///Karya sang penolong

Karya sang penolong

Alkitab Perjanjian Baru mencatat pasangan suami istri Akwila dan Priskila sebagai pasangan suami istri yang harmonis, mereka selalu bersama-sama. Dari lima catatan tentang pasangan suami istri ini, nama mereka selalu disebutkan bersama-sama. Tidak pernah satu kalipun Alkitab menyebut Akwila tanpa Priskila atau Priskila tanpa Akwila (Kis. 18:1-3; Roma 16:3; I Kor. 16:19; 2 Tim. 4:19). 
Adalah hal yang menarik jika kita menempatkan diri dalam kehidupan mereka. Walau Akwila dan Priskila orang awam, semangat dan kontribusi mereka dalam pelayanan besar sekali. Salah satu penafsir mengatakan ketika berkumpul dengan Paulus selama 1,5 tahun, Akwila dan Priskila tidak saja belajar Firman Tuhan di bawah bimbingan Paulus, tetapi mereka juga banyak menceritakan keadaan kota Roma dan kebutuhan jemaat Tuhan di sana. Dari cerita-cerita inilah Paulus menjadi sangat terbeban untuk pergi ke Roma, beban yang kemudian didahului dengan menulis surat Roma. Sejarah gereja kemudian mencatat bahwa Roh Kudus telah memakai surat Roma untuk mempertobatkan banyak tokoh Kristen yang berdampak luas seperti Agustinus, Martin Luther, John Wesley, Jonathan Edward, dan lain-lain.

Peran Roh Kudus sangat terasa di dalam dan melalui hidup dan pernikahan pasangan ini. Dari beberapa catatan serta perhatian Paulus kepada mereka, sangat terasa pula betapa kontribusi mereka sangat besar dalam pelayanan kerasulan yang dilakukan Paulus di Korintus, Efesus, dan Roma. Mereka adalah sahabat dekat yang sangat dihormati Paulus. Priskila dan Akwila dicatat bekerja dengan tekun untuk menguatkan gereja mula-mula. Karena disebut secara bersama paling sering di Alkitab, mereka dinamakan "pasangan paling populer" di kalangan orang Kristen. Nama kedua orang ini disebutkan tujuh kali di dalam Alkitab, yaitu dua kali di surat Rasul Paulus, beberapa kali di dalam kitab Kisah Para Rasul, dan satu kali di dalam kitab Timotius. Pasangan ini merupakan penginjil keliling dan pemimpin gereja di jemaat-jemaat yang didirikan Paulus. Dalam surat Paulus kepada jemaat Korintus yang ditulis ketika ia berada di Efesus, disebutkan bahwa Akwila dan Priskila juga ikut pindah ke Efesus. Di kota itu, Priskila juga bekerja mengurus jemaat dan keluarganya. Dalam komentarnya yang ditulis dalam kitab Roma, Paulus menyebut Prisikila sebagai pemimpin gereja yang cukup baik.

Yang juga menarik, nama “Priskila” atau “Priska” memiliki makna “yang patut dimuliakan”. Ternyata, Roh Kudus bekerja dan memakai siapapun yang bersedia memberikan diri untuk melakukan kehendak Allah dan memenuhi panggilan-Nya. Priskila sebagai seorang wanita dan istri memiliki peran besar dalam menolong Akwila bukan hanya dalam pelayanan pemberitaan Injil, namun juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari lewat pekerjaan dan usaha mereka membuat kemah/tenda. Dapat dibayangkan bahwa Priskila adalah seorang wanita yang punya kemampuan dan kebergantungan kepada tuntunan Roh Kudus dalam perannya yang tidak mudah untuk dijalani.

Belajar dari seorang Priskila, kita perlu memahami bahwa siapapun kita, diri kita dapat dipakai oleh Tuhan dalam kapasitas dan peran sehari-hari untuk memberitakan Injil dan memuridkan wanita-wanita lain yang hadir dalam hidup kita. Dalam konteks hidup pernikahan dan suami istri, kita dapat belajar dari pribadi Priskila yang rendah hati dan bersedia mendukung Akwila, suaminya. Dalam catatan-catatan selanjutnya, nama Priskila cenderung ditulis di depan nama Akwila, suaminya. Kecenderungan ini memiliki dua kemungkinan penafsiran: (1) Priskila adalah seorang wanita Romawi yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari suaminya; atau (2) Priskila mempunyai kemampuan melayani yang lebih besar daripada suaminya, sehingga dia lebih dikenal dari suaminya. Apabila yang mana pun dari kedua dugaan ini benar, ternyata kita tidak melihat adanya suatu sikap Priskila yang sombong dan tidak lagi menghormati suaminya. Tidak ada dampak negatif pada hubungan cinta-kasih di antara mereka. Sebaliknya, Alkitab juga tidak mencatat adanya iri hati yang tersembunyi dalam diri Akwila karena kemampuan istrinya. Sebaliknya, Akwila mengucap syukur atas kelebihan istrinya itu. Hasilnya? Pertumbuhan iman, kedewasaan rohani, pengenalan pribadi akanTuhan, hidup yang menginspirasi dan pelayanan yang berdampak.

Pertanyaan refleksi:
1. Sejauh mana Anda menyadari peran Roh Kudus dalam hidup Anda sehari-hari?
2. Seberapa sering Anda mengalami pertolongan Tuhan dalam hidup Anda sehari-hari?
3. Sadarilah kebenaran ini: seberapa sering Anda mengalami pertolongan Tuhan, sebegitulah Anda bertumbuh sebagai seorang penolong!

Sumber: Wikipedia dan Pengantar fulllife Sabda – Kitab 1 & 2 Korintus

2019-10-17T11:33:41+07:00