Dalam kitab ini kita melihat rancangan Tuhan: bagaimana Ia mengumpulkan dan mempersatukan umat-Nya untuk menyelamatkan mereka dan memberikannya kemenangan dan juga bagaimana Dia mengumpulkan bangsa-bangsa lain untuk menghukum dan membinasakan mereka. Ayat dari kitab ini dikutip oleh para tua-tua negeri untuk mendukung dan membela Yeremia pada saat Mikha bernubuat tentang hukuman atas Yerusalem. Mereka berkata, “Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat di zaman Hizkia, raja Yehuda. … Apakah Hizkia, raja Yehuda, beserta segenap Yehuda membunuh dia? Tidakkah ia takut akan TUHAN, sehingga ia memohon belas kasihan TUHAN, agar TUHAN menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas mereka? Dan kita, maukah kita mendatangkan malapetaka yang begitu besar atas diri kita sendiri?” (Yer. 26:17-19, mengutip Mik. 3:12).
Perhatikan pula saat membaca bahwa tiga kali dalam kitab Mikha ada seruan: “Dengarlah!” Ada tiga bagian besar dalam kitab itu: janji hukuman karena dosa, janji penebusan dan keselamatan, serta tantangan besar untuk umat Tuhan.
1. Janji Hukuman atas Bangsa-bangsa dan pemimpin mereka (Mik. 1-2)
“Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!” (Mik. 1:1-7)
Berita Mikha perlu didengar oleh sekalian bangsa. Bandingkan dengan apa dikatakan nabi lain: Yesaya memanggil langit dan bumi untuk menyaksikan nubuatannya (Yes. 1:2); Yeremia berseru, “Hai negeri, negeri, negeri! Dengarlah firman TUHAN!” (Yer. 22:29); dan demikianlah Mikha juga memanggil bangsa-bangsa sekalian dan bumi serta isinya untuk mendengarkan dan memperhatikan seruannya!
Tempat asal datangnya berita itu adalah bait kudus. “Dari Sion keluar Firman Tuhan”. Dari antara umat-Nya, Tuhan berfirman dan Tuhan datang. Berita utama dalam kitab Mikha adalah kedatangan-Nya. “Sesungguhnya, TUHAN keluar dari tempat-Nya dan turun berjejak di atas bukit-bukit bumi.” Tuhan akan datang! Dampak kedatangan-Nya luar biasa atas bumi. Gunung-gunung dan lembah-lembah diguncangkan dan dicairkan. Sepertinya Tuhan marah terhadap bumi!
Namun, Tuhan sebenarnya tidak marah atas seluruh bumi. Ia marah atas umat-Nya, Yakub (kerajaan utara) dan Yehuda (kerajaan selatan). Dosa mereka menimbulkan kemarahan Tuhan. Dosa ditemukan di pusat kedua kerajaan itu, yaitu ibu kotanya, Samaria dan Yerusalem. Hukuman akan dicurahkan kepada kedua kota ini sampai menjadi timbunan puing dan segala batu-batunya akan dihancurkan. Inilah sumber ratapan bagi nabi itu. Kita tahu bahwa di kemudian hari nubuatan ini digenapi dengan pembuangan Israel (kerajaan utara) ke Asyur dan pembuangan Yehuda (kerajaan selatan) ke Babel.
Ratapan atas Kota-Kota (Mik. 1:8-16)
Di bagian ini, yang menarik adalah bahwa ratapan itu berbentuk puisi yang juga merupakan permainan kata-kata nama dan makna kota-kota itu. Beberapa contohnya adalah: nama “Bet-Le-Afra” berarti “rumah debu” dan kota ini dinubuatkan akan digulingkan dalam debu (Mik. 1:10); nama kota “Lakhis” berasal dari kata yang berarti “binatang cepat” dan penduduk kota ini diperintahkan untuk memasang kuda teji pada kereta (Mik. 1:13); serta nama kota “Akhzib” berarti “dusta” dan kota ini dinubuatkan akan menjadi tipu daya (Mik. 1:14).
