//Empat kitab Injil, Satu berita Injil

Empat kitab Injil, Satu berita Injil

Ada empat kitab Injil dalam Alkitab, tetapi hanya ada satu berita Injil, yaitu Yesus Kristus. Di dalam keempat kitab itu, kita dapat membaca tentang perbuatan dan perkataan Yesus dalam masa kehidupan-Nya di bumi sebagai Manusia. Kitab-kitab itu menceritakan riwayat Yesus: kelahiran-Nya, pelayanan-Nya, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya. Berita inti tentang Yesus Kristus yang sama diceritakan dari empat sudut pandang yang berbeda dan saling melengkapi.

Para penulis Injil

Kitab-kitab Injil ditulis dalam bahasa Yunani hampir 2000 tahun yang lalu oleh para saksi mata yang mengenal Manusia Yesus secara langsung. Penulis yang pertama adalah Markus, yang menulis pada tahun 70 SM, yaitu kira-kira 40 tahun sesudah Yesus mati dan bangkit. Markus dimuridkan oleh Petrus, yang menyebutnya anak rohani (1 Ptr. 5:13) dan dimuridkan oleh Paulus (Kis. 12:25; 2 Tim. 4:11; Fil. 1:24). Markus yang juga disebut Yohanes ini ikut dalam perjalanan penginjilan Paulus yang pertama (Kis. 13:5-13). Sepertinya, Injil Markus ditulis untuk orang Roma, karena memuat penjelasan tentang adat, tempat, dan kebiasaan orang Yahudi. Yang ditegaskan dalam kitab tulisan Markus ini adalah pelayanan Yesus sebagai seorang hamba.

Selanjutnya, Injil Matius ditulis antara tahun 80 dan 90 SM. Matius adalah salah satu rasul yang dipanggil oleh Yesus sendiri. Sebelumnya, Matius adalah pemungut cukai (Mat. 10:3), orang Yahudi dari daerah Galilea. Sudah jelas bahwa Matius menulis Injil untuk menerangkan bahwa Yesus menggenapi semua nubuatan dalam Perjanjian Lama tentang kedatangan Mesias. Lebih dari 40 ayat dari Perjanjian Lama disebut atau dikutip dalam Injil Matius. Tampaknya, kitab Matius ditulis oleh orang Yahudi (Matius) tentang orang Yahudi (Yesus) bagi orang Yahudi (lingkungan masyarakat mereka). Di dalamnya banyak muncul penyebutan dan pembahasan tentang Kerajaan Allah dan semuanya menegaskan bahwa Yesus adalah Raja dan keturunan Daud.

Penulis Injil berikutnya adalah Lukas, yang menyertai Paulus dalam perjalanan penginjilannya yang ketiga dan dalam perjalanannya ke Roma (2 Tim. 4:11; Fil. 1:24). Dia disebut tabib yang dikasihi (Kol. 4:14), paling tepat dalam menjelaskan jenis penyakit orang (Luk. 5:12; 6:6), dan paling akurat dalam mencatat tanggal (Luk. 3:1-2). Lukas adalah orang Yunani, dan Injil ini secara khusus ditujukan kepada seorang Yunani yang bernama Teofilus (yang dalam bahasa Yunani berarti “yang mencintai Allah” – Luk. 1:1-4). Kisah Para Rasul juga ditulis Lukas kepada Teofilus untuk memberitahukan kepadanya tentang sejarah Gereja (Kis. 1:1). Lukas menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang juga mengalami apa yang kita alami sebagai manusia.

Yang terakhir adalah Yohanes. Dia adalah orang Yahudi, seorang rasul yang mendampingi Yesus selama tiga setengah tahun masa pelayanan-Nya di bumi. Dia menulis kitab Injil kira-kira pada tahun 95 SM, sewaktu usianya sudah tua. Selain menulis Injil, Yohanes juga menulis tiga surat (1-3 Yohanes) dan kitab Wahyu. Yohanes menjelaskan latar belakang dan penyebab penulisan kitab Injil itu: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya,” (Yoh. 20:30-31). Yohanes menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Dia memulai Injilnya bukan dengan silsilah Yesus secara manusiawi, melainkan dengan perkataan bahwa Yesus adalah Firman yang kekal (Yoh. 1:1-3). Injil tulisan Yohanes menerangkan bahwa Yesus datang sebagai Anak Allah.

Bentuk penulisan Injil

Dari keempat Injil, jelas terlihat bahwa tiga kitab yang pertama menceritakan banyak hal yang sama. Injil Matius, Markus, dan Lukas disebut kumpulan “Injil sinoptik” (dari bahasa Yunani “συν”, yang dibaca “syn” dan artinya “bersama”; dan “οψις”, yang dibaca “opsis” dan artinya “melihat”). Ketiga kitab itu memiliki banyak persamaan. Kisah, gaya bahasa, urutan waktu, dan tema isinya semua agak mirip. Sementara itu, Injil Yohanes agak berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh penekanan dan tujuan penulisannya.

