///Gereja yang Mempraktikkan Semua Karunia

Gereja yang Mempraktikkan Semua Karunia

Dalam edisi bulan ini, kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang Gereja zaman akhir. Petrus menulis surat yang kita kenal dengan kitab 1 Petrus tentang bagaimana kita harus hidup sebagai Gereja zaman akhir. Mari kita baca salah satu bagian terpenting di dalamnya, dalam berbagai versi terjemahan Alkitab.

 

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.” (1 Ptr. 4:10-11, TB)

 

Sebagai tanda kebaikan hati Allah, kita masing-masing sudah menerima kemampuan yang berbeda-beda dari Roh Allah. Dan semua kemampuan itu diberikan supaya kita saling melayani. Jadi kita masing-masing bertanggung jawab untuk memakai kemampuan itu dengan baik.” (1 Ptr. 4:10, TSI)

 

As each one has received a gift, minister it to one another, as good stewards of the manifold grace of God.” (1 Ptr. 4:10, NKJV)

 

Menurut ayat-ayat ini, sebagai “pengurus yang baik dari kasih karunia” Allah, kita harus menggunakan semua karunia yang dipercayakan bagi kita untuk saling melayani. Dalam bahasa Yunani, “kasih karunia” dalam bahasan ini ditulis sebagai “berbagai macam kasih karunia” (“manifold grace of God” – NKJV). Dalam Alkitab terjemahan TSI, sebutannya ialah bahwa “semua kemampuan” telah diberikan kepada jemaat. Ini berarti jemaat zaman akhir adalah jemaat yang mempraktikkan semua karunia untuk saling membangun, sehingga seluruh Tubuh Kristus dapat dibangun untuk mencapai kepenuhannya. Tanpa para anggotanya menggunakan semua karunia untuk saling membangun, Gereja mustahil mencapai kedewasaannya.

 

Padahal, bagaimana kondisi Gereja saat ini?

 

Sering kali, ditemukan bahwa Gereja masa kini cenderung menganggap karunia-karunia kurang penting dibandingkan dengan karakter. Banyak orang Kristen menganggap karunia-karunia itu tidak penting; yang penting adalah kasih saja. Memang, karunia tanpa kasih adalah sia-sia, tetapi kasih pun sudah seharusnya berbuah dalam praktik karunia-karunia. Jika kita tidak mempraktikkan semua karunia untuk membangun Tubuh Kristus, kita pun sebagai anggota Tubuh Kristus tidak akan mencapai kedewasaan karakter, sehingga Tubuh Kristus secara keseluruhan tidak akan mencapai kedewasaannya.

 

Di sisi lain, marak pula fenomena bahwa orang Kristen tidak mempergunakan karunia-karunia untuk membangun Tubuh Kristus, tetapi hanya untuk membangun “nama” pelayanannya atau organisasinya sendiri. Misalnya, segala praktik karunia dikaitkan dan dilabeli dengan nama pelayanan/organisasi tertentu, tanpa disalurkan untuk memberkati dan membangun sesama anggota Tubuh Kristus. Akibatnya, yang menonjol hanyalah nama-nama yang diutamakan itu, bukan Kristus sebagai Sumber dan Kepala Gereja; dunia tidak melihat Tubuh Kristus yang dewasa.

Lalu, bagaimanakah caranya membangun Tubuh Kristus? Caranya adalah “melayani seorang akan yang lain” di dalam Tubuh Kristus. Agar bisa dilakukan dengan efektif, wadah dan ekosistemnya haruslah berukuran ideal, yaitu komunitas kecil, seperti komunitas kecil murid-murid Yesus yang terdiri dari 12 orang. Apa yang harus dilakukan untuk mempraktikkan semua karunia dalam komunitas-komunitas kecil dalam konteks saling melayani ini?

 

Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.” (1 Kor. 14:26, TB)

 

Kata “membangun” (“oikodomeo” dalam bahasa Yunani) di sini mempunyai arti “membangun rumah (kediaman) Tuhan”. Ketika semua orang (tiap-tiap orang) berkontribusi, bukan hanya orang tertentu saja, seluruh rumah Tuhan itu terbangun.Gereja mula-mula pada zaman rasul-rasul mempraktikkan karunia-karunia untuk saling membangun di dalam jemaat, sehingga Tubuh Kristus bertumbuh semakin dewasa.

 

Sekarang, marilah kita melihat secara praktis bagaimana kita dapat membangun Tubuh Kristus dalam komunitas kecil (unit dasar Gereja), sehingga Tubuh Kristus makin bertumbuh dewasa.

 

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” (1 Kor. 12:4-6, TB)

 

Dalam Tubuh Kristus, Allah Tritunggal berdiam, dan berbagai macam karunia dari Roh Kudus, Yesus dan Bapa telah tersedia.

 

A. Roh Kudus memanifestasikan sembilan karunia manifestasi Roh (1 Kor. 12:4; 7-11). Inilah karunia-karunia supraalami yang disediakan Tuhan untuk membangun Tubuh Kristus. Tubuh Kristus tidak dapat dibangun dengan hikmat dan kekuatan manusia yang alamiah, tetapi harus dengan hikmat dan kuasa yang supraalami, yaitu melalui karunia-karunia manifestasi Roh Kudus. Karunia-karunia manifestasi Roh inilah “alat pembangunan” rohani Tubuh Kristus yang sangat penting. Tubuh Kristus adalah rumah rohani (1 Ptr. 2:5), yang hanya dapat dibangun dengan “alat-alat” yang rohani pula.

