///Layanan Terbatas

Layanan Terbatas

Dalam kondisi saat ini, sebagai bagian dari usaha pencegahan penyebaran Covid-19, banyak tempat-tempat layanan publik ditutup atau mengurangi jam layanannya, sesuai dengan arahan pemerintah. 

Sebagian pusat perbelanjaan tutup sementara, sekolah ditutup, kantor layanan pemerintah mengurangi jam layanan, kantor bank juga sudah mulai menutup dan/atau mengurangi jam layanan, restoran membatasi operasi untuk pemesanan jemput dan antar saja, serta rumah-rumah ibadah tutup sementara dan mendorong jemaatnya melakukan ibadah di rumah. Hanya apotek, layanan kesehatan, dan bisnis yang esensial yang masih tetap melayani penuh seperti biasa. Hal ini dilakukan dalam rangka social/physical distancing (menjaga jarak aman), yaitu demi mengurangi kepadatan orang yang berkumpul di satu tempat yang sama. 

Salah satu imbas dari penerapan layanan terbatas ini ialah munculnya pola layanan baru: layanan daring/online. Layanan jenis ini membantu masyarakat untuk tetap dapat mengakses layanan publik yang diperlukan, meskipun tidak ideal seperti dalam kondisi normal. Kita bisa melakukan pembelanjaan bahan-bahan pokok sehari-hari, pemesanan makanan siap santap, transaksi perbankan, belajar sesuai program sekolah/kuliah/kursus, dan bahkan melakukan ibadah. Semuanya secara daring. 

Dalam situasi yang tidak ideal ini, kadang kita terlalu berfokus pada hal-hal yang kurang nyaman, kurang biasa, atau kurang cepat. Termasuk dalam beribadah. Sebenarnya, patut kita sadari bahwa ada layanan yang tidak pernah terbatas dan dibatasi dalam kondisi apapun, yaitu “layanan” interaksi kita dengan Tuhan kita, Yesus Kristus yang Mahakasih dan Mahakuasa. Kasih dan kuasa Tuhan tidak dibatasi dengan kondisi seperti yang terjadi saat ini. Tuhan senantiasa ada dan terus mencurahkan kasih dan pemeliharaan-Nya atas hidup kita, apa pun cara beribadah yang saat ini kita gunakan.

Sayangnya, justru sering kali kitalah yang membatasi kuasa dan kasih Tuhan; kita seolah-olah merasa bahwa Tuhan tengah membatasi kuasa dan kasih-Nya atas bangsa ini. Mungkin karena tidak/kurang bisa menikmati gaya dan cara ibadah yang perlu dilakukan saat ini, kita pun tidak/kurang merasakan kenyataan kehadiran dan pekerjaan Tuhan. Apakah perasaan semacam ini benar? 

Yang sebenarnya, dosalah penghalang kasih dan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita. Tuhan tidak pernah membatasi diri-Nya dalam mengasihi dan bekerja atas hidup kita, tetapi justru dosa-dosa kitalah yang menjadi penghalangnya. 

Pertanyaannya, apa dosa yang menghalangi kita saat ini untuk mengalami kenyataan kehadiran dan pekerjaan Tuhan? Apakah kita tidak beriman akan kuasa dan kasih-Nya? Apakah kita masih menyimpan amarah, kepahitan, kekecewaan, ketidakkudusan, atau kejahatan lainnya? Apa pun dosa kita, akui di hadapan Tuhan dan terimalah pengampunan-Nya, lalu mulailah kembali beribadah kepada-Nya dengan hati dan hidup yang benar. Maka, kasih dan kuasa-Nya pasti terjadi dan nyata dalam hidup kita, sehingga kita tidak perlu khawatir tentang apa yang sedang terjadi saat ini. 

Tuhan yang memelihara kita dengan kasih dan kuasa-Nya sebelum masa Covid-19 adalah Tuhan yang sama yang tetap mengasihi dan memelihara kita saat ini. Bagian kita adalah beriman memercayai Dia, sambil tetap hidup dalam kebenaran sesuai kehendak-Nya. Mari tetap kuat dan bersemangat!

Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. Tuhan setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. (Mzm. 145:13-14)

2020-04-26T17:04:16+07:00