Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13)
Dengan perubahan dunia usaha yang semakin menantang sebagai dampak dari pandemi Covid-19, setiap pebisnis dan pemimpin dalam pekerjaan perlu melatih tim kerjanya agar memiliki mentalitas yang tangguh atau “tahan banting”. Mentalitas tahan banting adalah modal utama menghadapi serta menaklukkan berbagai tantangan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam dunia kerja, dan karenanya sangat diperlukan pada masa sulit seperti sekarang. Berikut adalah beberapa cara praktis untuk melatih mentalitas tahan banting dalam tim kerja yang Anda pimpin.
1.Tantang tim Anda melakukan sesuatu yang sebelumnya takut mereka coba
Diskusikan terlebih dahulu tujuan atau maksud pelatihan ini. Kumpulkan seluruh tim kerja Anda, dan setelah menjelaskan tujuannya, mintalah setiap orang dalam tim menulis beberapa hal yang paling mereka masing-masing takut untuk lakukan (atau yang membuat mereka merasa tidak percaya diri). Contohnya, ada orang yang takut melakukan presentasi di depan dewan direksi, ada orang yang tidak percaya diri ketika menyelesaikan pekerjaan sebelum tenggatnya karena takut dianggap terburu-buru dan justru melakukan kesalahan, dan sebagainya. Selanjutnya, tantang setiap orang dalam tim untuk melakukan hal yang mereka takuti itu. Bahkan, Anda dan anggota tim yang lain dapat juga memberikan dukungan atau bantuan seperlunya. Dengan demikian, tim kerja Anda belajar menghadapi dan menaklukkan ketakutan mereka, sehingga memperkuat mentalitas yang tangguh.
2. Latih tim Anda untuk memberikan ide atau pendapat dengan percaya diri
Dalam forum rapat atau diskusi, tantang setiap anggota tim kerja Anda untuk berani menyatakan ide atau pendapat mereka. Lontarkan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pemikiran mereka dan dorong mereka untuk berpendapat secara kritis dan logis serta berani mengungkapkannya di hadapan forum secara yakin. Lakukan hal ini setiap kali ada rapat atau diskusi. Dengan cara ini, lambat laun tim Anda akan makin terbiasa berpikir kritis dan logis, lalu berani dan percaya diri dalam mengungkapkannya.
3. Latih tim Anda untuk saling memberi dan menerima kritik yang objektif tanpa sakit hati
Secara rutin, misalnya seminggu sekali, sebagai pemimpin tim Anda perlu memberikan masukan objektif, baik yang positif (hal-hal yang baik, capaian prestasi atau target, dll) maupun negatif (kekurangan atau kelemahan) kepada tim kerja Anda. Selain itu, biasakan setiap anggota tim untuk saling memberi dan menerima masukan (pujian maupun kritik) secara objektif tanpa terkait dengan rasa suka atau tidak suka kepada individu yang memberi/diberi masukan. Melalui cara ini, Anda menanamkan pemahaman kepada seluruh tim Anda dan melatih pikiran mereka untuk memberi serta menerima masukan dengan pikiran positif, sehingga mudah melakukan perubahan atau perbaikan yang diperlukan.
4. Tantang tim Anda melakukan satu hal sulit setiap minggunya
Setiap akhir pekan hari kerja, kumpulkan seluruh tim Anda dan mintalah mereka menulis satu pekerjaan atau capaian yang cukup sulit yang mereka akan jadikan tantangan untuk dilakukan dalam satu minggu ke depan. Contohnya, jika tim Anda adalah tim penjualan, Anda bisa menantang mereka untuk menentukan target penjualan mingguan yang lebih tinggi 10% pada minggu berikutnya; atau jika tim Anda adalah tim pemasaran, mereka dapat menentukan target mengontak lebih banyak calon pelanggan baru; dan sebagainya. Cara ini akan melatih tim Anda untuk melampaui capaian yang sudah biasa mereka raih.
