Fasilitas

Ketika kita memesan tiket untuk melakukan perjalanan dengan pesawat, maskapai penerbangan umum menawarkan beberapa kelas tiket: mulai dari kelas Utama (First Class), kelas Bisnis, sampai kelas Ekonomi. Masing-masing kelas tiket dijual dengan tingkat harga yang berbeda berdasarkan fasilitas yang berbeda pula.

Dalam beberapa perjalanan, saya mendapatkan kesempatan untuk terbang dengan tiket kelas Bisnis. Bagi penumpang di kelas Bisnis, tersedia fasilitas ruang tunggu eksekutif dengan berbagai makanan dan minuman lezat yang bisa dinikmati sepuasnya, masuk pesawat lebih awal, dan berbagai fasilitas menarik lain yang lebih nyaman daripada yang didapat pemegang tiket kelas Ekonomi. Sayangnya, beberapa kali saya tidak bisa menikmati fasilitas-fasilitas ekstra tersebut karena saya datang terlalu mendekati jadwal keberangkatan pesawat, sehingga setibanya di bandara saya harus langsung berlari-lari menuju gerbang masuk ke pesawat. Akibatnya, jangankan menikmati sajian lezat di ruang tunggu eksekutif, fasilitas ruang tunggu eksekutif itu justru terlewatkan begitu saja, serta fasilitas masuk pesawat lebih awal juga hilang karena saya bahkan agak terlambat memasuki ruang tunggu. Kalau sudah begini, saya sendirilah yang rugi, karena sudah membayar ekstra tetapi tidak menikmati semua fasilitas yang telah disediakan dengan maksimal.

Tentu, saya tidak menyukai situasi rugi karena gagal menikmati fasilitas yang sebenarnya telah tersedia untuk saya seperti ini. Saya pun kemudian menganalisis dan berintrospeksi. Sebenarnya hal ini terjadi karena saya kurang bisa mengelola waktu yang ada, sehingga tidak cukup waktu untuk berangkat pada waktu yang aman agar leluasa menikmati fasilitas yang tersedia. Wah, ternyata ini serupa dengan pengalaman hidup kita sebagai anak Tuhan!

Sesungguhnya, telah tersedia bagi kita masing-masing jaminan dan kuasa yang kita terima oleh iman sebagai anak Tuhan. Ini luas sekali wujudnya; jaminan untuk hidup merdeka dalam kebenaran, bebas dari penilaian orang lain, bebas dari rasa khawatir, bebas dari belenggu kemarahan, kuasa untuk menyembuhkan, kuasa untuk mengusir rasa takut, kuasa untuk melawan kesedihan, kuasa untuk mengampuni dan memberkati, serta banyak lagi lainnya. Namun, tak jarang terjadi banyak anak Tuhan tidak bisa menikmati segala jaminan dan kuasa ini. Mereka hidup sama seperti orang dunia yang tidak punya “fasilitas” apa-apa; hidup penuh kekhawatiran, kesedihan, penyesalan, penyakit, iri hati dan dendam, dan banyak hal lain yang membuat hidup mereka menjadi sulit dan menghalangi aliran damai sejahtera dari Tuhan kepada hati dan hidup mereka. Betapa ruginya!

Mari kita jujur menganalisis. Sering kali, kita lebih menaruh pengharapan dan lebih memperhatikan hal-hal lahiriah, lebih mengandalkan jiwa dan pikiran kita, dan lebih mengutamakan pendapat diri sendiri. Tanpa sadar, kita tidak mau menghidupi kebenaran Firman Tuhan dan kita merasa lebih tahu bagaimana harus hidup, tanpa merasa perlu dituntun oleh Firman Tuhan. Cara hidup inilah yang akhirnya membuat kita tidak bisa menikmati jaminan dan kuasa dari Tuhan secara maksimal.

Nah, ini waktunya bagi kita untuk bertobat. Jangan menjadi seperti saya, yang mempunyai tiket pesawat kelas Bisinis tetapi rugi karena gagal menikmati fasilitas yang tersedia. Mari kita memperhatikan bagaimana kita hidup. Ingatlah bahwa hidup di dalam segala kelimpahan di dalam kebenaran Tuhan telah tersedia bagi kita sebagai anak-anak Tuhan; jangan terus hidup seperti orang dunia yang tidak mengenal Tuhan, tetapi hiduplah seperti anak Tuhan. Ada jaminan dan kuasa Allah yang telah kita terima sehingga kita bisa dan layak untuk hidup merdeka, penuh kelimpahan, dan terpelihara oleh damai sejahtera di dalam kasih dan kebenaran Tuhan.

Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” – 2 Petrus 1:3

2019-10-23T11:23:33+07:00