 

B. Karunia juga berbentuk lima pelayanan Tuhan Yesus (1 Kor. 12:5; Ef. 4:7-12). Pelayanan-pelayanan ini merupakan “agenda” dalam pembangunan Tubuh Kristus/rumah rohani. Sebelum naik ke surga, Yesus telah memberikan “agenda kerja” bagi orang-orang percaya, dalam bentuk fungsi-fungsi pelayanan: rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita injil, pengajar-pengajar, dan gembala-gembala. Tujuan Yesus dengan pemberian-Nya ini ialah untuk memperlengkapi orang-orang percaya untuk melakukan “pekerjaan” (bentuk tunggal) “pelayanan” (bentuk tunggal) bagi pembangunan Tubuh Kristus. Artinya, kelima fungsi tersebut adalah untuk memperlengkapi orang-orang kudus agar dapat melakukan “pekerjaan pelayanan” (bentuk tunggal) itu, yaitu pembangunan Tubuh Kristus, bukan sembarang pelayanan yang tidak ada kaitannya dengan pembangunan Tubuh Kristus. Gereja harus melakukan agenda pembangunan Tubuh Kristus dengan melakukan lima fungsi pelayanan ini (apostolik, profetik, penginjilan, pengajaran, dan penggembalaan). Siapa yang harus melakukannya? Ada sebagian orang yang diberi “kekhususan” sesuai dengan ukuran pemberian Kristus, tetapi semua orang kudus harus diperlengkapi dan melakukan kelima fungsi pelayanan itu. Perhatikan tingkatannya dalam hal ini:
1. Semua orang kudus melakukan lima fungsi pelayanan dalam agenda membangun Tubuh Kristus/rumah rohani.
2. Setiap orang kudus mempunyai kekhususan tertentu, yaitu karunia motivasi, dari lima fungsi pelayanan itu. Kekhususan ini berbeda-beda pada masing-masing orang kudus.
3. Sebagian dari orang-orang kudus itu (dalam bahasa Inggris: He Himself gave some to be… – Ef. 4:11) diberikan karunia untuk berfungsi sebagai orang yang melatih (equipper) semua orang kudus pada tingkat 1 dan 2.

 

C. Allah Bapa memberikan tujuh karunia motivasi sebagai kemampuan untuk orang-orang kudus melakukan pekerjaan pelayanan Tuhan Yesus. Ingatlah bahwa pekerjaan Tuhan Yesus adalah pekerjaan Bapa, dan dari Bapalah kemampuan Yesus untuk melakukan pekerjaan itu. Demikian pula, Allah Bapa memberikan kemampuan ini kepada kita, orang-orang kudus dalam Tubuh Kristus (Roma 12:5-8). Karunia dari Allah Bapa ini disebut dalam bahasa Yunani dengan makna “berbagai-bagai perbuatan/pekerjaan” (“energema”), dan merupakan pekerjaan/pelayanan yang berasal dari energi dalam hati (karunia motivasi). Dari ketujuh karunia motivasi, lima yang pertama (memimpin, bernubuat, belas kasihan, mengajar, dan menasihati) adalah untuk melakukan lima pekerjaan pelayanan Tuhan Yesus, sedangkan dua lainnya (memberi dan melayani) adalah karunia pendukungnya agar lima pekerjaan pelayanan itu dapat dilakukan secara lebih efektif.

  1. Karunia memimpin adalah kemampuan kepemimpinan apostolik, yang ada pada seseorang yang lebih mampu memimpin daripada orang-orang kudus pada umumnya; tetapi ini bukanlah karunia khusus rasul (equipper bagi orang-orang kudus dalam pelayanan kerasulan).
  2. Karunia belas kasihan ada pada seseorang yang memiliki kemampuan untuk menggembalakan lebih daripada orang-orang kudus pada umumnya; tetapi ini bukanlah karunia khusus gembala (equipper bagi orang-orang kudus dalam pelayanan penggembalaan).
  3. Karunia mengajar ialah kemampuan pada seseorang untuk mengajar yang lebih daripada orang-orang kudus pada umumnya; tetapi ini bukanlah karunia khusus guru (equipper bagi orang-orang kudus dalam pelayanan pengajaran).
  4. Karunia menasihati ialah kemampuan para seseorang untuk menginjil dan memenangkan jiwa yang lebih daripada orang-orang kudus pada umumnya (misalnya, seperti Barnabas dalam Perjanjian Baru); tetapi ini bukanlah karunia khusus penginjil (equipper bagi orang-orang kudus dalam pelayanan penginjilan).
  5. Karunia bernubuat ada pada seseorang yang memiliki kemampuan bernubuat lebih daripada orang-orang kudus pada umumnya; tetapi ini bukanlah karunia khusus nabi (equipper bagi orang-orang kudus dalam pelayanan kerasulan).

Jika semua karunia ini (karunia manifestasi Roh Kudus, karunia pelayanan Tuhan Yesus, karunia motivasi Allah Bapa) dipraktikkan untuk tujuan pembangunan Tubuh Kristus dalam unit terkecilnya yaitu komunitas kecil (komunitas sel, komunitas sepakat, kelompok pemuridan, dsb.), Tubuh Kristus akan bertumbuh mencapai kepenuhannya, sesuai dengan penjelasan Efesus 4:16.

 

Pada zaman akhir, nasihat Petrus ini harus kita perhatikan dengan lebih waspada. Gereja harus lebih giat lagi mempraktikkan semua karunia untuk membangun jemaat Tuhan menuju kedewasaan penuh.

2021-05-27T09:58:27+07:00