5. Latih cara berpikir yang tidak menghakimi diri sendiri dalam tim Anda
Banyak orang terbiasa menyalahkan atau mengkritik diri sendiri secara berlebihan. Kesalahan bisa saja dan tentu terjadi sewaktu-waktu, tetapi Anda sebagai pemimpin perlu rutin melatih tim kerja Anda cara berpikir yang sehat, yang tidak menuduh, menyalahkan, dan mengkritik diri sendiri secara berlebihan sehingga membawa kepada kondisi putus asa atau kecewa yang tidak produktif. Anda bisa melakukannya seminggu sekali, misalnya dalam pertemuan sesi motivasi dengan tim Anda, dengan tiga langkah sederhana:
- Langkah 1: Awareness – Sikap menyadari bahwa banyak hal dalam dunia ini yang tidak bisa kita kendalikan. Terima saja segala hal yang tidak dapat kita kendalikan (termasuk orang, situasi, benda, kondisi, dll) tanpa berusaha mengubahnya dan tanpa stres memikirkannya.
- Langkah 2: Acceptance – Sikap menerima diri dan segala hal lain sebagaimana apa adanya, dalam segala keunggulan/kekuatan maupun kekurangan/kelemahan. Ini berarti sikap yang tetap berusaha dengan maksimal dan terbaik, sambil berbesar hati untuk menerima hasilnya.
- Langkah 3: Action – Ambil tindakan praktis dan nyata dalam segala situasi, termasuk untuk mengucap syukur kepada Tuhan untuk hal-hal yang memang patut disyukuri. Contohnya, untuk pekerjaan yang masih ada, kondisi kesehatan yang baik, kemampuan dan keterampilan kerja yang memadai, tim kerja yang solid dan mendukung, kesempatan untuk belajar dan melakukan perbaikan, dll.
6.Latih tim Anda membicarakan hal-hal yang positif
Banyak penelitian menyatakan bahwa berbicara kepada diri sendiri dengan motivasi positif merupakan hal yang sangat baik untuk melatih kekuatan mental. Latih mereka mengucapkan hal-hal baik seperti “saya pasti bisa”, “saya mampu”, “kita akan selesaikan bersama”, dan sebagainya. Ini akan melatih pikiran tim Anda untuk berfokus pada hal-hal yang positif, bukan pada masalah atau rintangan yang menghalangi. Jika perlu, lakukan latihan ini dengan kesepakatan menerapkan larangan mengeluh tanpa mengusulkan solusi, yang mengandung sanksi bagi yang melanggar.
7. Tantang tim Anda melakukan satu perbaikan atau peningkatan setiap bulan
Tantang tim yang Anda pimpin untuk berkreasi melakukan berbagai perbaikan atau peningkatan dalam area kerja mereka masing-masing. Tiap orang harus melakukan satu perbaikan atau peningkatan, meskipun kecil, dalam proses kerja mereka. Selanjutnya, tiap akhir bulan Anda memimpin evaluasi atas hasilnya, lalu diskusikan dengan mereka proses maupun hasil akhirnya. Berikan reward (jika ada) untuk memotivasi mereka meraih perbaikan dan peningkatan yang lebih pada bulan berikutnya.
8. Ajak tim Anda untuk berdoa dan selalu mengandalkan Tuhan
Berdoa bukan aktivitas yang khusus milik orang Kristen. Anda bisa dan perlu memimpin tim Anda untuk berdoa bersama secara rutin, misalnya seminggu sekali dalam pertemuan motivasi dan briefing mingguan. Sampaikan pula prinsip-prinsip yang alkitabiah (ayat Firman Tuhan, jika tim kerja Anda juga merupakan orang-orang percaya) yang bisa memberikan kekuatan untuk mereka bertahan dalam masa sulit sekaligus mendorong semangat mereka untuk terus berjuang ke depannya. Anda juga bisa berbagi secara singkat tentang cara-cara praktik iman kepada Tuhan secara praktis agar tim Anda terlatih untuk mengandalkan Tuhan senantiasa dalam pekerjaan dan usaha mereka. Salah satu contoh bagian Firman Tuhan yang penting dan baik sebagai pegangan dalam kekuatan dan cara berpikir yang sehat ialah Filipi 4:13, yang dapat Anda gunakan dalam pelatihan iman bagi tim Anda ini.
Masa depan tidak akan menjadi makin mudah, termasuk dalam hal bisnis dan pekerjaan. Bagaimana tim kerja Anda bertahan dan berjuang, bahkan menjadi pemenang, di masa depan sangatlah tergantung pada peran Anda sebagai pemimpin dalam melatih mentalitas yang tahan banting di antara mereka. Lakukan bagian Anda, ikuti prosesnya, dan selamat menantikan hasilnya bersama tim Anda!