Mengasihi dan berdoa bagi musuh kita
Di sebuah perkampungan ada satu keluarga yang selalu memusuhi tetangga sebelah rumahnya. Tetapi, keluarga yang selalu dimusuhi itu tidak pernah membalas perlakukan buruk dari tetangganya tersebut. Keluarga ini selalu mengalah, tetap ramah dan berbuat baik. Sehingga keluarga yang memusuhi ini semakin hari bertambah jengkel. Wong….di sakiti kok..tidak pernah sakit hati.
Suatu hari mereka membeli seekor ayam jago, tetapi sesampainya dirumah ayam itu sekarat hampir mati. Karena merasa jengkel, maka ayam jago yang hampir mati tersebut mereka lempar kerumah sebelah yang dimusuhinya.
Seperti biasanya, karena mengetahui perbuatan tetangganya tidak baik, tetangga tersebut tidak merasa sakit hari atau marah, malah ayam yang hampir mati itu mereka sembelih dan mereka masak. Setelah masak mereka mengantarkan daging ayam tersebut kepada keluarga yang memusuhinya.
Keluarga ini merasa malu, karena perlakuan buruknya selalu dibalas dengan kebaikan, akhirnya keluarga ini meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kembali perbuatannya.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menaganiaya kamu” (Matius 5:44)
Sumber:
Kumpulan cerita yang membawa berkat, Igrea Siswanto (Metanoia Publishing)