Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. – Ibrani 13:17
Salah satu nilai karakter yang diajarkan di dalam Alkitab adalah “hati anak”, yaitu yang kita kenal dengan istilah “sonship”. Istilah sonship muncul dari analogi hubungan antara seorang bapak dan anaknya, yang dalam Alkitab sangat jelas digambarkan dengan hubungan antara Bapa di surga dan Tuhan Yesus dalam kehidupan-Nya sebagai manusia di bumi. Hubungan antara bapak dan anak ialah sebuah contoh hubungan yang universal dan sangat sederhana sehingga mudah dipahami oleh banyak orang.
Sonship mempunyai makna lebih dalam lagi jika kita gali dari contoh-contoh hubungan antar pemimpin dan orang yang dipimpin dalam kisah-kisah di Alkitab, seperti Musa dan Yosua, Elia dan Elisa, serta Paulus dan Timotius. Sonship berarti memberikan hati kita untuk tunduk kepada otoritas, taat kepada perintah kebenaran melalui arahan-arahannya, melayani orang yang memiliki otoritas kepemimpinan atas kita, dan menghormati mereka yang lebih senior.
Sikap hati dan kualitas karakter sonship perlu dipraktikkan secara nyata selain dipahami maknanya. Jika kita melakukannya, kita pasti akan mendapat berkat dari orang yang kita kasihi atau orang yang kita layani yang memiliki otoritas atas kita itu. Berkat ini bisa berupa apa saja, terutama berkat rohani; bukan sekadar berkat material. Berkat muncul karena sikap rendah hati kita memosisikan diri secara rohani sebagai anak, yang menolong, mendukung, serta melayani dengan segenap hati kita.
Dalam konteks pekerjaan, sonship perlu kita miliki dan kita praktikkan terhadap para pemimpin. Dengan memiliki hati yang tulus untuk menolong, mendukung, serta melayani pemimpin, kita akan menuai ganjaran berkatnya. Mari kita lakukan beberapa cara praktis berikut untuk mempraktikkannya secara nyata.
- Membantu pemimpin mencapai sukses
Seorang anak suka membantu bapaknya melakukan berbagai hal dan akan ikut senang saat melihat ayahnya berhasil. Demikian pula Anda terhadap pemimpin di pekerjaan. Sebagai orang yang dipimpin, tugas Anda salah satunya ialah mendukung kesuksesan pemimpin. Untuk melakukan tugas ini, temukan target-target pemimpin Anda, tantangan dan kesulitan yang merintanginya, serta cara-cara untuk mengatasi rintangan itu. Selanjutnya, hubungkan hal-hal yang Anda temukan dengan hal-hal yang dapat mendukung atau membantu lewat tugas-tugas Anda sendiri. Bersikaplah proaktif untuk melakukan dukungan dan bantuan itu, tanpa menunggu diminta atau diinstruksikan. Makin sering Anda proaktif membantu kesuksesan tujuan pemimpin, makin kuat pula kepercayaan pemimpin kepada diri Anda.
- Selalu siap dengan data dan informasi
Seorang bapak tentu senang jika anaknya sigap dan tangkas. Dalam konteks pekerjaan, hal ini sering kali tercermin dalam hal kesiapan data dan informasi. Salah satu hal yang paling menjengkelkan pemimpin ialah ketidaksiapan orang yang dipimpin untuk memberikan data atau informasi saat dibutuhkan. Setidaknya, meski mungkin tidak hafal seluruhnya, seorang pekerja harus memiliki akses cepat dan langsung ke data/informasi, sehingga dapat menemukannya setiap saat dibutuhkan. Demikian pula dengan Anda. Jadilah pekerja yang selalu siap dengan kebutuhan pemimpin akan data dan informasi.
- Membangun hubungan baik dengan pemimpin
Hubungan yang baik antara anak dengan bapaknya ialah hubungan yang penuh respek tetapi hangat. Dalam konteks hubungan Anda dengan pemimpin, Anda harus berkomunikasi. Jangan bersikap pasif. Berinisiatiflah untuk menghubungi pemimpin, bertanya kepada pemimpin, menyamakan persepsi tentang tugas dengan ekspektasinya, memperbarui kabar atau informasi, berdiskusi dalam suasana informal (sambil makan siang bersama, misalnya), membagikan atau meneruskan informasi penting yang Anda dengar, dan sebagainya. Semua ini lambat laun akan menciptakan serta memperkuat hubungan baik Anda dengan pemimpin.
- Sesuaikan gaya komunikasi Anda dengan gaya komunikasi pemimpin
Dalam hubungan anak dengan bapaknya, komunikasi harus selaras dan “sefrekuensi”. Jika tidak, akan timbul risiko kesalahpahaman dan ini dapat berakibat buruk, termasuk potensi kegagalan serta kerugian dalam pekerjaan. Jika gaya komunikasi pemimpin Anda cepat dan lugas, Anda perlu berlatih untuk berkomunikasi secara singkat, padat dan tidak bertele-tele pula. Namun sebaliknya, jika pemimpin bergaya komunikasi runtut, terstruktur, lambat, dan lembut, belajarlah menata gaya komunikasi Anda agar selaras dan tidak menimbulkan reaksi negatif pada pemimpin. Saat Anda menyesuaikan gaya komunikasi dengan gaya komunikasi pemimpin, akan tercipta hubungan mental dan batin yang positif secara psikologis antara pemimpin dengan Anda.