Berita tentang Para Nabi (Mik. 2:1-13)
Dosa Israel dijelaskan oleh Tuhan lalu hukuman-Nya pun dinubuatkan dalam Mikha 2:4-6. Mereka merencanakan dan melakukan kejahatan, merampas dan menyerobot dan menindas orang. “Sesungguhnya, Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini, dan kamu tidak dapat menghindarkan lehermu dari padanya; kamu tidak dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan. Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kamu dan akan memperdengarkan suatu ratapan dan akan berkata: ‘Kita telah dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tidak ada orang yang mengembalikannya, ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita.’ Sebab itu tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali dengan undian di dalam jemaah TUHAN. ‘Janganlah ucapkan nubuat,’ kata mereka itu, ‘orang tidak mengucapkan nubuat seperti itu! Noda tidak akan menimpa kita.’”
Tuduhan Allah kepada Israel nyata. Mereka tidak memperhatikan Tuhan. Mereka menjadi musuh dan melawan orang yang suka damai, berbuat jahat kepada para istrinya dan bayi-bayinya. Mereka menjadi najis. Mereka suka minuman keras dan tidak mau mendengar nabi yang benar, hanya mau mendengar yang berdusta. Karena itu semua, mereka akan binasa.
2. Janji Pemulihan dan Keselamatan Sion (Mik. 3-5)
“Baiklah dengar, hai para kepala di Yakub dan hai para pemimpin kaum Israel!”
Berita kepada Para Pemimpin Umat Tuhan (Mik. 3:1-12)
Para kepala dan para pemimpin kaum Israel tidak tahu keadilan, membenci kebaikan, dan mencintai kejahatan. Mereka memeras dan menganiaya umat Tuhan. Mereka membengkokkan yang lurus. Para nabi menyesatkan bangsa. Para kepala menghukum dengan suap. Para imam memberi pengajaran demi bayaran. Para nabi menenung karena uang. Mereka sekaliannya jahat! Karena itu, Tuhan tidak akan bersama mereka lagi. Mikha berdiri teguh dengan kekuatan dan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan pelanggaran dan dosa-dosa itu.
Ternyata, para kepala dan pemimpin tidak adil dan membengkokkan yang lurus. Pemimpin lebih cinta uang daripada Tuhan. Mereka berpikir bahwa Tuhan tetap ada di tengah-tengah mereka, tanpa sadar bahwa Tuhan akan mendatangkan malapetaka atas mereka sampai Yerusalem akan menjadi puing dan Bait Suci menjadi bukit yang berhutan.
Janji Pemulihan Gunung Sion dan Perkumpulan Bangsa-Bangsa (Mik. 4:1-10)
Nubuatan kali ini adalah tentang akhir zaman. Sebagaimana juga dinubuatkan Yesaya, rumah Tuhan akan dimuliakan dan segala suku bangsa akan ke sana untuk mencari Tuhan dan Firman-Nya (Mik. 4:1-5; Yes. 2:1-5). Gunung rumah Tuhan adalah gambaran Gereja di akhir zaman. Inilah nubuatan tentang penginjilan dan pemberitaan Injil kerajaan sampai ke ujung bumi, hingga orang dari segala kaum, suku, bahasa, dan bangsa akan datang kepada Tuhan. Inilah gambaran tentang penginjilan segala bangsa, nubuatan bahwa Gereja pada akhir zaman akan membawa berita Injil ke ujung-ujung bumi dan bangsa-bangsa akan berduyun-duyun mencari Firman Tuhan lalu masuk ke Kerajaan Allah. Akan ada perhimpunan yang besar. Yang pincang, yang terpencar-pencar, yang diusir, semuanya akan ikut, dan TUHAN akan menjadi raja atas mereka di Gunung Sion, di dalam Kerajaan-Nya yang kekal. Hanya sesudah itulah akan ada damai dan sejahtera.
