1. Sejarah Alkitab telah menempatkan peristiwa Keluaran dari Mesir pada sekitar tahun 1500 SM dan kemenangan Yerikho pada sekitar tahun 1460 SM. Ini adalah 250 tahun lebih awal daripada penegasan para ilmuwan tersebut.
2. Para ilmuwan itu menyatakan bahwa tidak ada bukti terjadinya peristiwa Keluaran pada sekitar tahun 1250 SM atau kemenangan Yerikho pada tahun 1210 SM, sehingga mereka menyimpulkan bahwa kedua peristiwa mendasar di Alkitab hanyalah mitos saja. Memang, di periode masa yang salah, tidak akan ditemukan bukti. Orang harus memeriksa di periode masa yang tepat, barulah kebenarannya dapat dibuktikan atau ditolak.
Syukurlah, ilmuwan-ilmuwan yang lain, seperti dibahas di artikel-artikel sebelumnya, sudah menemukan banyak bukti tentang kedatangan Yusuf dan kisahnya di Mesir, termasuk multiplikasi jumlah masyarakat Ibrani dan kemudian zaman perbudakan sampai ke zaman Musa.
Dalam edisi ini, kita akan memeriksa dua hal:
1. Israel menjadi bangsa budak, dan
2. masa murka Allah atas Mesir dalam bentuk 10 tulah.
1. Bangkitnya Seorang Firaun yang Tidak Mengenal Yusuf
Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana mungkin ada Firaun yang tidak mengenal Yusuf. Masa antara Yusuf menjadi Perdana Menteri dan penyelamat Mesir sampai permulaan masa aniaya ketika Musa lahir berlangsung sekitar 130 tahun. Dalam periode itu, telah terjadi pergantian dinasti-dinasti Firaun, yaitu keluarga-keluarga yang baru, dan sejarah membuktikan bahwa dinasti yang baru selalu berusaha menghapus sejarah sebelumnya supaya dinasti yang baru sajalah yang diagung-agungkan. Inilah sebabnya bisa saja muncul Firaun yang tidak mengenal Yusuf, karena Yusuf adalah kesayangan dinasti yang lain sebelumnya. Perhatikan catatan Firman Tuhan tentang berkembangnya masa perbudakan, aniaya dan pembunuhan anak-anak.
Keluaran 1:6-8,
“Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia. Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka. Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.”
Keluaran 1:11,
“Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses (nama kota yang dibangun kemudian atas kota Avaris).”
Keluaran 1:13-16,
“Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu. Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: “Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup.”
Selama 80 tahun berikutnya, keadaan itu menjadi semakin berat sampai Tuhan memanggil Musa kembali ke Mesir untuk menghadap Firaun dan untuk membebaskan bangsa Israel.
Perhatikan bahwa ada dua jenis pekerjaan yang dilakukan bangsa Ibrani sebagai budak. Pertama, mereka mengerjakan tanah liat dan batu bata; dan kedua, mereka melakukan pertanian, yaitu berbagai-bagai pekerjaan di padang. Hal itu dapat dilihat dalam lukisan dan bangunan peninggalan zaman itu.
Apa saja yang telah ditemukan dalam penggalian arkeologi?
- Jumlah kuburan anak-anak lelaki di bawah umur 3 tahun meningkat secara drastis. Pada waktu kuburan anak-anak di bawah umur 10 tahun teridentifikasi di Avaris, ternyata lebih dari 50% jenazah itu meninggal di bawah umur 3 tahun.
- Perbandingan populasi pria-wanita juga berubah secara drastis.
Selain itu, dalam penelitian kubur-kubur orang dewasa, ternyata persentasi masyarakat menjadi 60% wanita 40% laki-laki! Mengapa? Itu adalah karena satu generasi anak-anak lelaki sudah dimusnahkan! - Daftar nama-nama budak yang ditemukan dalam sejarah dan penggalian arkeologi memuat nama “Sipra”, seorang bidan yang namanya dicatat dalam kisah Keluaran 1:15.
Nama Sipra sudah ditemukan dalam Naskah Papyrus Brooklyn. Dalam daftar budak Mesir itu, 70%-nya adalah nama-nama Semitik dan nama-nama suku Israel, seperti Menachen dan Isakhar.
2. Masa Murka Allah atas Mesir – 10 Tulah
Murka Tuhan memang sudah menyala-nyala atas segala kejahatan yang telah terjadi itu, tetapi Tuhan panjang sabar dan selalu bekerja menurut maksud abadi-Nya. Kalau kita yang menjadi Tuhan, tentu kita mau langsung bertindak, tetapi Allah mempunyai rencana ajaib, yang termasuk pelajaran bagi kita yang hidup di akhir zaman, seperti dijelaskan oleh Rasul Paulus.
1 Korintus 10:11,
“Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.”
