ARTI KEDAGINGAN
Lalu, apakah arti kedagingan? Kita sering berpikir bahwa kedagingan berkaitan dengan hal-hal yang jahat, seperti: percabulan, penyembahan berhala, mabuk, narkoba, pembunuhan, dan sebagainya. Tentu saja daging di sini bukan berbicara tentang tubuh kita secara jasmani. Daging secara alamiah tentu adalah baik dan positif. Daging yang dimaksudkan adalah diri ( self ) yang hidup mandiri ( independent ) dari Allah. Inilah definisi daging. Apakah artinya kedagingan? Kedagingan adalah semua usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan secara mandiri ( independent ) dari Kristus. Artinya menjadikan diri sendiri ( self ) sebagai sumber dan pelaku kehidupan. Seharusnya, Allah adalah sumber dan pelaku kehidupan kita, tetapi kita mencoba menjadi sumber dan pelakunya.
Apakah akibatnya? Kita pasti mengalami kegagalan. Daging sama sekali tak mampu taat kepada hukum-hukum Tuhan. Paulus berkata, “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh,”(Roma 8:3-4). Jadi, apakah kedagingan itu? Daging tidak selalu berpenampilan jahat. Daging dapat saja berpenampilan baik, dengan “motif-motif” yang baik. Ternyata, segala usaha mencapai sesuatu yang baik, namun jika dilakukan bukan dengan kekuatan Tuhan, tapi dengan kekuatan sendiri, adalah kedagingan. Kedagingan sering kali menjadi penjahat yang berpakaian orang kudus, setan yang berpakaian malaikat.
Jadi, adalah kedagingan apabila seseorang mencoba mengalahkan dosa seksual dengan kekuatan sendiri. Adalah kedagingan bila kita ingin mencapai sesuatu yang baik seperti: menjadi pemimpin yang baik, suami / istri yang baik, berbisnis yang baik, bekerja yang baik, berkarya yang baik, namun dilakukan bukan dengan kekuatan Tuhan, tetapi dengan kekuatan diri sendiri.
Tanpa disadari, banyak orang Kristen yang kedagingan. Kita sering berpikir bahwa kedagingan adalah selalu berkaitan dengan hal-hal yang jahat. Ternyata, mencoba melakukan sesuatu yang baik dengan kekuatan sendiri juga adalah dosa, dan akan berakhir dengan kegagalan.
MENGATASI KEINGINAN DAGING
Marilah kita kembali ke Galatia 5:16-17. Apakah jalan keluarnya agar kita tidak menuruti keinginan daging? Jalan keluarnya adalah hiduplah oleh Roh, atau berjalan di dalam Roh (bahasa Inggris – NKJV). Apabila kita berjalan di dalam Roh, niscaya kita tidak akan menuruti keinginan daging. Apakah artinya berjalan di dalam Roh? Jelas, berjalan di dalam Roh adalah membiarkan Roh Kudus yang melakukan perjalanan itu bagi kita. Berjalan dalam kekuatan Roh berkebalikan dengan berjalan dengan kekuatan daging. Ketika kita menggunakan kekuatan daging, maka yang ada adalah kegagalan. Namun apabila kita berjalan dengan kekuatan Roh, maka kita membiarkan Kristus yang menggantikan kita untuk hidup di dalam kita.
Coba bayangkan, apabila David Beckham hidup di dalam kita. Apakah yang akan terjadi apabila David Beckham hidup di dalam kita? Jawabannya sederhana. Tentu kita akan menjadi jago bermain sepak bola. Demikain pula apabila Beethoven hidup di dalam kita, maka kita pasti akan menjadi orang yang jago bermain piano klasik dan menciptakan lagu klasik. Apakah untuk menjadi ahli bermain sepak bola dan ahli bermain piano klasik, orang-orang yang didiami tokoh-tokoh tersebut perlu mempelajari dengan keras keahlian-keahlian tersebut? Tentu tidak perlu. Namun ada 3 hal yang mereka perlu lakukan:
• Percaya bahwa tokoh tersebut benar-benar tinggal di dalam dirinya.
• Berdialog atau berkomunikasi dengan tokoh tersebut untuk mengetahui apa yang hendak ia lakukan dengan keahliannya.
• Ekspresikan keahlian tersebut.