Walaupun akan ada saat kesakitan luar biasa, Gereja akan mengalami pengalaman seperti perempuan yang melahirkan. Lewat kesakitan itu akan datang suatu gerakan yang besar. Gereja akan dibawa ke Babel, tetapi di sana akan terjadi mukjizat dan di sana pulalah Allah memberikan perjanjian, “Engkau akan ditebus oleh TUHAN dari tangan musuhmu.” Yang sepertinya sesuatu yang sangat menyakiti dan mencelakakkan akan menjadi sumber pelepasan dan kemuliaan.
Rancangan Tuhan (Mik. 4:12-13)
Rahasia Allah adalah rancangan dan keputusan Tuhan dari sebelum dunia dijadikan, yaitu maksud-Nya yang kekal. Tuhan akan menghimpun bangsa-bangsa “seperti berkas gandum ke tempat pengirikan”. Bangsa-bangsa akan hancur dan Sion sendiri dikatakan, “…Engkau akan mengkhususkan rampasan mereka bagi TUHAN dan kekayaan mereka bagi Tuhan seluruh bumi.”
Nubuatan tentang Kelahiran Yesus (Mik. 5:1-2)
Kunci rancangan-Nya yang sempurna adalah kedatangan Mesias (Mik. 4:14). 700 tahun sebelum kelahiran Mesias, dinubuatkan bahwa Dia akan dilahirkan di kota yang kecil, yaitu Bethlehem. Juga disebut bahwa Mesias itu kekal. Nubuatan itu diketahui oleh ahli Alkitab, oleh imam besar yang memberi tahu Herodes tentang tempat kelahiran Mesias (Mat. 2:5-6). Dinubuatkan juga tentang penderitaan dan penolakan Mesias, “Dengan tongkat mereka memukul pipi orang yang memerintah Israel.”
Masa Damai (Mik. 5:3-4)
Dinubuatkan bahwa Mesias itu akan datang sebagai Gembala Agung dan Kerajaan-Nya akan sampai ujung bumi. Yesus akan menjadi Raja Damai.
Janji Kemenangan atas Musuh (Mik. 5:5-9)
Pada saat Israel diserang bangsa Asyur, pada saat mereka sepertinya diinjak-injak, pada saat itulah Tuhan akan berintervensi dan membangkitkan pemimpin yang akan menghancurkan kuasa musuh. Kelepasan akan terjadi! Inilah suatu perjanjian untuk umat Tuhan. Tahap pertama, kedatangan Mesias ke Betlehem, sudah digenapi 2.000 tahun yang lalu. Tahap kedua akan digenapi dengan kedatangan Yesus pada akhir zaman, waktu semua musuh dihancurkan dan kita akan mengalami kelepasan yang penuh!
Nubuatan tentang “Sisa Israel” (Mik. 5:7-9)
“Sisa Israel” adalah mereka yang setia sampai akhir dan dipelihara di tengah kemerosotan dan kehancuran bangsa. Seperti embun, mereka akan membawa kehidupan kepada bangsa-bangsa. Seperti singa, mereka akan membawa hukuman kepada orang yang menolak Tuhan. Bagi “sisa Israel” ini, semua musuhnya akan dilenyapkan. Mereka akan bebas dari serangan Iblis, dosa, dunia, dan segala kuasa musuh.
Kemenangan (Mik. 5:10-15)
Segala alat kuasa dan senjata musuh yang melawan, melemahkan, dan menghancurkan kita akan lenyap. Kuasa penguasa di udara akan diruntuhkan. Segala bentuk batu sandungan akan dibinasakan. Tuhan sendiri akan membela umat-nya dan menghancurkan musuh.
3. Tantangan besar untuk umat Tuhan (Mik. 6-7)
“Baiklah dengar firman yang diucapkan Tuhan… Dengarlah, hai gunung-gunung…. Dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi!”
Pengaduan Tuhan terhadap Israel (Mik. 6)
Sesudah Tuhan bersaksi dengan menjelaskan dosa, hukuman dan janji penebusan, sekali lagi Dia memanggil saksi terhadap Firman-Nya, yaitu gunung-gunung dan bukit-bukit dan dasar-dasar bumi. Bangsa Tuhan ditantang!
