///Kapan Tuhan menjawab “Ya”?

Kapan Tuhan menjawab “Ya”?

Suatu kali dalam sebuah sesi konseling, seseorang pernah bertanya kepada saya. “Apakah ada karakter tertentu yang lebih disukai Tuhan sehingga doa-doanya lebih sering dijawab oleh Tuhan?” Ini adalah sebuah pertanyaan tulus yang keluar dari hati seseorang yang sangat merindukan pertolongan Tuhan. Setelah bersama-sama mempelajari Alkitab dengan orang tersebut, kami sama-sama menemukan bahwa sebenarnya, memang ada beberapa karakter yang membuat Tuhan lebih sering menjawab doa-doa orang itu dengan jawaban “ya.”

Ketaatan
Sama seperti seorang atasan yang hanya memvalidasi usulan-usulan anak buahnya yang sesuai dengan keinginannya, begitu pula halnya dengan Tuhan yang “memvalidasi” doa seseorang. Di dalam Mazmur 37:4 (Contemporary English Version) tertulis: “Do what the LORD wants, and he will give you your heart’s desire.” (Lakukanlah apa yang selalu TUHAN inginkan, dan Ia akan memberikan apa yang hatimu inginkan). Dengan kata lain orang-orang yang mentaati Tuhan akan dijawab doa-doanya.

Akan tetapi hal ini tidak boleh diartikan sebagai sebuah tindakan untuk menyuap Tuhan. Kita tidak dapat berkata kepada Tuhan: “Ok Tuhan. Aku sudah melakukan yang kamu mau. Sekarang kabulkan permintaanku.” Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari menterjemahkan ayat tadi: “Carilah kebahagiaanmu pada TUHAN, Ia akan memuaskan keinginan hatimu.” Ini berarti apa yang kita inginkan haruslah sesui sehati dan sepikir dengan pikiran dan hati Allah. Dengan demikian bukan orang-orang yang berperilaku taat kepada Allah yang lebih sering dijawab doanya, melainkan orang-orang yang memiliki karakter ketaatan kepada Allah yang dijawab doanya oleh Allah.

Ketekunan
Beberapa orang mengajarkan bahwa Tuhan akan lebih sering mengabulkan doa-doa orang yang didoakan di dalam jam-jam tertentu. Di dalam Efesus 6:18, Paulus mengatakan: “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh.” Ini berarti Tuhan tidak menginginkan hubungan “formal” dengan kita. Seperti seorang pasien yang hanya dapat bertemu dengan pasiennya sesuai dengan jadwal. Tuhan menginginkan hubungan yang “informal,” layaknya seorang sahabat yang dapat menelpon dan berbicara dengan Anda sewaktu-waktu.

Dalam kaca mata karakter, perintah ajaran Paulus kepada kita untuk “berdoa setiap waktu” ini, membutuhkan karakter ketekunan. Orang-orang yang tidak tekun biasanya cenderung menginginkan sesuatu yang bersifat instan. Akibatnya mereka cenderung memandang doa sebagai sebuah “mantra” yang cukup diucapkan beberapa kali dan hasilnya akan langsung mereka terima. Tuhan menciptakan doa sebagai sebuah metode untuk membangun hubungan antara diriNya dengan Anda; dan hubungan apapun hanya akan menjadi kuat dan intim jika dilakukan secara terus menerus dan penuh ketekunan.

Kedisiplinan
Hal yang menarik dari ajaran Paulus di Efesus 6:18 adalah ia menyertakan kedisiplinan sebagai satu kesatuan dengan ketekunan dalam berdoa. Ia bukan hanya mengatakan agar kita berdoa setiap waktu, namun juga “(selalu) Berjaga-jaga dengan permohonan yang tak putus-putusnya.” Belajar dari pengalaman pribadi saya dan orang-orang yang telah dipakai Tuhan secara luar biasa lainnya, membuktikkan bahwa dalam setiap doa yang dijawab, Iblis berusaha untuk memasang jebakan-jebakan mematikan di dalamnya. Jika Tuhan memberkati kita dengan kecukupan harta, maka iblis akan berusaha menjebak kita untuk mulai mengandalkan harta. Jika Tuhan memberkati kita dengan kebijaksanaan, maka iblis berusaha akan berusaha menjebak kita untuk mulai sombong.

Inilah sebabnya Paulus mengajarkan bahwa di dalam segala permintaan yang kita naikkan di dalam doa, kita juga harus disiplin menjaga integritas iman kita. Dengan kata lain kadang kala mungkin Tuhan akan menunda menjawab doa kita, karena Ia menilai kita belum siap menghadapi jebakan iblis.

Responding Tips:
Tuhan hanya akan menjawab doa orang-orang yang akan memuliakan Nama-Nya dengan tiap doa yang Ia jawab “ya”

 

2019-10-17T11:13:10+07:00