Matius, Markus, dan Lukas sering menulis tentang peristiwa yang sama dengan kata-kata yang sama. Meski demikian, cerita-cerita yang sama itu ditulis dari sudut pandang yang berbeda. Ketiganya mirip dalam cerita, urutan, kronologi dan gaya penggunaan bahasa, tetapi cukup jelas bahwa ada perbedaan dalam penekanan yang ditegaskan. Semuanya saling meneguhkan (memberi konfirmasi) tentang kebenaran yang sama. Isinya adalah kisah-kisah yang mudah dimengerti dan dipahami oleh orang biasa. Sementara itu, Injil Yohanes membicarakan sejarah Yesus yang sama, tetapi di dalamnya terdapat lebih banyak pengajaran, khusunya tentang hubungan Yesus dengan Bapa-Nya. Injil tulisan Yohanes lebih ditujukan kepada murid-murid Yesus, dengan pengajaran yang lebih dalam.

Empat sudut pandang Injil

Sering kali, keempat penulis Injil digambarkan dengan empat binatang di sekeliling takhta Allah yang disebutkan di kitab Wahyu, yaitu singa, lembu/sapi jantan, manusia, dan rajawali (Why. 4:7). Keempat binatang itu adalah lambang keempat suku Israel yang berkemah di sekeliling Tabernakel Musa, yaitu Yehuda sebagai singa, Efraim sebagai lembu, Ruben sebagai manusia, dan Dan sebagai rajawali.

Kitab-kitab Injil menunjukkan empat wajah Yesus dalam sudut pandang yang berbeda itu. Matius memperkenalkan Yesus kepada orang Yahudi sebagai Raja, yaitu singa dari suku Yehuda. Markus memperkenalkan Yesus kepada orang Romawi sebagai Hamba, seperti lembu atau sapi jantan. Lukas memperkenalkan Yesus kepada orang Yunani sebagai Anak Manusia. Yohanes memperkenalkan Yesus kepada semua orang dan khususnya kepada Jemaat Kristus sebagai Anak Allah dari surga yang digambarkan dengan burung nasar/rajawali . Bersama-sama, keempat Injil itu memberikan gambaran utuh tentang Yesus sebagai Juru Selamat umat manusia, untuk segala suku, kaum, bahasa, dan bangsa.

Garis besar isi Injil

1. Kelahiran Yesus
Cerita mengenai kelahiran Yesus terdapat dalam Injil Matius dan Injil Lukas. Dalam Injil Matius, yang ditekankan adalah kelahiran-Nya sebagai Raja. Yang disebutkan mengunjungi bayi Yesus adalah tiga orang Majus yang datang untuk menyembah seorang pemerintah yang lahir di Bethlehem menurut perkataan nabi (Mat. 1-2). Dalam Injil Lukas, yang ditekankan adalah kelahiran-Nya sebagai Anak Manusia. Dia lahir di gua dan dikunjungi oleh gembala kawanan domba (Luk. 1-2).

2. Silsilah Yesus
Silsilah Yesus ada dua sisi. Yang pertama terdapat dalam Matius 1:1-17, yang dimulai dengan Abraham. Inilah silsilah Yusuf yang menjadi suami Maria dan diberikan peran sebagai bapa dalam kehidupan Yesus. Secara legal, Yesus adalah anak Yusuf, dan karena itu Dia adalah keturunan Raja Daud serta bisa menjadi raja. Dalam Injil Lukas, dimuat silsilah Yesus dari sisi Maria (Luk. 3:23-38), yang merupakan silsilah manusiawi-Nya. Silsilah itu dimulai dengan Yesus, kemudian naik ke bapa biologis Maria lalu menelusuri semua nenek moyangnya hingga manusia pertama, Adam. Silsilah itu menunjukkan bahwa sungguh Yesus adalah Anak Manusia, karena Dia adalah keturunan Adam.

3. Baptisan Yesus
Baptisan Yesus diceritakan oleh Matius, Markus, dan Lukas. Dalam Injil Matius Allah berkata “inilah anak-Ku yang dikasihi” kepada orang banyak, tetapi dalam Injil Markus dan Lukas perkataan itu ditujukan kepada Yesus saja: “Engkaulah Anak-Ku” (Mat. 3:13–17; Mrk. 1:9–11; Luk. 3:21–23). Dalam Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis bersaksi bahwa dia melihat Roh Allah turun atas-Nya seperti burung merpati (Yoh. 1:29–33).

4. Murid Yesus
Yesus memanggil dan memilih 12 orang untuk menjadi murid-Nya, yang dipersiapkan untuk diutus sebagai rasul. Selama tiga setengah tahun mereka hidup dan berjalan bersama Yesus sebagai saksi segala perbuatan dan pengajaran-Nya (Mat. 4:18–22; Mrk. 1:16–20; Luk. 5:1–11; Yoh. 1:35–51).

