tahun 2008, banyak sahabat baru menjadi rekan sekerja kami di dalam menggembalakan komsel di area Bekasi. Di pertengahan tahun 2010, kami mulai melakukan pemuridan untuk menjawab kebutuhan komsel yakni berkoordinasi untuk saling menguatkan. Komsel pun berkembang menjadi 20 komsel dengan 4 PA, termasuk saya.
Di bulan Mei 2011, kami menerima pencerahan tentang Maksud Abadi Allah, yaitu bahwa Tuhan ingin membangun rumahNya. Melalui visi ini, kami mengerti bahwa kami dipanggil dan dipilih dalam karya penyelamatan Kristus untuk disiapkan menjadi batu-batu hidup dalam pembangunan rumahNya. Kami menjadi bagian penting dalam membangun rumah Tuhan, seperti ada tertulis, “Dari padaNyalah seluruh tubuh, –yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota—menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih,’(Efesus 4:16). Jadi, visi Tuhan ini kami bagikan kepada para PKS dan tim inti. Ketika kami mempraktekkan visi ini melalui langkah-langkah I.D.E (iman, doa, ekspresi). di komsel, mujizat Tuhan terjadi. Banyak doa yang dijawab dan mujizat yang terjadi di komsel, terutama pemulihan hubungan antara suami dan istri.
Pencerahan lain yang kami dapatkan adalah bahwa yang menjadi perekat antara batu yang satu dengan batu yang lain bukanlah semen buatan manusia, melainkan Roh Kudus. Jadi, kami bersepakat berdoa meminta roh pengertian untuk kami makin sehati, sepikir dan satu tujuan. Walau jumlah kami bertambah dan masalah terus ada, kami tetap bersatu dan saling mendukung jika ada yang lemah (Roma 15:1-2). Yang membuat kami terharu, teman-teman di komsel dan di area ini pun membawa pergumulan kami untuk mendapatkan anak dalam doa korporat mereka. Kami sangat bersyukur, karena melalui pemuridan dan visi untuk membangun rumah Tuhan, kami melihat banyak mujizat terjadi di komsel. (Johan & Iin, GA dan PA Abbalove Timur)
TUHAN MEMBENTUK KAMI SESUAI KEHENDAKNYA
Ketika Tuhan memberikan pengertian mengenai isi hatiNya bahwa Ia ingin membangun rumah, yakni Build My Home, kami sangat antusias untuk melakukannya. Kami melihat bahwa setiap anggota komsel adalah bahan bangunan atau batu-batu hidup yang ditetapkan menjadi bahan bangunan untuk rumahNya di dalam komunitas kami. Itulah sebabnya ketika kami menghadapi masalah, kami percaya bahwa Tuhan mampu mengubah karakter kami seperti yang dikehendakiNya, sehingga tersusun rapi menjadi tempat kediaman Allah. Jadi, kami rileks untuk berkata bahwa komunitas kami adalah rumah Tuhan. Kami tidak mengandalkan hikmat manusia, namun selalu berdialog dengan Sang Kepala untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam komunitas. Dengan lahirnya 8 komsel baru yang dipercayakan, kami terus berkomitmen untuk membangun rumah Tuhan. Dalam waktu dekat, kami berharap 2-3 komsel akan bermultiplikasi lagi. Itu sebabnya, para pemimpin (PA, PKS & tim inti) mengadakan pemuridan secara rutin setiap Minggu sore. Gembala Area kami (Johan & Iin) datang memperlengkapi kami sekali sebulan. Kami menyembah bersama-sama serta saling membagi dari bahan komsel yang ada. Kami rindu bergerak bersama-sama dalam satu visi. Karena itu, para pemimpin tanpa malu mengakui kegagalan dan mendeklarasikan komitmen-komitmen baru demi kemajuan bersama. Melalui kesempatan-kesempatan ini, Tuhan melayani kami terlebih dahulu sebelum kami melayani komsel-komsel yang ada, sehingga mereka pun mengalami lawatan Tuhan. Lewat pemuridan ini, kami dipakai untuk membangun rumah Tuhan dan Ia membentuk kami menjadi serupa Kristus. (Benget-Evie Siahaan – PA).
PROMOSI DAN PENGANGKATAN DATANG DARI TUHAN
Sungguh terasa sangat berat ketika kami pertama kali diminta menjadi PKS, karena banyak hal yang harus dikorbankan, terutama waktu dan perhatian kepada anak-anak. Setelah diimpartasikan tentang nilai-nilai kejemaatan, akhirnya pada 22 Juli 2011, kami membuka komsel di rumah dengan anggota 10 orang. Seiring dengan waktu, kini anggota komsel sudah berjumlah 16 orang, bahkan pernah mencapai 25 orang. Para PKS & tim inti dibawah PA Bapak Benget dan Ibu Evie mengadakan pemuridan tiap minggu sore, untuk mempraktekkan gaya hidup ‘saling’. Kami dibapai, diperlengkapi dan dimuridkan agar bertumbuh. Memang ada gesekan, tetapi kami berhasil melaluinya karena ada komitmen untuk saling terbuka. Ketika kami menyembah, Kristus menyatakan diriNya lewat Roh Kudus yang menyatukan kami sebagai anggota tubuh dan membuat kami mengalir bersama. Jika ada satu PKS berdoa, PKS yang lain ikut merasakan apa yang didiakannya. Kami saling mendoakan tentang berbagai pergumulan, sehingga kami merasa diikat oleh kasih dan saling membutuhkan, bahkan termasuk saling menolong dalam hal keuangan. Saling berbagi ini kami lakukan sebagai ekspresi Kristus.
