Pertumbuhan Rohani melalui Pembaharuan Manusia Batiniah
Pemuridan adalah proses mengikut Yesus, yaitu terus-menerus belajar dari Yesus sampai menjadi serupa dengan Yesus. Proses ini juga kita kenal dengan istilah pertumbuhan rohani, yang dalam beberapa bulan terakhir ini kita bahas secara khusus setiap tahapnya. Ukuran selesai di ujung proses ini adalah kedewasaan yang sempurna, keserupaan dengan Kristus. Pada bulan ini, kita akan melihat lebih jelas apa yang Allah kerjakan di dalam diri setiap murid Yesus yang berjalan mengikut Dia dalam proses pertumbuhan rohani.
Sebagai ilustrasi, bayangkan seorang atlet hebat yang Anda kagumi. Misalnya, sang legenda bulu tangkis, Rudi Hartono. Dalam angan-angan Anda, tentu akan hebat sekali jika Anda pun dapat menjadi serupa dengan Rudi Hartono dalam bermain bulu tangkis. Bagaimana caranya? Tidak mungkin Anda mencapai impian itu dengan hanya berfokus pada meniru gaya dan aksi luarnya: penampilan khasnya, merek raketnya, gaya berjalannya, caranya berlari dan memukul kok, atau nada bicaranya. Bisa saja Anda berhasil meniru semua tampilan luar itu, tetapi dalam pertandingan nyata di lapangan, Anda pasti tidak mampu bermain dan merebut kemenangan seperti Rudi Hartono yang asli. Mengapa usaha Anda itu gagal? Karena yang ada, yang hidup dan bergerak, di dalam diri Anda tetaplah Anda sendiri, bukan Rudi Hartono. Diri Anda dan diri Rudi Hartono tetap berbeda. Hanya ada satu cara untuk Anda dapat menjadi serupa dengan Rudi Hartono, yaitu apabila Rudi Hartono “masuk ke dalam” diri Anda dan “hidup/tinggal di dalam” Anda. Hal ini mustahil terjadi, karena diri Rudi Hartono mustahil dapat berdiam di dalam Anda. Manusia tidak dapat tinggal di dalam diri manusia lainnya.
Berbeda halnya, Tuhan adalah Allah Roh, yang hidup dengan menjadikan manusia Bait-Nya, yaitu tempat tinggal-Nya. Dalam proses menjadikan kita serupa dengan Kristus, Allah mengutus Roh Kudus untuk berdiam di dalam diri kita, sehingga manusia batiniah kita terus-menerus dibentuk dan diperbaharui oleh pekerjaan Roh Kudus hingga pada akhirnya menjadi serupa dengan Kristus. Ini berarti Kristus bukan hanya berdiam di dalam kita, tetapi Dia mau mengubah kita dari dalam sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kita. Inilah yang disebut dengan pembaharuan budi, atau pembaharuan manusia batiniah.
“Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.” – Galatia 4:19, TB
Paulus menyatakan kepada jemaat Galatia, yang saat itu tertipu oleh ajaran legalistik hukum Taurat, bahwa dia harus menderita sakit bersalin lagi sampai rupa Kristus menjadi nyata dalam diri mereka. “Bersalin” yang dimaksud Paulus adalah proses pertumbuhan rohani menuju keserupaan dengan Kristus, yang memang menyakitkan dan tidak instan, tetapi melalui pembaharuan manusia batiniah. Dalam bahasa Latinnya, pembaharuan batin ini disebut “renovaré”. Selain kepada jemaat Galatia, Paulus juga menggunakan istilah dan membahas proses ini kepada jemaat Korintus, yang telah rusak moralnya.
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” –
2 Korintus 4:16-18, TB
Meski proses itu menyakitkan dan berlangsung seumur hidup, Paulus berkata bahwa Tuhan berjanji akan kemajuannya. Dia menegaskan bahwa manusia batiniah kita pasti mengalami pembaharuan (renovaré) dari sehari ke sehari; konsep dan janji yang sama yang juga diajarkan oleh Yesus sendiri dalam Khotbah di Bukit (Matius 5-7).
Mari kita amati isi khotbah Yesus di bukit tentang proses pembaharuan batin:
- Sasaran Tuhan adalah manusia batiniah kita (Mat. 5:17-48)
“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” – Matius 5:20, TB
Hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi lebih berfokus pada tampilan yang terlihat oleh sesama di luar, bukan kondisi asli yang ada di dalam hati (manusia batiniahnya). Tuhan justru mementingkan yang sebaliknya, yang jelas tampak dari teguran-Nya tentang mereka seperti pinggan yang dibersihkan di sebelah luarnya tetapi sebelah dalamnya kotor, seperti kuburan yang dicat putih di luar tetapi dalamnya penuh tulang belulang (Mat. 23:27-18). Pada intinya, Tuhan sangat keras menegur kondisi hati para ahli Taurat dan orang Farisi ini, “Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan,” (Mat. 23:28, TB).
Bagi orang Farisi dan ahli Taurat, yang penting mereka tidak membunuh secara fisik, tidak berzinah secara fisik, atau melakukan dosa-dosa lain yang memalukan, tetapi bagi murid Kristus yang paling penting haruslah yang menjadi sasaran Tuhan. Manusia batiniah kita. Yang terpenting adalah di dalam hati kita selalu terjadi renovaré (pembaharuan), sehari demi sehari, sehingga manusia batiniah yang terus-menerus makin serupa dengan hati Bapa (hati Kristus) (Mat. 5:17-48).
- Tuhan menggunakan disiplin rohani kita untuk mengerjakan pembaharuan batin agar kita makin serupa Kristus (Mat. 6:1-7:14)
Semasa pelayanan-Nya di dunia, Yesus memuridkan pemagang-pemagang-Nya untuk mempraktikkan disiplin-displin rohani. Ini penting karena di dalam semua disiplin ini, Tuhan bekerja memproses pembaharuan di dalam manusia batiniah manusia yang mempraktikkannya. Apa saja disiplin rohani ini?
a. Disiplin penyangkalan diri: kerahasiaan, memberi, berpuasa, berdiam diri, menyendiri, sabat, mengendalikan mamon, memprioritaskan Kerajaan Allah dan kebenarannya.
- Disiplin keterlibatan: coram Deo, merenungkan Firman, saling membangun (saling memberi minuman rohani) dengan karunia-karunia Roh di dalam komunitas kerajaan, beribadah bersama.
Jika murid Kristus mempraktikkan disiplin-disiplin rohani tersebut dengan pertolongan Roh Kudus, proses pembaharuan pun akan terus berjalan, dan pada akhirnya terjadilah kondisi hati yang serupa Kristus. Saat itulah, ketika manusia batiniah kita telah bertumbuh makin serupa Kristus, secara otomatis tampak luarnya pun akan mengikuti perilaku Kristus.
“Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.” – Matius 7:17-18, TB
Mari setia mengikuti proses pertumbuhan rohani yang benar. Bukan asal mengikuti berbagai pelatihan atau program di gereja, melainkan mempraktikkan disiplin-disiplin rohani dan mengalami pembaharuan batin senantiasa. Pada waktunya nanti, rupa Kristus akan menjadi nyata di dalam manusia batiniah kita dan kita akan memanifestasikan keserupaan dengan Kristus itu keluar dari pribadi kita di mata sesama. Selamat berproses seumur hidup.