//Built Different

Built Different

I am just built different!” ialah ucapan yang sangat populer di kalangan anak muda pada tahun 2020, yang kemudian sempat kembali dipopulerkan oleh seorang selebritas pria kekar pada tahun 2021. Lewat video singkat di sosial media, sang selebritas kekar memamerkan kemampuannya memecahkan telur dengan cara yang tidak biasa. Dia menjepit telur di siku sisi dalam, lalu memecahkan telur itu dengan himpitan otot bisepsnya. Tidak ada yang tahu motivasinya, mungkin dia flexing saja agar orang lain kagum atau hanya sebagai lelucon agar orang lain tertawa.

 

Video memecahkan telur tersebut menjadi viral, sehingga banyak warganet meniru dan tentu ada saja di antara mereka yang membuat video reaksi untuk mengolok-olok. Salah satunya, seorang wanita muda yang kurus dan tidak kekar sama sekali ternyata bisa memecahkan telur memakai cara yang sama dan dengan mudah.

 

Maksud frasa “built different” adalah untuk menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan unik atau berbeda, dan dengan demikian, lebih baik daripada orang lain. Mungkin dia telah membangun kemampuannya dengan cara yang tidak sama, melakukan latihan lebih keras, dan mempelajari keahliannya dengan porsi yang lebih banyak.

 

Pria kekar yang memulai tren memecahkan telur dengan otot biseps tersebut membentuk otot-ototnya dengan latihan keras serta mengatur pola makannya dengan ketat, dan olok-olok dari orang lain tidak dapat menyangkal keberhasilannya itu. Terlihat dari akun-nya, hingga saat ini dia tetap melanjutkan latihan fisiknya. Secara mental juga dia tidak terpengaruh melihat dia diolok-olok warganet, bahkan sering dia justru ikut olok-olok orang dan menertawakan dirinya sendiri. Mungkin dia benar-benar “built different”, “dibangun berbeda”.

 

Di Alkitab, kita juga diibaratkan sebagai bangunan, dengan Yesus sebagai ahli bangunannya. Penulis kitab Ibrani pun menyatakan, “Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati daripada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah,” (Ibr. 3: 4-5). Kita dibangun oleh Allah, karena Dia yang menciptakan kita. Namun, proses pembangunan itu belum selesai sama sekali.

 

Dosa yang dibuat oleh manusia sejak awal mula membuat kita secara roh rusak. Itulah sebabnya, Allah sedang terus melakukan “renovasi” di dalam diri kita. Seumpama bangunan, di depan diri kita bagai masih ada tulisan: “Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan selama proses pembangunan berlangsung.” Kita belum sempurna, masih sangat berantakan, meski sudah berstatus milik Allah. Sudah sewajarnya kita masih berlaku keliru, masih berespons salah, atau masih takluk oleh kendali emosi yang negatif.

 

Namun, kita tidak bisa terus-menerus berantakan dengan dalih “masih dalam proses renovasi”. Kita harus terus berbenah. Masih direnovasi bukan alasan untuk kita tidak berubah atau untuk menuntut orang lain supaya menerima dan memaklumi kita apa adanya. Justru, kemajuan dalam proses renovasi itu harus nyata, baik kepada diri kita sendiri maupun kepada orang lain. Tidak ada proses yang berjalan tanpa kemajuan hasilnya.

 

Kemajuan hasil renovasi harus terjadi sesuai dengan rancangan dari Sang Ahli Bangunan. Karena Tuhan Yesus yang membangun kita, kita harus mendengar dan menuruti arahan-Nya. Jangan sampai kita salah bangun karena memaksa diri berubah menuruti perkataan orang lain. Kita mungkin takut ditolak, takut disindir, takut dikritik, dan takut tidak disukai, sehingga kita membangun hidup kita hanya untuk menyenangkan orang lain. Ini bisa saja terlihat indah di luar, tetapi rapuh di dalam dan akan terlihat sama dengan yang lain. Tidak kuat dan tidak unik. Padahal, Tuhan membangun kita dari dalam dengan dasar yang kuat, yaitu Kristus sendiri, untuk menjadi kehidupan yang menggambarkan diri-Nya dengan unik dan berbeda dari orang lain. Hanya rancangan-Nya itulah yang akan membangun kita dengan tepat menuju kesempurnaan hasilnya, ketika pada akhirnya kekuatan di dalam kita memancarkan gambaran-Nya yang sempurna ke luar. We are built different, each of us, and we should follow the plan and celebrate the uniqueness!

 

Pertanyaannya, seberapa sering dan lekat kita mengikuti rancangan pembangunan Tuhan atas diri kita? Jawabannya menentukan hasil perubahan diri kita sendiri.

2023-02-25T09:50:17+07:00