Ketika kami berfokus untuk membangun rumah Tuhan, Ia pun ‘membangun’ rumah kami. Hasilnya adalah berbagai macam berkat mengalir dalam keluarga kami. Suatu hari saya dipanggil oleh atasan dan ia menyerahkan selembar kertas berisi surat promosi yang disetujui oleh dewan direksi. Bukan hanya itu, atasan saya berkata bahwa ia menyiapkan promosi untuk saya tahun depan. Sungguh luar biasa Tuhan kita! Ini diluar aturan, karena promosi sebenarnya baru bisa terjadi lagi setelah minimal 2 tahun. Tahun lalu saya dipromosi dan kalau tahun depan dipromosi lagi berarti saya telah dipromosi 3 tahun berturut-turut. Selain itu Tuhan juga memberikan hikmat yang luar biasa pada anak kami Nathania, hingga ia meraih peringkat satu di sekolah. Saat ini, rumah kami pun sedang direnovasi. Penyediaan dan berkat Tuhan yang berlimpah terus mengalir, karena ada kuasa korporat dalam komunitas yang membangun rumahNya.
Kami juga melihat kuasa Tuhan bekerja di komsel saat mempraktekkan metode Pencerahan, Terang dan Pedang (PTP). Bahkan anak-anak kecil pun mengalami pencerahan lewat diskusi Firman Tuhan. Kami kaget karena melihat anak-anak kecil antusias untuk belajar firman Tuhan. Luar biasa sekali apa yang Tuhan lakukan di tengah-tengah kami. Memang masih ada pergumulan, tantangan dan tekanan, tapi kami saling berbagi dan saling menerima agar kami tetap kuat. (Siagian & Ivonne CDK – PKS).
MENJALANI PROSES PEMBENTUKAN DARI TUHAN
Sejak Tuhan membukakan rahasia pemuridan untuk membangun Rumah Tuhan, cara pandang kami pun berubah. Sebagai PKS, saya adalah ‘pencari batu’ dan ‘tukang batu’, dan batu yang dimaksud adalah jiwa-jiwa yang dipergunakan untuk membangun Rumah Tuhan. Ketika kami berkomitmen untuk membangun rumah Tuhan, maka kami menghadapi banyak tipe ‘batu yang sulit.’ Padahal, ‘masing-masing batu’ itu harus siap menyesuaikan diri dengan ‘batu-batu’ yang sudah ada, atau ‘ukuran-ukuran’ yang tersedia. Tetapi, kenyataannya tidak demikian, karena ada batu yang karakternya mudah dibentuk, ada pula batu yang karakternya sulit dibentuk.
Jawaban dari Tuhan kami temukan saat kami mempraktekkan IDE. Iman – kami percaya bahwa Yesus ada di dalam ‘batu yang tersulit.’ Dialog – kami harus bertanya pada Tuhan apa yang harus kami lakukan dan apa rencana Tuhan atas ‘batu tersulit’ itu. Ekspresi – kami harus bertindak dengan mengandalkan kekuatan Tuhan dan bukan kekuatan sendiri. Jadi, Tuhan mengirimkan ‘batu tersulit’ ke komsel kami. Betapa pun sulitnya batu itu ‘dibentuk,’ kami tetap menganggapnya sebagai ‘batu pualam’yang nilainya sangat tinggi. ‘Batu pualam’ dipakai oleh Tuhan untuk membentuk kami menjadi orang yang sabar, tekun dan mengasihi Tuhan.
Berkat lain yang kami terima adalah Tuhan menyembuhkan anak kami lewat doa korporat. Kami memiliki 2 putri yang bernama Kezsha dan Dita. Pada tanggal 30 Juni 2010, Kezsha diserang oleh roh-roh jahat sampai kejang-kejang. Kami panik, karena Kezsha tidak pernah mengalami seperti ini. Kami menghubungi pemimpin rohani, yaitu Bapak Benget dan Ibu Evie, lalu kami bersama-sama membawa Kezsha ke rumah sakit. Semua pemimpin, GA, PA, PKS dan tim inti berdoa korporat. Setelah dirawat 2 hari, Kezsha bisa pulang karena sudah sehat. Tetapi pada 20 Desember 2010, Kezsha diserang lagi, namun kami langsung berdoa sepakat suami-isteri. Hasil pemeriksaaan medis menyimpulkan bahwa Kezsha mengalami sinusitis akut dan sempat ditemukan periode terhenti bernapas 16 detik saat ia tidur, sehingga berpengaruh terhadap asupan oksigen kejaringan otak. Selain itu, Kezsha pun mengalami kebocoran klep jantung karena ditumbuhi bakteri, sehingga berpengaruh terhadap suplai oksigen ke jaringan tubuhnya. Grafik pemeriksaan EEG yang dijalani Kezsha pun tampak tidak beraturan. Kami terus berdoa korporat selama berobat jalan sekitar 3 bulan. Akhirnya, saat Kezsha diperiksa ulang, sinusitis Kezsha dinyatakan sembuh. Klep jantung bocor yang ditumbuhi bakteri, dinyatakan bersih dan NORMAL. Dokter memperkirakan akan terjadi kejang-kejang lagi pada bulan ke-6, tetapi kenyataanya TIDAK TERJADI. Kami percaya, lewat kuasa doa korporat, Tuhan Yesus sudah menyembuhkan Kezsha! (Bowo – Nita Sudaryanto, PKS)