///Konflik dengan Pasangan

Konflik dengan Pasangan

Beberapa hal yang saya ingat dan pelajari adalah pada saat konflik datang. Biasanya kami akan membiarkan masalah itu dan tidak menyelesaikannya, hingga suatu saat masalah itu akan muncul kembali karena dipicu masalah kecil atau sepele. Dari BPN ini kami diajarkan bagaimana menyelesaikan konflik yang baik dan yang berkenan menurut jalan Tuhan. Dan kami juga menerima konflik sebagai hal yang tidak perlu ditakuti tapi sebagai alat untuk mendewasakan kami.

Dari kelas BPN ini kami jadi mengerti apa arti kasih sesungguhnya dalam pernikahan atau hubungan rumah tangga. Mungkin dulu kita saling mengharapkan kalau pasangan kita berubah menjadi apa yang kita impikan atau ingini. Tapi ternyata pola pikir itu membuat konflik semakin sering terjadi dan bukan membuat pasangan kita menjadi seperti apa yang kita inginkan, malah kita menjadi berkompetisi. Padahal kita seharusnya menjadi partner dalam menghadapi kompetisi kehidupan ini.

Seiring berjalan waktu dan firman yang diberikan di BPN baik dalam Kelas Besar atau Kelas Kecil, merubah pola pikir kami kalau kita harus saling menerima dan melengkapi. Egoisme dalam hubungan harus dibuang jauh-jauh, belajar mengasihi pasangan seperti mengasihi diri sendiri. Namun ternyata semua itu saja tidak cukup, kalau kita masih mengandalkan kekuatan kita. Melalui saat teduh dan berdoa sepakat kami diajarkan untuk selalu mengandalkan Tuhan sebagai batu penjuru untuk keluarga yang akan kami bentuk.

Banyak hal yang telah diajarkan oleh kelas BPN dan pembina kami, itu sangat memberkati kami dalam persiapan memulai hidup baru kami.

Kesaksian Desi
Saya sangat bersyukur sekali bisa mengikuti kelas BPN ini. Pertama kali saya sangsi untuk mengikuti BPN. Karena saya melihat teman-teman saya ada yang setelah mengikuti kelas BPN malah hubungannya berakhir di tengah jalan, walupun ada juga yang sampai tujuannya yaitu menikah. Saya mulai berpikir apa jadinya hubungan kami kalau udah ikut kelas BPN. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti BPN di akhir tahun tepatnya bulan oktober 2010. Tadinya rencananya setelah membangun hubungan lebih kurang 1 tahun saya baru mau join di kelas BPN, tapi ternyata lebih kurang 3 bulan dari kami membangun hubungan. Di kelas BPN ini ternyata kami diajarkan, dibimbing dan dibina mengenai bagaimana membangun hubungan yang benar bukan berdasarkan perspektif pribadi atau kepentingan individu, tapi lebih melibatkan Tuhan dalam segala hal. Di sini kami bisa belajar mengenai calon pasangan kami lebih lagi, seperti karakter, budaya, kebiasaan baik, jelek atau apapun itu, kami bisa lebih menggali lagi, walaupun katanya setelah menikah, maka yang jelek-jelek bisa jadi lebih parah 2X atau 3X dan terlebih lagi, oleh karena itu kami diajarkan untuk melibatkan Tuhan dalam hubungan ini. Perjalanan 9 bulan mengikuti kelas BPN bukan hal yang mudah bagi kami, karena kesibukkan dan terkadang jadwal kerja yang menyita waktu. Bersyukur kita bisa mengikuti kelas BPN sampai 2 kali periode.

Di kelas kecil yang total anggotanya lebih kecil sehingga kita bisa menggali dan belajar bersama-sama. Di mana kalau ada anggota kelas kecil yang mengalami problem atau konflik dan bagaimana cara mengatasinya bisa menjadi pengalaman atau input buat anggota yang lain. Begitu juga dengan kesaksian dari pembina BPN juga bisa menjadi tambahan pelajaran yang bisa kita ambil.

Yang saya sangat diberkati di kelas BPN ada beberapa, di antaranya mengenai menangani konflik. Konflik dalam membangun hubungan pasti ada, mustahil tanpa konflik. Karena konflik itu bisa mendewasakan kami. Asal konfliknya yang benar. Kalau dulu waktu konflik terjadi karena masalah sepele dan bisa saja yang diributkan bukan masalahnya, malah timbul konflik baru lagi. Dan keegoan masing-masing kalau ada yang salah tidak bisa “say sorry” atau ngaku salah duluan. Di kelas ini, kami belajar bagaimana melihat konflik itu dibicarakan dan dibahas serta mencari jalan keluarnya, bukan menambah masalah baru lagi. Seperti anak kecil kalau lagi berantem sama temannya pasti sebentar lagi akan baikan kembali, tanpa ada kepahitan dan dendam. Walaupun kadang sewaktu terjadi konflik pasti tekanan darah naik semua, tapi kami belajar jika ada yang emosi yang satu harus adem, walaupun prakteknya agak susah ditambah lagi kesamaan karakter. Tapi di sini kami mau terus belajar menjadi orang-orang yang bijaksana dan dewasa melihat dan mengatasi konflik 
Jadi melibatkan Tuhan atau mengandalkan Tuhan saat ada konflik dengan si doi adalah syarat utamanya.
(diambil dari kesaksian pribadi Ly Khin & Desi, jemaat Abbalove Belleza,2012)

Jangan tunda-tunda lagi, cepatlah hubungi nomor-nomor telepon yang tertera di halaman ……… dan mintalah untuk bisa bertemu dan diarahkan supaya dapat bergabung dalam Bimbingan Pra Nikah, sebelum konflik-konflik menghancurkan hidup anda.

2012-07-03T06:18:09+07:00