///Mengelola Tantangan di Rumah selama WFH

Mengelola Tantangan di Rumah selama WFH

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. – Filipi 4:13

Selama wabah Covid-19, banyak perusahaan menyarankan, bahkan mengharuskan, agar lebih banyak pekerja bekerja dari rumah: Work from Home (WFH). Bagi mereka yang tidak terbiasa bekerja di rumah atau yang tidak memiliki area serta peralatan penunjang kerja khusus, apalagi jika ruang rumah tidak cukup luas, WFH menjadi faktor yang menyulitkan untuk konsentrasi dan produktivitas kerja. Berbagai gangguan yang biasa muncul menjadi tantangan di antaranya:

  • anak yang merengek,
  • orang tua yang sakit atau perlu bantuan dan perhatian,
  • mesin cuci yang sedang bekerja,
  • dapur yang kotor,
  • keinginan untuk rehat dan menonton YouTube atau Netflix akibat kejenuhan bekerja,
  • pasangan yang terus menyerukan pertanyaan dari ruangan lain,
  • kurir yang menunggu di depan rumah dengan paket makanan atau barang pesanan.

 

Saat WFH, Anda bekerja di ruang privat, bukan di ruang dan lingkungan kerja khusus yang profesional. Semua gangguan ini sangat mudah menjadi tantangan yang berpotensi merusak konsentrasi dan produktivitas kerja. Tantangan ini tidak dapat dihilangkan begitu saja, karena memang situasi pandemi masih melanda kehidupan kita semua. Untuk mengelola tantangan tersebut dan menyiasatinya hingga efek buruknya teredam, berikut beberapa kiat praktis yang dapat kita lakukan dalam ber-WFH.