Demikian pula apabila Kristus berdiam di dalam kita, maka kitapun akan menjadi ahli dalam melakukan hal-hal yang Kristus lakukan. Apabila Kristus tinggal dalam kita, maka Kristus yang akan melakukan segala aktifitas hidup untuk kita. Akibatnya, kehidupan kitapun menjadi ringan, sebab bukan dengan kekuatan kita lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam dan melalui kita. Lalu, apakah bagian kita? Bagian kita adalah melakukan 3 hal. Ketiga hal tersebutlah yang kita sebut prinsip I.D.E
BERJALAN DI DALAM ROH ADALAH PRAKTEK I.D.E.
Marilah kita melihat bahwa sebenarnya prinsip I.D.E., adalah berjalan dengan kekuatan Roh Kudus. Roh Kudus selalu menolong kita untuk mempraktekkan I.D.E.
1. IMAN
Marilah kita melihat peranan Roh Kudus. Roh Kudus berperan menyadarkan bahwa Allah Tritunggal telah berdiam di dalam kita (Yohanes 14:15-15:21, 23). Mengapa Allah mau berdiam di dalam kita? Karena Allah bukan sekedar menyelamatkan kita dari dosa, tetapi supaya Allah menjadi sumber hidup kita. Allah tidak tertarik untuk menolong kita, menguatkan kita, atau melatih kita supaya kita menjalankan hidup kita. Allah memutuskan untuk menggantikan kita menjadi pribadi yang menjalankan hidup kita. Dialah yang menjadi hidup kita. Apakah Anda percaya bahwa Kristus ada di dalam diri Anda, dan bahwa Kristuslah yang menjalankan kehidupan Anda?
2. DIALOG
Kalau benar Kristus telah tinggal di dalam kita, maka Roh Kudus akan menghubungkan kita dengan Kristus yang berdiam di dalam kita. Apabila kita hidup menurut Roh, maka kita pasti memikirkan hal-hal (pikiran-pikiran) dari Roh (Roma 8:5). Roh Kudus membuat kita mendengar suara Kristus (Yohanes 16:13; 4:26; 10:27). Orang yang berjalan dalam Roh selalu berdialog dengan Kristus. Mereka dapat mengetahui apa yang Kristus pikirkan dan lakukan di dalam dan melalui mereka. Roh Kudus menjamin kita untuk bisa mendengar suara Kristus.
3. EKSPRESI
Setelah kita mengetahui apa yang Kristus mau lakukan di dalam dan melalui kita, maka Roh Kudus pulalah yang akan memberi kekuatan untuk membiarkan Kristus berekspresi melalui kita. Ekspresi Kristus itulah yang disebut karunia-karunia Roh, buah Roh, dan kebenaran. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, maka Ia mengekspresikan Kristus Sang Kebenaran di dalam dan melalui kita (Yohanes 16:13-14). Roh Kudus memberikan karunia-karunia Roh. Melalui karunia-karunia Rohlah kuasa Kristus berekspresi untuk menyembuhkan, memulihkan, dan melakukan mujizat. Roh Kudus menyatakan sifat-sifat Kristus, yaitu buah Roh lewat kita ( Galatia 5:22-23).
Marilah kita mempraktekkan prinsip I.D.E. di dalam jemaat dasar, keluarga, dan kehidupan sehari-hari.
• Pada saat terjadi konflik antara suami istri, maka kita langsung berdialog dan bertanya tentang apa yang Allah ingin ekspresikan melalui konflik tersebut. Misalnya, Tuhan mengingatkan supaya kita mendengarkan pasangan kita, bukan membela diri. Di sini sifat Allah, yaitu kasih berekspresi.
• Pada saat kita terserang pikiran-pikiran dosa untuk menjatuhkan, maka kita harus cepat berdialog dengan Kristus. Tiba-tiba Tuhan mengingatkan sebuah ayat firman Tuhan yang membongkar tipu muslihat iblis dalam pikiran kita. Dengan kebenaran firman tersebut, kita mengalahkan pikiran-pikiran yang berdosa itu. Di sini pikiran Allah (kebenaran) yang berekspresi.
• Pada saat kita bertemu dengan seseorang yang sedang sakit. Bila pada saat itu kita peka akan suara Tuhan karena kita berdialog dengan Bapa, kita bisa menerima petunjuk Tuhan untuk mendoakannya, sehingga orang itu disembuhkan. Dalam hal ini kuasa Tuhan yang berekspresi.
Marilah kita kembali bersepakat untuk melakukan SBB (Serentak Belajar Bersama), supaya kita dapat mempraktekkan I.D.E.