Sejak awal Abad ke-21, Gereja Tuhan di seluruh dunia berusaha menemukan relevensi di dalam dunia yang berubah dengan cepat. Tekanan-tekanan global seperti terorisme, pemanasan global, bencana alam dan perubahan peta politik dunia menuntut agar Tubuh Kristus sanggup melayani menurut visi, kasih dan kuasa Tuhan dan mampu menawarkan jawaban-jawaban yang benar-benar mengekspresikan Hati Bapa.
Jikalau Abbalove akan berjalan ke arah yang benar di masa depan, maka kita harus menjaga agar kita tidak menjadi kantong kulit yang tua dan keras, yang tidak sanggup untuk menerima air anggur yang baru (Mk.2:22). Sebaliknya, Abbalove harus terus-menerus membaharui kantong kulit agar selalu baru dan fleksibel, serta sanggup menerima air anggur baru. Untuk mengungkapkan hal ini, kita akan belajar lewat seri empat topik yang akan dimuat di setiap edisi AbbaNews agar kita membaca, merenungkan, melakukan dan membagikannya, yaitu:
1.Belajar dari Gereja Mula-Mula
2.Jemaat sebagai Imamat Rajani
3.Multiplikasi Para Penatua di Area-area
4.Pelayanan 5 Jawatan sebagai Apostolik Team Ministry
Belajar dari Gereja Mula-Mula
Dalam Gereja mula-mula, mereka selalu siap menghadapi perkembangan baru. Para rasul tidak dilatih untuk menjadi pemimpin Mega-church, melainkan menjadi perintis dan peletak dasar suatu kegerakan yang akan di bawa ke seluruh dunia. Oleh karena itu, mereka harus belajar menghadapi perubahan dan bersiap menyesuaikan diri dengan keadaan sesaat.
Perubahan pertama terjadi setelah Yesus disalibkan dan Yudas Iskariot membunuh diri, maka harus terjadi penggantian posisinya sebagai pemimpin agar jumlah mereka lengkap (Kis.1:14-26). Setelah berdoa dan dipimpin oleh Firman Tuhan, maka para rasul mengangkat Matias sebagai rasul ke-12 untuk menggantikan Yudas Iskariot.
Kedua, pada hari Pentakosta dan Roh Kudus dicurahkan, ada 3.000 jiwa yang bertobat dan dibaptis, maka mentoring dan persekutuan harus dilaksanakan dari rumah ke rumah agar komsel-komsel atau Gereja Rumah mulai dibuka di berbagai tempat di Yerusalem (Kis.2:36-47; 5:28,42).
Ketiga, tekanan karena pertumbuhan jumlah orang percaya yang begitu cepat justru telah mengakibatkan janda-janda berbahasa Yunani dilalaikan. Para rasul menanggapi masalah itu dengan mengangkat tujuh pemimpin untuk menangani urusan itu. Hasilnya, pertumbuhan lebih cepat lagi terjadi. Perhatikan Kis.6:1-7, “Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah (ay.1) … (- PARA RASUL MENGATASI MASALAH LALU -) … Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.”
Keempat, terjadi aniaya terhadap jemaat Yerusalem. Sekitar 2.000 orang Kristen dibunuh setelah Stefanus dirajam dengan batu, lalu seluruh jemaat mengungsi ke Yudea, Samaria, Galilea, Damsyik, Fenisia, Siprus dan Antiokhia sambil memberitakan Injil, banyak jiwa-jiwa bertobat dan menjadi percaya. Oleh karena itu, penatua-penatua ditetapkan di tiap-tiap kota supaya menangani pelayanan jiwa-jiwa di kota-kota itu (Kis.8:1-4; 9:27-31; 11:29-30; 14:23).
Kelima, dengan Gereja, Tubuh Kristus tersebar di berbagai kota dan bangsa, maka ada keperluan untuk pelayanan 5 Jawatan (Ef.4:11-13) sebagai equipper yang dapat melengkapi dan membangun persatuan Tubuh Kristus. Hasilnya adalah muncul pemberita Injil (Filipus, Timotius – Kis.8:12; 21:8; 2Tim.4:5), nabi-nabi (Agabus, Silas Yudas, Barnabas – Kis.11:27-28; 13:1; 15:32) pengajar-pengajar (Saulus, Menahem – Kis.13:1), agar bukan hanya jemaat-jemaat lokal dilayani dan dipersatukan, tetapi seluruh Tubuh Kristus dilayani dan bersatu. Selain itu, multiplikasi para rasul terjadi (Ef.4:8-11), sehingga selain 12 rasul pertama, tertambah sekitar 11 rasul lain lagi dalam Perjanjian Baru. Rasul-rasul awal adalah para rasul untuk melayani bangsa Israel secara khusus (Mat.19:28; Why.21:14), sedangkan rasul-rasul baru, seperti Paulus, adalah bagian 5 Jawatan yang melayani Tubuh Kristus di semua bangsa (Gal.2:7).
Keenam, karena banyak orang non-Yahudi bertobat dan menerima Yesus, maka kelompok Yahudi berkata, orang Kristen non-Yahudi tidak selamat karena tidak disunat dan tidak ikut hukum Taurat. Oleh karena itu, ada Konsili Yerusalem (Kis.15) untuk mengatasi tekanan baru itu. Dengan mengatasi masalah itu, maka terjadi percepatan pemberitaan Injil di seluruh dunia. Injil di bawa ke lima Propinsi Turki (Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia – 1Pet.1:1), Roma, Malta, Yunani (Korintus, Atena, Filipi dll – Kis.16-28) dan berbagai bangsa lainnya.
Hanya dengan Gereja, Tubuh Kristus bergerak maju dengan zamannya, mengatasi masalah dan tekanan yang dihadapi dengan hikmat Tuhan agar berhasil. Oleh karena mereka selalu bersedia berubah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, pimpinan Roh Kudus dan hati Bapa, maka mereka sanggup membawa Injil ke mana-mana. Mereka tidak mau menjadi kantong kulit yang tua, maka mereka mampu mengubah sejarah dan menjungkir-balikkan keadaan dunia, sehingga nama Yesus dikenal di keempat penjuru dunia.
Sejarah Tubuh Kristus masih berjalan dan Abbalove harus bersedia berkembang sesuai keperluan zaman. Kita harus membangun menurut gambar atau blueprint yang diberikan Tuhan kepada kita, agar kita melihat kemuliaan Kerajaan Allah dinyatakan di seluruh Indonesia, bahkan sampai “kemuliaan Tuhan menutupi bumi seperti air menutupi lautan,” (Habak.2:14).
Dr. Jeff Hammond