  1. Tetapkan area kerja khusus di rumah. Pilih salah satu titik lokasi di dalam rumah yang paling ideal untuk dijadikan area kerja Anda, dengan meja dan kursi yang cukup aman dan nyaman untuk dipakai bekerja. Mungkin area dan peralatan ini tidak sepenuhnya sempurna, tetapi setidaknya membantu memberi jarak dan zona konsentrasi bagi pekerjaan Anda. Jika Anda tidak memiliki ruangan khusus yang terpisah, pilihlah area yang terpisah dari area dan lalu lintas kegiatan anggota keluarga lainnya di rumah.
  2. Redam gangguan suara dengan headset atau earphones pribadi. Untuk lebih meredam berbagai gangguan suara seperti gonggongan anjing tetangga, panggilan pedagang sayur, derungan suara kendaraan di jalan, atau seruan dari anggota keluarga, gunakan headset atau earphones pribadi saat WFH. Putarlah musik lembut atau suara alam yang menenangkan seperti air terjun, tetesan hujan, aliran sungai, atau gelombang laut (semua ini mudah didapatkan secara gratis di Internet) pada headset/earphones, untuk mengaktifkan bagian otak yang menenangkan, membantu konsentrasi, dan menurunkan detak jantung serta tekanan darah. Jika Anda menggunakan headset atau earphones yang memiliki fitur noise reduction atau noise canceling (meminimalisasi suara dari luar), kiat ini akan bekerja jauh lebih efektif.
  3. Tetapkan jadwal rutin harian dan mingguan. Anda tentu boleh saja meninggalkan pekerjaan untuk mengambil minuman atau makanan ringan, menengok mesin cuci yang sedang bekerja, memesan makanan lewat layanan antar, berolahraga, beristirahat sejenak, membersihkan berbagai perabot atau membereskan ruangan, membuang sampah ke penampungan, atau berbagai keperluan lainnya. Namun, semua hal ini tidak perlu selalu merusak konsentrasi kerja Anda atau memakan waktu kerja Anda terlalu banyak. Anda perlu menetapkan jadwal rutin harian dan mingguan secara pasti dan terukur, lalu konsisten mengikutinya. Usahakan agar jadwal kerja Anda mendekati atau sama dengan jadwal kerja di kantor. Jam berapa Anda bangun pagi dan bersiap-siap, jam berapa Anda akan mulai bekerja, jam berapa Anda rehat untuk makan maupun untuk menikmati makanan/minuman kecil, jam berapa Anda berolahraga, jam berapa Anda mengurus pekerjaan rumah tangga, dan jam berapa Anda akan selesai bekerja, juga hari apa saja Anda bekerja dan hari apa saja Anda tidak bekerja; semua ini perlu Anda tetapkan dan Anda patuhi. Koordinasikan pula rencana jadwal ini dengan anggota keluarga yang membutuhkan interaksi dengan Anda, sebelum Anda mulai menerapkannya, agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
  4. Sepakati hal-hal darurat beserta cara penanganannya dengan semua orang di rumah. Selain Anda berkoordinasi dan menerapkan jadwal rutin, penting pula agar Anda menyepakati hal-hal darurat beserta penanganannya. Bicarakan dengan semua orang di rumah apa saja yang termasuk hal darurat yang membutuhkan penanganan Anda dan bagaimana Anda bersama mereka akan menanganinya. Ini termasuk menyepakati bahwa Anda tidak boleh diganggu dengan hal apa pun yang tidak bersifat darurat pada jam kerja Anda, cara penyampaian informasi tentang hal darurat jika terjadi pada jam kerja Anda (misalnya, melalui pesan teks di WhatsApp atau melalui lembaran memo yang ditempel di pintu lemari, dan sebagainya), serta contoh hal esktra darurat yang boleh disampaikan meski melanggar jam kerja maupun cara yang disepakati (misalnya, jika terjadi kecelakaan pada anggota keluarga seperti orang tua terjatuh atau tangan anak terpotong pisau).
  5. Pastikan jadwal rutin setiap orang di rumah diketahui dan dipahami bersama. Jadwal rutin seseorang tidak dapat dipaksakan kepada orang lain yang hidup bersama serumah. Jadwal rutin hanya berguna jika diketahui dan dipahami bersama. Karenanya, pastikan ada informasi tertulis berisi jadwal setiap orang di rumah yang mudah dilihat dan dipahami di titik lokasi tertentu di rumah, agar semua orang di rumah ingat untuk tetap menjalankan kesepakatan bersama. Ajar dan latih pasangan, anak-anak, orang tua, serta asisten rumah tangga untuk tertib mematuhinya, karena praktik pengelolaan waktu dan energi ini saling terkait antara setiap orang yang tinggal bersama.
  6. Disiplinkan diri dalam hal waktu dan benda. Disiplin diri ialah kunci penting yang jauh lebih menentukan tingkat konsentrasi dan produktivitas Anda, dibandingkan dengan kepatuhan anggota keluarga pada kesepakatan jadwal rutin. Saat jadwal menentukan Anda bekerja, disiplinlah bekerja. Saat jadwal menentukan Anda rehat, disiplinlah rehat. Saat jadwal menentukan Anda selesai bekerja, disiplinlah berhenti bekerja. Disiplin diri ini perlu diterapkan dalam hal benda, selain waktu. Sebelum menutup hari dan jam kerja, catat hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti kemudian. Setelah selesai bekerja, pastikan untuk merapikan area kerja: menyimpan semua berkas, perangkat, data, dan benda-benda kerja lainnya, di tempat yang pasti dan tidak berubah-ubah. Saat memulai hari dan jam kerja yang baru, Anda tidak perlu panik dan gusar mencari-cari berbagai benda itu, dan Anda dapat segera berkonsentrasi untuk pekerjaan yang harus dilakukan.
  7. Ciptakan sistem pendukung (support system) bersama lingkungan kerja Anda. Bersama beberapa rekan kerja yang sudah memiliki hubungan profesional yang baik dengan Anda, ciptakan lingkaran sistem pendukung untuk saling memotivasi, saling mengingatkan, serta saling berdiskusi dalam topik-topik pekerjaan. Jumlahnya tidak perlu terlalu banyak; beberapa orang saja cukup, lalu buatlah forum komunikasinya, misalnya grup di WhatsApp. Jika Anda atau salah satu orang di lingkaran itu kebingungan, butuh ide atau saran, merasa kesepian atau tertekan, atau atau perlu bantuan apa pun, komunikasikan kebutuhan yang ada di forum itu. Anda juga bisa menyepakati jadwal komunikasi rutin bersama mereka, misalnya dengan pertemuan video setiap hari tertentu dan jam tertentu.
  8. Kelola stres Anda, terutama yang berkaitan dengan “cabin fever. Cabin fever adalah satu bentuk stres mental dan emosional berupa perasaan terkurung akibat terlalu lama beraktivitas di dalam rumah, yanng dapat memengaruhi kondisi fisik. Gejala-gejalanya antara lain jenuh, lelah, gangguan fisik ringan, bahkan frustrasi dan hilangnya semangat hidup. Hal ini wajar dan dapat menimpa siapa saja, tetapi bukan berarti tidak dapat dikelola. Sebelum cabin fever melanda, usahakan agar Anda rutin keluar dari rumah atau setidaknya bergerak di udara terbuka. Contohnya, Anda berjalan kaki di sekitar kompleks rumah, melakukan peregangan fisik di atap rumah yang terbuka, berkebun dan merawat tanaman di halaman rumah, atau memberi makan serta bermain dengan hewan peliharaan. Intinya, lakukan pengalihan fokus secara rutin dari kungkungan di dalam rumah dan nikmati pergantian suasana, agar pikiran dan emosi Anda disegarkan kembali.

 

Delapan kiat praktis ini menolong Anda untuk kreatif mengelola gangguan-gangguan yang menjadi tantangan selama ber-WFH. Jangan izinkan keadaan terbatas dan situasi sulit menyabotase ketenangan, kebahagiaan, atau produktivitas Anda. Ingat, kekuatan terbesar Anda terletak di dalam pikiran dan hati Anda. Pikiran dan hati bisa membatasi atau memberdayakan Anda. Ketika Anda mengendalikan pikiran dan hati melalui praktik hal-hal yang tepat, Anda akan makin kuat dan sanggup melewati hal apa pun yang berada di luar kendali Anda. Bagaimana Anda mengendalikan pikiran dan hati? Tetaplah mengucap syukur. Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan, masih mempunyai keluarga yang sehat dan mengasihi Anda, dan masih tinggal di rumah yang layak; semuanya ini merupakan sebagian alasan yang kuat untuk Anda mengucap syukur. Renungkan dan hidupi Firman Tuhan dalam Filipi 4:8-9, agar pikiran serta hati Anda terus terjaga di dalam ketenangan dan damai sejahtera pada masa WFH akibat pandemi.

Selamat mencoba dan menikmati hasilnya.

2021-07-26T22:51:44+07:00