///Gereja yang Bertumbuh dalam Perjalanan Rohani

Gereja yang Bertumbuh dalam Perjalanan Rohani

Di dalam Alkitab, Gereja digambarkan dengan tiga metafora yang sangat penting, yaitu: Tubuh Kristus, keluarga Allah (Bapa), serta bait Roh Kudus (Ef. 2:11-22). Pada edisi bulan ini, kita akan melihat bahwa kita telah ditentukan oleh Allah sebelum dunia dijadikan untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, dengan Yesus Kristus sebagai yang Sulung di antara banyak saudara, yaitu kita sebagai anak-anak Allah. Artinya, kita pun ditentukan untuk hidup dalam keluarga Allah. “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara,” (Roma 8:29, TB).

 

Sebagai anak-anak di dalam keluarga, Gereja tentu  mengalami proses pertumbuhan rohani. Proses ini diuraikan oleh Yohanes dalam surat Yohanes pertama:

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan Firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat,” (1 Yoh. 2:12-14, TB).

 

Seperti pertumbuhan manusia secara alamiah terjadi di dalam lingkungan keluarga, kita hanya dapat bertumbuh mencapai kedewasaan bila kita hidup di dalam keluarga Allah. Di dalam lingkungan keluarga rohani inilah kita secara alamiah saling menolong dalam proses pertumbuhan rohani. Pola perjalanan atau proses pertumbuhan ini adalah sesuai dengan yang dijelaskan oleh Yohanes: dimulai dari tahap Kristen anak, memasuki tahap Kristen orang muda, dan akhirnya mencapai tahap Kristen bapa. Setiap tahap pertumbuhan mempunyai perkembangannya masing-masing, termasuk dalam hal kebutuhan rohani yang harus terpenuhi. Jika kebutuhan rohani tidak terpenuhi, terjadilah kekurangan gizi rohani (malnutrisi), yang akan menghambat pertumbuhan rohani. Untuk mencegahnya, kita harus sering memeriksa kesehatan diri kita (“check-up”) secara rohani dan memastikan bahwa kondisi rohani kita sesuai dengan tahap pertumbuhan rohani kita.

 

Orang Kristen Anak

Orang Kristen yang baru saja lahir baru perlu mendapatkan makanan rohani yang sesuai usianya, yaitu “susu rohani”. Yang dimaksud “susu rohani” adalah dua kebutuhan mendasar yang menjadi fondasi kerohanian mereka:

 

  1. Mengerti bahwa dosa-dosanya sudah diampuni (1 Yoh. 2:12,14)

Orang Kristen anak sangat perlu segera mendapat pengajaran dasar tentang keselamatan. Mereka perlu mengerti bahwa dosa-dosanya sudah diampuni dan mereka sudah diselamatkan oleh penebusan Kristus. Kata dosa di sini mengandung makna kolektif, yaitu “segenap/segala dosa”. Alkitab bahasa Indonesia versi Terjemahan Lama menuliskannya, “Hai anak-anakku, aku menyuratkan bagimu sebab segala dosamu telah diampuni karena nama Kristus,” (TL-1954). Orang Kristen anak sangat perlu mengetahui bahwa segala dosanya (dosa pada masa lalu, masa kini, serta masa depannya, bahkan dosa asalnya) telah diampuni oleh Kristus dengan pengorbanan nyawa-Nya di kayu salib. Dengan demikian, mereka akan mengerti pula bahwa semua orang yang percaya akan penebusan Kristus di kayu salib mendapatkan pembenaran saat itu juga. Oleh penebusan itu, mereka kini dipandang sebagai orang yang tidak bersalah di hadapan Tuhan. Inilah kebutuhan orang Kristen anak: mendapatkan pencerahan bahwa mereka adalah orang-orang benar, yang telah diselamatkan, yang telah mendapatkan hidup kekal. Apakah orang Kristen sejati dapat mengetahui bahwa mereka telah mendapatkan hidup yang kekal? Menurut 1 Yohanes 5:10-13, orang-orang yang percaya kepada kesaksian Alkitab dapat “tahu” bahwa mereka “telah” memiliki hidup yang kekal. Karena itulah, orang Kristen anak harus diajar dalam kebenaran ini, sampai mereka mendapatkan pencerahan tentang kepastian keselamatan mereka. Tanpa pengertian ini, mereka tidak akan bertumbuh kuat dan tidak akan mampu melanjutkan perjalanan rohani mereka dengan sehat. Banyak orang Kristen anak yang telah lama menjadi Kristen tetap mandek di dalam tahap bayi-bayi rohani dan tidak bertumbuh sehat karena tidak mengerti kebenaran yang mendasar ini.