Tuhan mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya dan Ia beperkara dengan Israel. Dia mengingatkan mereka tentang sejarah, bagaimana Israel telah dipimpin oleh Musa, Harun, dan Miryam sebagai penganjurnya dan dibebaskan oleh Tuhan, serta bagaimana Israel mengalami penebusan dan pelepasan yang luar biasa. Lagi-lagi, mereka diingatkan tentang Balak yang mau mengutuk mereka dengan memakai Bileam tetapi Tuhan membela dan justru memberkati Israel. Apa yang diinginkan Tuhan sebagai balasannya? Bukan korban dan persembahan binatang! Bukan ritual dan ibadah agamawi! Tuhan menuntut mereka “berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah,” (Mik. 6:9).
Tuhan memberikan peringatan. Tuhan tidak akan membiarkan ketidakadilan dan kefasikan, kekerasan dan dusta, serta penipuan untuk selama-lamanya. Dia pasti akan membawa hukuman atas dosa. Lewat penderitaan, ketidakberhasilan, kelaparan, kehausan, dan celaan dari bangsa-bangsa, Tuhan akan berkarya untuk membawa umat-Nya kembali kepada pertobatan, kekudusan, lalu menjadikan mereka sanggup hidup bersama diri-Nya.
Ratapan Nabi atas Israel (Mik. 7:1-15)
Nabi meratap karena keadaan pada saat itu kemarau dan tidak ada buah. Tidak ada orang saleh, orang jujur. Yang ada hanya orang jahat, termasuk pemuka, hakim, dan pembesar. Keadilan diputarbalikkan! Telah terjadi kegemparan di antara mereka! Hubungan antara teman, suami-istri, ayah, ibu, dan anak-anak, menantu dan mertua, semuanya rusak. “Musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.”
Dengan keadaan seperti itu, apa boleh buat? Ini solusinya: “Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!” (Mik. 7:7). Karena itulah akan ada nyanyian sukacita. Walaupun orang benar jatuh, ia akan bangkit kembali. Walaupun orang berada di dalam gelap, mereka akan mengalami terang Tuhan. Sesudah dosa dihukum dalam kita dan kita tunduk kepada kehendak Tuhan, pasti karya Allah akan nyata dan kita akan dibela, dikuduskan, dan bercahaya dengan terang. Musuh kita akan melihat dan malu!
Pada saat itu, pada akhir zaman, waktu Tuhan melengkapkan dan menyempurnakan pekerjaan-Nya, Israel, Asyur, dan Mesir akan menjadi satu sebagai kawanan domba Tuhan. Kawanan Tuhan akan digembalakan oleh Gembala Besar. Damai dan kemakmuran akan nyata di atas umat Tuhan. Kuasa dan keajaiban Allah akan nyata di tengah-tengah umat Tuhan.
Dampak atas Bangsa-bangsa (Mik. 7:16-17)
Bangsa-bangsa akan melihat semuanya dan menjadi malu. Pembelaan Tuhan terhadap umat-Nya akan akan menjadi utuh dan nyata. Seperti ular, bangsa-bangsa kafir akan keluar dari kubunya dengan gemetar dan takut akan Tuhan. Mereka akan menjadi mengenal rahmat dan kasih setia Tuhan.
Doa Nabi (Mik.7:18-20)
Berdasarkan semuannya itu, Mikha berdoa sebagai nabi, kiranya Tuhan akan menyayangi umat-Nya, menghapuskan kesalahan-kesalahannya dan melemparkan segala dosanya ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya kasih setia Tuhan melingkupinya! Dasar doa Mikha ini adalah perjanjian Allah dengan Abraham, Ishak, dan Yakub, yaitu suatu perjanjian kekal yang penuh kasih dan kesetiaan. Allah tidak pernah gagal dalam menggenapi perjanjian-Nya.
Demikianlah kiranya kita berdoa bagi manusia pada akhir zaman ini!
Demikianlah kiranya kita berdoa juga untuk bangsa Indonesia pada masa ini!