- Selalu tepati janji dan komitmen Anda
Janji adalah sesuatu yang penting dalam hubungan anak dengan bapak, termasuk dalam konteks pekerjaan. Jika Anda mau dihargai oleh pemimpin Anda, Anda harus menabur benih kepercayaan terlebih dahulu, salah satunya dengan menepati janji atau komitmen. Selesaikan setiap tugas sesuai dengan tenggat serta hasil yang telah disepakati. Apa pun rintangannya, jangan membiarkan janji atau komitmen meleset begitu saja, apalagi sambil berdalih. Kerahkan segenap usaha Anda untuk menepati janji/komitmen; bila perlu, diskusikan kendala tak terduga yang muncul dalam prosesnya secara proaktif, sebelum tenggat tiba. Hasil kerja yang lahir dari usaha terbaik yang sungguh-sungguh pasti akan diapresiasi dengan baik oleh pemimpin.
- Hargai waktu pemimpin
Salah satu kualitas baik pada seorang anak ialah pengertian terhadap bapaknya. Dalam konteks pekerjaan, salah satu wujudnya yang jelas ialah dalam hal menghargai waktu pemimpin. Pastikan diri Anda siap lebih awal daripada jadwal yang telah disepakati. Contohnya, Anda hadir 10 menit lebih awal dalam rapat bersama pemimpin, Anda tiba di kantor dan mulai bekerja sebelum jam pemimpin tiba, dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan oleh Michael G. Foster dari School of Business di University of Washington, AS, menunjukkan bahwa pekerja yang tiba di kantor lebih awal umumnya dianggap oleh pemimpin mereka lebih disiplin, lebih teliti, dan akan menerima penilaian kinerja yang lebih tinggi daripada pekerja yang tiba lebih lambat. Jangan biarkan pemimpin menunggu-nunggu kehadiran atau kesiapan Anda. Pelajari juga pola konsentrasi, energi, serta aktivitas pemimpin, dan temukan kapan waktu yang tepat untuk membicarakan soal pekerjaan, untuk membuka obrolan informal, untuk menyampaikan kabar buruk, dan sebagainya. Jika Anda memiliki sikap menghargai waktu orang lain, pada akhirnya orang lain juga akan menghargai Anda.
- Lakukan upaya ekstra (extra mile)
Bayangkan jika seorang anak melakukan atau memberikan sesuatu yang melebihi harapan atau perkiraan bapaknya. Itulah penilaian positif yang akan Anda terima dari pemimpin jika tulus melakukan upaya ekstra dalam pekerjaan. Saat Anda diberi waktu untuk melakukan suatu tugas selama tiga hari, usahakan untuk menyelesaikannya dalam waktu dua hari saja. Bila Anda mendapat tambahan tugas tertentu yang hasilnya diperlukan dalam waktu lima jam, cobalah memacu diri Anda untuk menyelesaikannya hanya dalam waktu empat jam. Serahkan hasil kerja Anda sebelum pemimpin menanyakannya. Upaya ekstra yang melampaui ekspektasi pemimpin akan menimbulkan penghargaan khusus bagi diri Anda sendiri.
- Bersikaplah mandiri dalam menghadapi masalah
Seorang bapak pada umumnya senang melihat usaha anaknya untuk mengatasi rintangan dan masalah. Dalam proses usaha si anak, sang bapak melihat tingkat kemampuan serta pertumbuhan si anak. Demikian pula halnya dalam konteks pekerjaan. Saat mengalami kendala dalam menyelesaikan tugas, cobalah untuk mengatasinya sendiri tanpa “mengganggu” pemimpin Anda. Jika Anda memang membutuhkan bantuan pemimpin, pastikan bahwa Anda pun proaktif mendatangi pemimpin dengan membawa ide, usul, dan rencana solusinya. Pada intinya, berusahalah secara mandiri lebih dahulu, karena dari situasi masalah itulah kemampuan serta pertumbuhan Anda dalam pemecahan masalah diamati oleh pemimpin. Jika Anda mandiri dan terus bertumbuh dalam pemecahan masalah, pemimpin akan lebih tenang dalam memercayai Anda, bahkan lebih mantap untuk memberi Anda peluang berkembang dalam karier.
Pada akhirnya, delapan cara praktis ini perlu dilakukan dalam ketulusan hati bekerja seperti untuk Tuhan sendiri. Pekerjaan Anda adalah anugerah Tuhan, yang perlu Anda lakukan sebagai bentuk ibadah dan persembahan hidup Anda kepada-Nya. Tuhanlah otoritas tertinggi atas Anda, dan Anda perlu menghormati serta melayani otoritas yang ada di dunia secara sukarela, sebagai wujud Anda menghormati serta melayani Dia. Persembahkan tubuh (termasuk jiwa dan roh) Anda kepada Tuhan setiap hari, termasuk melalui pekerjaan Anda. Berdoalah senantiasa supaya Tuhan terus mengerjakan kualitas sonship di dalam diri Anda serta menjadikan Anda menjadi terang di pekerjaan.
“Tuhan, terima kasih atas segala kesempatan yang Engkau berikan kepadaku. Terima kasih karena aku bisa bekerja hari ini. Anugerah-Mu ajaib dengan Engkau memampukanku untuk terus bisa menjadi berkat dan membawa kasih-Mu di tempat kerja. Tolonglah aku untuk selalu ingat bahwa Engkau hidup di dalamku dan bahwa Engkau bekerja melalui diriku dalam semua hal yang aku lakukan dan yang aku katakan. Tuhan, terima kasih untuk segala kesempatan dari-Mu untuk aku menjadi berkat bagi pemimpinku dan rekan-rekan kerjaku. Amin.”
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga. – Matius 5:16