 

  1. Mengenal Allah sebagai Bapa

Kebutuhan mendasar kedua yang sangat perlu didapat oleh setiap orang Kristen anak adalah mengenal Allah sebagai Bapa. Artinya, orang Kristen anak perlu terus menerus memiliki hubungan yang dekat (intim) dengan Allah Bapa. Jika mereka memiliki hubungan intim dengan Bapa di surga, timbul rasa aman dan keyakinan iman di dalam diri mereka bahwa Allah Bapalah sumber kehidupan mereka, yang tidak akan pernah meninggalkan mereka. Mereka tidak akan mudah goyah atau khawatir akan hidup mereka (“apa yang harus mereka makan dan pakai”), tetapi dapat berfokus untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya (Mat. 6:23-33). Selain itu, dengan mengenal bahwa Allah adalah Bapa, mereka pun semakin yakin akan status “anak” di dalam diri mereka, yaitu identitas rohani kita yang mendasar di hadapan Allah. Banyak orang sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen tetapi belum mengetahui “siapa dirinya”, sehingga mengalami krisis identitas yang menyebabkan problem-problem emosional yang parah. Tanpa pengertian akan identitas diri sebagai anak Allah dan pengenalan akan Allah sebagai Bapa, mereka jadi mengalami pertumbuhan rohani yang terhambat.

 

 

Orang Kristen Muda

Seorang Kristen anak bagaikan anak kecil yang masih sangat tergantung pada orang tuanya. Segala kebutuhannya diurus dan disediakan oleh orang tuanya: disuapi, dimandikan, digantikan pakaian, ditemani tidur, dan lain-lain. Saat ada kebutuhan-kebutuhan mendasar, orang tua pasti segera menyediakannya bagi si anak kecil, bahkan sebelum anak kecil itu meminta. Namun, ketika anak itu mulai bertumbuh lebih besar, tingkat kebergantungannya pada orang tua pun menurun. Demikian pulalah orang Kristen yang telah mulai bertumbuh, yang dalam uraian Yohanes disebut orang Kristen muda. Untuk orang-orang Kristen muda, orang tua mereka perlu mulai mengajarkan hidup mandiri, agar mereka mampu melangkah maju menjalani hidup dengan kuat. Setelah semasa Kristen anak mereka lebih banyak dibantu dalam tantangan kehidupan dan dilindungi dari serangan musuh, kini mereka mulai diajar dan dilatih untuk menghadapi tantangan dan serangan itu sendiri. Apa saja tantangan dan serangan itu? Wujudnya banyak: kuasa dosa, dunia, setan, dan kedagingan; yang semuanya berusaha menjatuhkan mereka agar terikat dengan berbagai kejahatan. Karena itu, orang Kristen muda harus dilatih memerangi kejahatan sekaligus kuat di dalam iman akan jaminan kemenangan atas kejahatan itu. Lalu, apakah tepatnya kebutuhan orang Kristen muda agar mereka dapat menjadi mandiri dalam peperangan mengalahkan yang jahat?

 

  1. Firman Tuhan berdiam di dalam mereka

Agar terlatih dalam kekuatan untuk mengalahkan musuh, orang Kristen harus hidup seperti carang yang terus-menerus tinggal di dalam Kristus. Artinya, mereka senantiasa hidup di dalam Firman dan Firman terus-menerus tinggal di dalam diri mereka (Yoh. 15:1-8), melalui perenungan dan melakukan Firman sehari-hari. Ini adalah praktik disiplin rohani yang paling mendasar. Lewat disiplin “saling tinggal” dengan Firman, orang Kristen mendapat kekuatan rohani sehingga tidak perlu bergumul dengan kekuatan manusiawinya sendiri untuk mengalahkan kejahatan. Alhasil, kehidupan mereka pun menghasilkan buah. Seperti ranting pohon anggur yang melekat pada pokoknya, demikianlah Kristen orang muda yang melekat (manunggal) dengan Firman. Mereka mendapat kekuatan dari nutrisi rohani oleh Firman itu, hingga dapat mengalahkan kejahatan dan menghasilkan buah.