Allah tidak terlambat bertindak. Dia selalu tepat waktunya. Kalau hal ini kita pahami dan yakini, kita akan takjub akan Allah karena Dia begitu dahsyat. Itulah sebabnya kita tidak perlu ragu memercayai-Nya dan kita bisa yakin/tahu bahwa apa yang direncanakan-Nya akan terjadi. Itu pasti terjadi dan itu pasti tepat waktunya!
Dr. David Rohl, seorang ahli sejarah Mesir, ketika ditanya apakah sesungguhnya ada bukti terjadinya perbudakan di wilayah kota Avaris, yang kemudian dikenal dengan nama Ramses, menjawab:
“Ada keadaan kemakmuran yang disusul keadaan kemiskinan dan masa hidup pendek. Kita mulai melihat tanda-tanda kekurangan gizi makanan dan nutrisi dalam tulang-tulang. Masyarakat ini tiba-tiba menjadi miskin dan meninggal, pada umumnya, antara umur 30-34 tahun. Bagaimana kami tahu? Jawabannya jelas – perbudakan.”
Dalam pandangan Mesir, Firaun adalah ilah Mesir. Dialah yang berkuasa atas apa yang terjadi di seluruh kosmos (di langit dan di bumi). Kisah Kitab Keluaran adalah kisah perang antara Allah Israel dan Firaun untuk melihat siapa sebenarnya yang berkuasa dan memegang kendali atas segala sesuatu.
Professor Dr. James Hoffmeier, seorang ahli sejarah Mesir yang menulis buku Israel in Egypt, berkomentar bahwa menurut kepercayaan masyarakat Mesir,
“Firaun berkuasa atas mengalirnya air sungai Nil, terbitnya matahari, kesuburan tanah dan sebagainya, tetapi sekarang, Allah Israel, Allah penciptaan dalam Alkitab, berkata, ‘Hei, tunggu dulu – hal-hal itu bukan pekerjaanmu, Aku-lah yang memegang kendali atas semuanya ini.’
Lalu, Dia mulai dengan sungai Nil dan berakhir di tulah ke-9 dengan matahari, dan kedua hal ini, yang secara khusus dikatakan adalah kedaulatan Firaun, ternyata sama sekali berada di luar kendalinya.”
Selanjutnya, tulah ke-10 menghancurkan kekuatan ilah Isis, yang juga adalah dewi anak-anak. Lewat ke-10 tulah itu, Allah Israel telah membuktikan bahwa Dia-lah yang memegang kendali. Dia adalah Raja segala raja dan Tuhan atas semua yang menyebut dirinya tuhan.
10 Tulah Serangan terhadap Dewa-Dewi Mesir
1. Darah – Kel. 7:14-25 1. Dewa-dewi Nil – Apis, Isis, Osiris, dll.
2. Katak – Kel. 8:1-15 2. Dewi kelahiran – Heqet
3. Nyamuk – Kel. 8:16-19 3. Dewa padang gurun – Set
4. Lalat (pikat) – Kel. 8:22-32 4. Dewa lalat – Uatchit
5. Penyakit sampar – Kel. 9:1-7 5. Dewa-dewa sapi – Hathor, Apis
6. Barah yang pecah – Kel. 9:8-12 6. Dewa-dewa kesehatan – Sekhmet, dll.
7. Hujan es – Kel. 9:13-35 7. Dewa-dewi cuaca – Nut, dll.
8. Belalang – Kel.10:1-20 8. Dewa-dewi pertanian – Osiris, Set, Nut
9. Gelap gulita – Kel.10:21-29 9. Dewa matahari – Ra
10. Anak sulung – Kel.11:1-12:36 10. Dewi matahari – Isis
Sebuah naskah pahatan yang dinamakan Ahmose Stele di Mesir telah memberikan konfirmasi kuat tentang kisah Alkitab ini, karena diceritakan dalamnya bahwa semua dewa-dewi Mesir digulingkan, dan Tuhan Allah Israel telah menghancurkan kekuatan semua ilah Mesir. Kunci bukti kekuatan Allah untuk menghukum dan untuk menyelamatkan terjadi pada tulah ke-10, atau Paskah pertama dalam sejarah, yaitu ketika Allah menyediakan seekor anak domba bagi setiap keluarga. Murka Allah dapat dihindari dengan percaya kepada korban anak domba itu, yang menubuatkan Sang Anak Domba, yaitu Sang Mesias, Tuhan Yesus Kristus, seperti dicatat oleh Rasul Yohanes.
Yohanes 3:16-18,
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”
Pada edisi bulan depan, kita akan melanjutkan belajar tentang ke-10 tulah ini, dan temuan-temuan ilmiah yang menemukan keseragaman dalam catatan sejarah, ilmu bumi, serta kisah Alkitab, yang kesemuanya menunjukkan bagaimana Allah menggunakan keajaiban alam sebagai alat murka-Nya sehingga kini terwariskan kesaksian yang luar biasa sebagai bukti kebenaran Alkitab. Mari tetap bersemangat, dan sampai jumpa di edisi selanjutnya!