5. Mukjizat Yesus
Yesus berjalan di seluruh kota dan desa dengan memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit. Kebanyakan mukjizat yang dicatat dalam Injil adalah kesembuhan, yaitu kesembuhan orang buta, orang lumpuh, orang yang berkusta. Dia menyembuhkan laki-laki dan perempuan, orang Yahudi dan orang non-Yahudi, anak-anak dan orang tua. Yesus juga mengusir roh jahat, dan di antaranya ada tujuh contoh spesifik yang diterangkan dalam Injil sinoptik, termasuk bahwa Yesus membangkitkan orang dari kematian dan Yesus berkuasa atas alam. Delapan kali kita bisa membaca tentang mukjizat jenis itu: air dijadikan air anggur dalam mukjizat pertama yang dicatat dalam Injil Yohanes (Yoh. 2); ada banyak ikan yang muncul untuk ditangkap (Luk. 5:1-11); dua kali Yesus memberi makan banyak orang dengan sumber makanan yang sangat sedikit (Mat. 14:21; 15:38); Yesus berjalan di atas air (Yoh. 6:19); Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat. 17: 1-8); Yesus meredakan badai (Mrk. 4:39); uang terdapat di mulut ikan (Mat. 17:24-27); pohon ara dikutuk dan menjadi kering (Mrk. 11:13-20); dan sesudah kebangkitan-Nya ada 153 ikan ditangkap (Yoh. 21:11). Mukjizat-mukjizat ini membuktikan kuasa Yesus, menyatakan kemuliaan-Nya, dan menjadi pelajaran atau alat peraga bagi murid-muridnya untuk meningkatkan pengertian dan iman mereka.

6. Pengajaran Yesus
Pengajaran Yesus dicatat dalam keempat Injil. Dalam Injil sinoptik, Yesus sering berbicara dengan menggunakan perumpamaan. Perumpamaan adalah cerita sederhana dengan makna dan pelajaran penting di baliknya. Yesus juga mengajarkan banyak hal penting yang praktis dengan khotbah-Nya di atas bukit (Mat. 5-7). Banyak pengajaran yang Yesus sampaikan, tetapi fokusnya adalah tentang Kerajaan Allah dan kebenaran. Kasih Allah yang sangat besar dinyatakan kepada orang yang sesat dan berdosa; percaya kepada-Nya dan hidup di dalam kasih adalah jalan kebenaran; dua perintah besar adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama (Mat. 22:40); untuk menjadi murid Yesus perlu komitmen dan kerelaan untuk mengangkat salib; dan banyak lagi. Yesus juga mengajar murid-Nya tentang doa, yaitu komunikasi dengan Bapa. Dia memberi mereka bukan saja pengajaran tetapi juga pelatihan langsung dalam melayani. Kemudian, Dia mengutus mereka untuk pergi dan memberitakan Injil (Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15-18; Luk. 24:48-49; Yoh. 20:21-23). Sementara itu, dalam Injil Yohanes Yesus banyak mengajar tentang hubungan-Nya dengan Bapa-Nya. Salah satu contohnya adalah kisah tentang Yesus mengajar Nikodemus tentang kelahiran baru dan bagaimana manusia harus dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah. Dia juga khusus mengajar murid-murid-Nya tentang kedatangan Roh Kudus.

7. Musuh-musuh Yesus
Selama tiga setengah tahun pelayanan-Nya, Yesus mendapat banyak pengikut tetapi juga memperoleh banyak musuh. Secara khusus, mereka yang menjadi musuh-Nya adalah imam-imam, ahli Taurat, orang Farisi, dan orang Saduki, yaitu para pemimpin agama. Yesus menantang mereka karena kemunafikan mereka. Kemarahan orang-orang itu timbul dan mereka berencana untuk membunuh Yesus. Akhirnya, mereka berhasil membawa Yesus di pengadilan dan menyalibkan-Nya.

8. Kematian dan kebangkitan Yesus
Keempat Injil membicarakan kematian dan kebangkitan Yesus. Dua hal itulah alasan Yesus datang ke bumi dan puncak kehidupan-Nya di bumi. Kematian dan kebangkitan Yesus diuraikan sebagai peristiwa yang penting dalam kehidupan Yesus dari empat sudut pandang (Mat. 26-28; Mrk. 15-16; Luk. 22-24; Yoh. 18-20).

 

Hubungan Injil dengan Perjanjian Lama dan penggenapan nubuatan

Kelahiran, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yaitu dalam kitab Taurat, Mazmur, dan Nabi-nabi. Yesus adalah Mesias yang menggenapi janji-janji Allah kepada Adam, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Daud, dan para nabi lainnya. Karena itu, hubungan keempat Injil dengan Perjanjian Lama sangatlah erat dan Injil tidak dapat dipahami tanpa pengertian akan hubungan ini. Berulang kali dalam Injil, ayat-ayat Perjanjian Lama dikutip sebagai konfirmasi terhadap pelayanan Yesus. Yesus sendiri berkata, “Musa menulis tentang Aku.” Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus juga menjelaskan kepada murid-Nya “yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi” (Luk. 24:27).

Bersama-sama, keempat kitab Injil memberi penjelasan dan pengertian tentang kehidupan satu Yesus Kristus yang sama, yaitu Sang Anak Manusia sekaligus Anak Allah, yang sempurna dan luar biasa.

 

2020-04-22T14:50:51+07:00