 

  1. Menjadi kuat dalam kasih karunia

Siapakah orang Kristen yang kuat dan sanggup mengalahkan kejahatan? Bukan orang yang menggunakan kekuatan dari dirinya sendiri, mengandalkan yang mengandalkan kekuatan kasih karunia Tuhan (2 Tim. 2:1; Ef. 6:10). Kasih karunia adalah kekuatan Allah sendiri, yang diberikan kepada kita agar kita dapat mengalahkan kejahatan dan melakukan kehendak Tuhan. Dari manakah kita dapat memperoleh kekuatan tersebut? Tuhan telah menyediakan sarana atau salurannya. Dia bukan hanya memberikan kasih karunia kepada kita tetapi sekaligus menyediakan sarana atau salurannya untuk kita menerima kasih karunia itu. Sarana kasih karunia itu adalah disiplin-disiplin rohani. Orang Kristen muda perlu belajar dan melatih diri untuk melakukan disiplin-disiplin rohani agar kekuatan kasih karunia itu bekerja. Hal ini seperti sebuah telepon genggam yang tidak mungkin berfungsi jika tidak mendapatkan energi melalui proses pengisian daya listrik. Orang Kristen tidak akan mungkin mendapatkan kasih karunia kekuatan untuk mengalahkan kejahatan tanpa menggunakan sarana disiplin rohani terus-menerus. Dalam tahap pertumbuhan muda, orang Kristen sangat perlu membiasakan diri mempraktikkan disiplin rohani secara mandiri agar mengalami kasih karunia itu setiap hari.

 

 

Orang Kristen Bapa

Tujuan akhir perjalanan rohani orang Kristen, adalah menjadi Kristen bapa. Selain proses pertumbuhan yang tak pernah berhenti menuju keserupaan dengan Kristus, ini adalah tingkat pertumbuhan yang paling akhir, yang berarti orang Kristen tersebut bukan hanya dewasa rohani secara pribadi, tetapi juga mampu berfungsi menjadi bapa/ibu rohani yang mengayomi orang Kristen anak dan orang Kristen muda. Siapa itu orang Kristen bapa? Mereka adalah orang Kristen yang sudah lebih banyak memiliki pengalaman dan pengenalan dengan Allah, termasuk sudah memahami rencana Allah yang dari semula, yaitu maksud abadi Allah, bagi segala sesuatu. Dengan demikian, orang Kristen bapa mampu memandang segala sesuatu dari perspektif Allah, bukan lagi mengukur atau menilai menurut cara pandang kepentingan atau keinginan diri sendiri. Kebutuhan pertumbuhan orang Kristen pada tahap kerohanian ini adalah berfungsi. Maka, orang Kristen bapa perlu membapai serta memimpin orang Kristen anak dan orang Kristen muda. Mereka perlu berfungsi sebagai pemimpin-pemimpin yang berhati bapa, memperlengkapi generasi yang lebih muda rohani sesuai dengan karunia-karunia yang dipercayakan. Tanpa kebutuhan berfungsi ini terpenuhi, orang Kristen bapa dapat terhambat pertumbuhannya menuju keserupaan dengan Kristus. Kita dapat melihat sendiri betapa banyaknya orang Kristen lama di berbagai gereja lokal tidak berfungsi untuk melayani dan membimbing orang-orang Kristen lain sebagai mentor-mentor rohani, lalu jadi mengalami stagnasi dalam kerohanian hingga akhirnya keluar dari gereja lokal dan membuat pelayanan-pelayanan sendiri yang independen dari gereja. Ini karena orang Kristen bapa pada dasarnya punya banyak hal untuk dibagikan dan punya kebutuhan untuk memperlengkapi orang lain.

 

Kita semua sebagai Gereja perlu serius memperhatikan kebutuhan setiap tahap kerohanian anggota kita. Kita masing-masing harus berfokus untuk bertumbuh sesuai dengan ketiga tahap pertumbuhan rohani yang diuraikan ini, agar pada akhirnya kita dapat mencapai keserupaan dengan Kristus yang sempurna. Mari bertumbuh bersama sebagai Gereja yang sejati melalui perjalanan rohani yang Firman Tuhan ajarkan.

2022-06-28T09:36:41+07:00