Sering sekali kita mendengar pengkhotbah-pengkhotbah menyatakan bahwa kita tidak dapat mengetahui saat kedatangan kembali Tuhan Yesus. Biasanya ayat-ayat yang dikutip adalah Matius 24:36 dan Markus 13:32, yang bunyinya sama, yaitu: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” Pandangan itu diperkuat dalam perumpamaan yang Yesus berikan dalam pasal yang sama namun ayat yang berbeda, yaitu Matius 24:50, ”…maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya.”
Benarkah Yesus sendiri tidak mengetahui hari kedatanganNya kembali?
Ada sekte-sekte dan agama-agama yang menolak bahwa Yesus adalah Allah yang Mahatahu, dan mereka mengutip ayat-ayat di atas sebagai bukti bahwa Yesus tidak mungkin adalah Allah karena 1) ada hal-hal yang Yesus sendiri tidak tahu, misalnya hari kedatanganNya, dan 2) bahwa ada Pribadi yang memiliki pengetahuan lebih hebat daripada Yesus dan yang merupakan satu-satunya Pribadi yang memiliki pengetahuan sehebat itu, yaitu Bapa. Benarkah demikian?
Pertimbangan-pertimbangan seperti itu justru muncul karena orang-orang yang mengemukakan pandangan seperti itu sama sekali tidak mengerti kebenaran dan keajaiban penjelmaan Allah menjadi manusia. Padahal, fakta penjelmaan juga adalah suatu bukti kuat tentang keberadaan kebenaran Allah Tritunggal, karena melibatkan ketiga pribadi Illahi, yaitu Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Penjelmaan Allah menjadi manusia
Yesus sudah memperingatkan bahwa ada orang-orang yang menolak Allah Bapa dan Allah Anak dan bahwa inilah roh antikristus yang akan sangat aktif di akhir zaman, sebagai berikut:
Yohanes 16:2-3
“Kalian akan dikeluarkan dari rumah-rumah ibadat. Dan akan datang waktunya bahwa orang yang membunuh kalian akan menyangka ia mengabdi kepada Allah. Mereka melakukan itu kepadamu sebab mereka belum mengenal Bapa maupun Aku.” (Terj. Bahasa Indonesia Sehari-hari)
1 Yohanes 2:18-21
“Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. … Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.”
Rasul Yohanes dan Tuhan Yesus sendiri telah bernubuat bahwa penolakan Allah sebagai Bapa yang memiliki Anak adalah roh antikristus yang akan muncul di akhir zaman. Ditegaskan bahwa kaum pengikut roh antikristus akan mengusir orang-orang percaya dari rumah-rumah ibadah dan akan membunuh orang-orang Kristen sebagai pengabdian kepada Allah.
Penjelmaan Firman (Allah Anak) menjadi manusia adalah suatu keajaiban kasih Allah untuk manusia. Yesus adalah Firman (Yoh. 1:1). Yesus adalah Anak Allah, (Luk. 1:35), hasil karya Roh Kudus dalam kelahiran kudus dari perawan Maria. Ini menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, termasuk Allah yang menjelma menjadi manusia sepenuhnya (100%).
Yohanes 1:1, 14
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. … Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Filipi 2:5-8
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Sungguh dahsyat kasih Allah yang terwujud dalam peristiwa Bapa mengutus Yesus untuk menjadi manusia. Sungguh dahsyat bahwa oleh kasihNya kepada kita itu, Yesus bersedia menanggalkan segala hak dan kuasa ke-Allah-anNya untuk menjadi manusia demi keselamatan kita.
Di bumi, Yesus lahir dan hidup sebagai manusia – 100%. Dia harus bertumbuh, belajar dan dilindungi dari bahaya. Dia dapat menderita, menjadi lapar bahkan dapat mati. Sama seperti setiap manusia. Namun, Dia hidup sempurna, tanpa dosa, dalam penundukan kepada Bapa dan ketaatan kepada Roh Kudus, untuk memberikan suatu teladan kepada semua manusia tentang bagaimana orang-orang percaya harus hidup dalam pengabdian kepada Allah.
