Dalam artikel yang lalu tentang “Belajar dari Gereja Mula-mula” kita telah melihat fleksibilitas para pemimpin untuk berkembang sesuai dengan pimpinan dan hikmat yang diberikan oleh Roh Kudus. Setiap pertumbuhan membawa tekanan baru. Setiap tekanan baru membawa tantangan dan pilihan. Apakah kita mau berubah sesuai dengan pergerakan Allah dan tetap menjadi kantong kulit baru, yang sanggup diisi dengan air anggur baru? Atau … apakah kita mau mempertahankan apa yang sudah ada dan membangun perlindungan, agar supaya yang lalu tidak akan hilang walau akibatnya kita kehilangan fleksibilitas dan menjadi kantong kulit yang keras? Ingatlah bahwa kantong kulit yang keras tidak mampu menerima air anggur yang baru. Apa pilihan kita?
Sayang sekali, bukti sejarah menunjukkan kecenderungan manusia adalah menjadi kantong kulit yang keras. Ini dikarenakan manusia pada umumnya takut terhadap hal-hal yang baru dan merasa lebih aman dengan yang lama. Kecenderungan itu telah melanda Gereja mula-mula sehingga Rasul Paulus berkata kepada jemaat-jemaat Galatia:
“Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Gal.3:1-3.
Dua jenis pelayanan
Masalah yang dihadapi Paulus adalah apakah jemaat akan ikut pola lama, yaitu Hukum Taurat yang berdasarkan kuasa daging atau apakah jemaat akan berjalan menurut pola baru, yaitu kasih karunia yang berdasarkan kuasa Roh Kudus? Ternyata jemaat-jemaat Galatia, setelah mulai dengan kuasa Roh sudah kembali kepada pola lama yang berdasarkan kuasa daging manusia.
Imamat dalam Hukum Taurat adalah SUKU IMAM, yaitu suku Lewi. Semua orang lain adalah awam. Hanya satu suku yang melayani dan orang lain menonton saja. Padahal, imamat dalam Perjanjian Baru adalah KERAJAAN IMAM atau IMAMAT RAJANI di mana setiap orang melayani menurut kasih karunia yang diberikan oleh Roh Kudus kepada tiap-tiap orang.
Baca Roma 8:1-8 yang mengungkapkan bahwa Hukum Taurat “tak berdaya oleh daging” dan gaya pelayanan itu adalah “perseuruan terhadap Allah” dan “tidak mungkin berkenan kepada Allah.” Pola pelayanan lama itu sudah batal. Kita bukan di bawah Hukum Taurat yang tidak mampu membawa pengampunan, kemenangan atau kesempurnaan, Ibr.10:1-14, tetapi sekarang kita di dalam Tubuh Kristus yang adalah IMAMAT RAJANI.
Imamat Rajani
Konsep Alkitab tentang Tubuh Kristus adalah bahwa kita bukan orang awam (bodoh) yang dilayani suku imam atau suku pendeta tetapi setiap orang percaya adalah imam dan raja yang melayani. Seorang imam adalah orang yang memiliki akses langsung kepada Tuhan, seorang saksi Yesus yang mengantar orang agar mereka mengenal Yesus, seorang penyembah. Seorang raja adalah seorang yang memiliki kuasa dan otoritas atas dosa, penyakit dan kuasa kegelapan. Setiap orang percaya dipanggil untuk melayani! Perhatikan pernyataan Rasul Petrus:
“Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” 1Petrus 2:9
Siapa harus berfungsi?
Tidak ada panggilan atau karunia sebagai penonton atau pemanas kursi. Kita semua diberikan fungsi khusus sebagai anggota-anggota Tubuh Kristus. Jemaat hanya sehat dan bertumbuh dalam kemenangan kalau semua melayanai – termasuk Anda!
1Kor. 12:7, “kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”
1Kor. 12:11, “semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”
1Kor. 14:26, “Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu.”
Efesus 4:16, “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.”
Perhatikan pula ayat-ayat ini tentang peranan kita sebagai imamat rajani – Matius 5:9; Roma 12: 1-11; 2Kor.5:17-20; Fil.4:18; Ibr.13:15-16; 1Pet.2:5; Wahyu 1:6; 5:10; 20:6.
Siapa harus berfungsi? Tiap-tiap orang! Jadi, siapa tidak berfungsi? Yang bukan orang!
Prinsip Kasih
Imamat Rajani adalah prinsip kasih yang berfungsi. Setiap kita memiliki sesuatu khusus yang diperlukan untuk orang lain. Yang Tuhan berikan ke kita bukan untuk kita pribadi tetapi untuk dibagikan kepada yang lain. Yang ada pada kita adalah kunci kemenangan bagi orang yang lain dan hanya dengan kita berfungsi orang lain itu akan mendapat kunci kemenangan.
Kalau kita tidak mau melayani atau berfungsi, hal itu menandakan kasih Kristus belum benar-benar berakar dalam kita dan kita masih terliput oleh kesombongan, ketakutan dan keterikatan. Kasih yang sejati akan mengalahkan segala ketakutan (1Yoh.4:18) dan urapan Roh Kudus akan memberi keberanian (Kis.4:31; 2Tim.1:7).
Kami tidak mau jemaat hidup dalam kekalahan atau jatuh bangun terus tetapi kami rindu agar jemaat bertumbuh menjadi seperti Kristus, penuh urapan Roh Kudus dan sanggup mengalahkan Satan, dosa dan penyakit. Hal ini hanya dicapai kalau kita tidak tergantung kepada “suku pelayan” yang melakukan semua pelayanan tetapi kita semua menjadi “imamat rajani” yang melayani menurut talenta, karunia atau jawatan khusus yang diberikan Tuhan kepada TIAP-TIAP ORANG – termasuk Anda! Perhatikan Matius 25:14-46 dan panggilan untuk kita semua menjadi setia dengan apa yang Tuhan berikan dan untuk melayani dengan prinsip kasih itu.
Kita semua harus siap melayani di tiap ibadah raya, di tiap komsel bahkan di setiap waktu di manapun kita berada supaya kita membawa orang keluar dari kegelapan ke dalam terangnya yang ajaib itu. Jangan Anda berkata ”Saya tidak mampu!” Itu adalah bohong dari neraka. Kristus ada di dalam Anda! Urapan Roh Kudus ada di dalam Anda! Kasih Bapa ada di dalam Anda! Di dalam Kristus kita sanggup melakukan segala sesuatu, Fil.4:13.
Marilah jemaat yang saya kasihi, jangan puas dengan menjadi penonton tetapi jadilah anggota Tubuh Kristus yang berguna, yang berbuah, yang berfungsi dan yang akan menghasilkan buah 30 kali ganda, 60 kali ganda dan 100 kali ganda! Jadilah Imamat Rajani!