Beberapa waktu lalu, pagar pembatas area perumahaan tempat saya sekeluarga tinggal dibobol pencuri. Syukurlah, pencuri itu belum sempat masuk ke dalam area perumahan karena keburu tepergok petugas keamanan yang kebetulan sedang melakukan patroli. Pencuri itu sebenarnya cukup cerdik; ia rupanya tahu waktu pergantian giliran jaga petugas keamanan. Saat pergantian giliran jaga itulah si pencuri mulai membobol kunci pagar pembatas. Namun sebelum tindakan pembobolan itu berlanjut dengan pencuri menjelajahi area perumahan warga, petugas keamanan sudah kembali ke tempatnya bertugas sehingga si pencuri langsung kabur.
Beberapa minggu sebelum peristiwa pembobolan di area perumahan saya, beredar pula kabar bahwa salah satu area perumahan lain juga pernah terjadi hal yang serupa dengan cara yang berbeda. Di area itu, si pencuri membobol tembok pembatas area perumahan dengan membuat lubang, agar mereka bisa masuk ke dalam tanpa diketahui. Nahasnya bagi si pencuri, ia tidak sempat berhasil masuk ke dalam area perumahan karena ada warga yang menemukan lubang pada tembok pembatas itu. Percobaan pencurian pun gagal.
Konon, akhir-akhir ini memang banyak pencuri mengincar rumah-rumah warga, khususnya yang tidak berpagar, untuk mencuri sepeda yang biasanya diparkir di halaman rumah. Apalagi, warga sedang dilanda demam bersepeda. Banyak sepeda bagus dan mahal yang membuat para pencuri tergiur untuk melancarkan aksinya. Selain itu, diduga pula bahwa angka tindakan kriminalitas akan makin meningkat sebagai dampak tekanan ekonomi akibat pandemi. Alhasil, aparat pelayanan masyarakat setempat makin giat menghimbau warga agar ekstra berhati-hati dan mewaspadai potensi-potensi kriminalitas.
Himbauan dan peringatan seputar “hati-hati, ada pencuri” ini membawa saya pada pengalaman rohani kita semua sebagai pengikut Kristus. Kehati-hatian memang baik dan perlu, meski tidak perlu berkembang menjadi kekhawatiran atau kecemasan. Demikian pula, kehati-hatian ini harus diterapkan dalam aspek kehidupan rohani kita, yaitu si pencuri rohani: iblis. Situasi pandemi meningkatkan risiko pencurian benda-benda material sekaligus meningkatkan risiko pencurian harta rohani kita. Sukacita, damai sejahtera, ketenteraman, menjadi harta berharga yang perlu kita jaga dan pelihara baik-baik agar tidak hilang tercuri oleh iblis.
Dalam aksinya, iblis menggunakan banyak tipu daya dalam kehidupan umat manusia. Mulai dari ketidaknyamanan situasi atau hubungan yang membuat kita menjadi marah, kecewa, sedih, putus asa, dan bosan sehingga kita kehilangan damai sejahtera; sampai pada kehidupan yang sebenarnya baik-baik saja tetapi hati kita kehilangan damai sejahtera dan sukacita pribadi. Waspadalah, semua ini merupakan pekerjaan iblis, si pencuri harta rohani kita. Awalnya kita mungkin tidak menyadari bahwa iblis sedang bekerja memulai aksi pencuriannya, dan kita membiarkan saja segala sesuatu mengalir sebagaimana adanya tanpa kita menjaga kewaspadaan rohani; tiba-tiba kita tersadar bahwa kita telah lama kehilangan sukacita dan damai sejahtera, kita tidak mampu lagi menjaga hati yang tenteram, kita terjebak dalam konflik hubungan yang berlarut-larut tanpa sanggup kita bereskan, dan banyak kekacauan lagi. Jika kita tetap saja lengah akan pekerjaan iblis ini, tidak sadar bahwa damai sejahtera kita telah terkikis dan dicuri, aksi si iblis akan lanjut untuk membunuh dan akhirnya membinasakan hidup rohani kita.
Mari kembali berjaga-jaga senantiasa. Jaga pagar dan tembok pembatas hati serta pikiran kita, jangan biarkan iblis masuk untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Sadari setiap situasi hidup kita saat ini; di tengah-tengah banyak hal yang tidak normal yang sedang terjadi selama pandemi, ingatlah selalu untuk tidak memberi kesempatan bagi si iblis untuk beraksi. Lewat ibadah pribadi dan bersama dalam komunitas seiman, kembalikan iman pengharapan kita kepada Allah. Dia telah berjanji untuk selalu menyertai hidup kita, orang-orang yang dikasihi-Nya dan mengasihi-Nya. Apa pun situasi kehidupan yang kita alami saat ini, baik atau tidak baik, ingatlah bahwa Allah itu tetap baik, Dialah sumber kehidupan dan kasih yang selalu melimpah bagi kita.
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. – Yohanes 10:10