Jika semua yang Yesus kerjakan itu dikerjakanNya sebagai Allah, memang kita tidak mungkin mengikuti teladanNya, karena kita bukanlah Allah. Yesus telah membuktikan dampak yang dapat dihasilkan manusia yang hidup beriman kepada Allah dan taat pada pimpinan Roh Kudus. Maka, demikian pula kalau kita beriman dan mengikuti teladan Yesus, kita dapat melakukan mujizat-mujizat, tanda-tanda ajaib, serta berkuasa di atas alam. Hal ini akan terjadi di akhir zaman.
Yohanes 14:12
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.”
Akhir zaman bukanlah masa penuh depresi dan ketakutan, tetapi justru zaman keajaiban Allah yang nyata di antara umatNya. Yesus, Anak Allah yang telah menjadi manusia, sekarang sudah ada di sebelah kanan Bapa di surga, dan ketika Dia naik ke surga, Dia tetap adalah Anak Manusia sekaligus Anak Allah. Hanya saja, dengan kenaikanNya ke surga, semua hak ke-Allah-an, kekuasaan, kemahatahuan dan kemuliaan, yang telah dimilikiNya sejak kekekalan yang ada sebelum penciptaan dan penjelmaan, kini dimilikiNya kembali.
Setelah Yesus menyelesaikan misiNya di Bumi, Dia telah meminta Bapa untuk memulihkan segala kemuliaan yang dimilikiNya sejak semula. Semua yang ditanggalkanNya, seperti yang dibahas di atas dalam Filipi 2:5-8, sekarang dimilikiNya kembali. Jadi, selama Yesus melakukan pelayanan di bumi dalam keadaan sebagai manusia dan dalam keadaan menanggalkan hak ke-Allah-anNya, tentu Dia tidak mengetahui kapan saat kedatanganNya yang kedua kalinya. Tetapi setelah Yesus naik ke surga dan segala hak dipulihkan kepadaNya, Yesus tentu tahu saat kedatanganNya kembali itu.
Yohanes 17:1-5
“Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah AnakMu, supaya AnakMu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepadaNya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepadaNya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada.”
Apakah kita dapat mengetahui hari kedatangan Yesus?
Secara sederhana, tidak! Hal itu adalah rahasia kemahatahuan Allah. Namun, kita dapat mengenali “zaman” atau “masa” kedatanganNya. Kita akan tahu dari tanda-tanda di dunia, tanda-tanda di Gereja, perkembangan keadaan alam, serta perkembangan Amanat Agung dan Amanat Rasuli. Dikatakan di dalam Alkitab bahwa hari itu tidak datang seperti pencuri bagi orang percaya, karena orang percaya berjalan di dalam terang Firman. Itulah sebabnya, kita harus rajin membaca dan mempelajari Firman Tuhan, karena Firman adalah “peta” dan pelita bagi jalan kita, dan pewahyuannya makin lama makin jelas.
1 Tesalonika 5:1-6
“Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman–maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin, mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.”
Amsal 4:18
“Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.”
Mazmur 119:105
“FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Yohanes 16:13
“Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.”
Kesimpulannya, sebagaimana Nabi Nuh tidak mengetahui hari air bah datang namun dia sudah tahu masanya, demikian pula dengan kita di zaman ini. Nuh melakukan semua persiapan supaya dia dan keluarganya siap untuk menghadapi hari itu, meskipun dia tidak tahu kapan persisnya. Itulah suatu teladan bagi kita, karena Yesus berkata bahwa sebagaimana terjadi di zaman Nuh, demikianlah pula pada zaman kedatanganNya. Karena itu, kita juga harus siap. Bagaimana keadaan rohani Anda? Bagaimana kondisi hati Anda di hadapan Tuhan? Apakah Anda masih berjalan dengan iman kepada Allah, kasih yang murni, sukacita yang berlimpah-limpah dan apakah Anda tetap hidup sebagai saksi Yesus yang setia? Jika tidak, kembali persiapkan diri Anda mulai sekarang, karena waktuNya semakin dekat!