///Menjadi Terang di Lingkungan Pekerjaan

Menjadi Terang di Lingkungan Pekerjaan

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik…” – Matius 5:16

Dalam kehidupan, Tuhan Yesus mengajarkan agar kita hidup di dalam terang, yang berarti hidup di dalam Yesus Kristus, karena Yesus Kristus adalah terang itu. Salah satu ciri yang pasti pada kehidupan di dalam terang adalah kasih yang nyata di dalam kehidupan bersama sesama manusia.

 

Kasih bukanlah sekadar menolong ataupun berbagi. Kasih adalah respons dan sikap iman kita yang tulus, yang keluar dari dalam lalu terekspresi dalam ucapan atau perbuatan baik kepada sesama kita. Bentuknya bisa bermacam-macam: bantuan, pemberian, waktu kebersamaan, mendengarkan, pujian, pengampunan, dan lain-lain; tetapi dasar dan sumbernya adalah ketulusan dari dalam hati. Kalau pemberian atau bantuan itu kita lakukan dengan paksaan, yaitu tanpa ketulusan, itu bukanlah kasih. Kalau motivasinya adalah untuk menerima balasannya atau mendapat penghormatan, itu pun bukanlah kasih. Apa pun bentuknya, kasih selalu tulus dan rendah hati. Orang yang hidup di dalam kasih pasti hidup di dalam terang Tuhan pula, maka ia mampu menyinarkan terang itu dalam ekspresi kasihnya kepada sesama. Dalam konteks kehidupan bersama di lingkungan pekerjaan, kita juga perlu hidup di dalam kasih dan menjadi terang bagi orang-orang yang berinteraksi dengan kita di lingkungan pekerjaan.

 

Sikap, ucapan, dan perbuatan kita sehari-hari di lingkungan pekerjaan menunjukkan karakter kekristenan kita. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa satu teladan lebih baik daripada seribu nasihat. Inilah yang berlaku bagi kita, khususnya karena kita dikenal sebagai orang Kristen. Seseorang dapat saja begitu fasih berkhotbah, memberikan banyak nasihat yang membangun, tersohor sebagai aktivis gereja, tetapi tidak menjadi teladan kasih dan terang di hadapan para pekerja yang dipimpinnya, para pemimpinnya, serta rekan-rekan kerjanya. Hidup di dalam terang akan membuat kita mampu menjadi terang, dan kali ini kita akan belajar mempraktikkan beberapa kiat praktisnya.

Sebagai pekerja (karyawan, karyawati, staf, atau posisi apa pun yang memiliki pemimpin):

 

  1. Setia dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang sudah ditetapkan

Saat kita mendapatkan tugas dari pemimpin, kerjakan tugas itu dengan bertanggung jawab serta selesaikan hingga tuntas. Jangan ciptakan berbagai alasan, dalih, atau keluhan, dan jangan menyalahkan siapa pun saat menghadapi berbagai kendala atau rintangan. Mintalah bantuan kepada tim, rekan, atau pemimpin jika perlu, tetapi tetaplah bertanggung jawab menjadi orang yang paling terlibat hingga seluruh proses tugas itu selesai. Dalam hal ini, terang Kristus akan terlihat jika kita mampu bertanggung jawab dengan dengan sikap positif hingga tugas itu selesai dengan tuntas.

 

  1. Berucap dan berperilaku jujur senantiasa

Secara praktis, jujur berarti tidak berbohong, tidak mencuri, atau tidak memanipulasi. Ini bisa kita tunjukkan jika kita memiliki hati yang benar dan tulus. Memang keliatannya hal ini terlalu ideal, apalagi jika kita bekerja di lingkungan yang sarat dengan berbagai konflik kepentingan, tetapi inilah yang ditetapkan oleh Firman Tuhan bagi kita sebagai pengikut Kristus. Jika Anda ingin menjadi terang di lingkungan pekerjaan, pastikan bahwa Anda senantiasa jujur, salah satunya dengan tidak mencuri waktu meskipun ada kesempatan untuk itu. Datang bekerja tepat waktu, hadir rapat tepat waktu, dan menyerahkan hasil tugas tepat waktu ialah beberapa contohnya.

 

  1. Selalu siap sedia untuk memberi pertolongan

Perilaku yang mau mendukung orang lain di lingkungan pekerjaan adalah terang yang dapat orang lain lihat dan rasakan pada diri kita. Ambillah berbagai kesempatan untuk menolong pemimpin mencapai target-targetnya (bukan membicarakan hal-hal buruk di belakang pemimpin), bersikaplah mudah bekerja sama dan peduli dengan rekan-rekan kerja serta dengan tim yang lain (bukan suka mengomel dan garang terhadap rekan-rekan kerja), senantiasa. Siap sedia untuk menolong adalah karakter yang langka dan mahal di dunia kerja saat ini; tidak banyak yang mempraktikkannya. Kita menjadi berbeda dan bersinar ketika sehari-hari hidup mempraktikkannya di tengah-tengah perilaku kerja yang cuek, hitung-hitungan, tidak peduli, dan bahkan saling memanfaatkan.

 

  1. Berespons benar terhadap tekanan

Ketika kita mengalami tekanan seperti pekerjaan yang menumpuk, dikritik atau ditegur oleh pemimpin, dipersalahkan oleh rekan kerja, atau diperlakukan tidak adil, berespons membalas dan menyerang memang mudah, tetapi ini tidak menyinarkan terang Kristus sama sekali. Tekanan ialah kesempatan untuk kita mempraktikkan kebenaran “memikul salib dan menyangkal diri” yang Yesus perintahkan, dan inilah yang akan menjadi terang yang orang-orang lihat pada diri kita. Temukan kebenaran Firman Tuhan tentang bagaimana Anda harus berespons dalam tekanan itu, lalu bergantunglah pada kasih karunia Tuhan dan jangan andalkan kekuatan diri sendiri, maka Anda pun akan sanggup melakukannya. Untuk bisa melakukan hal ini, tentu kita perlu terbiasa berhubungan akrab dengan Tuhan melalui interaksi pribadi dengan-Nya dan melalui perenungan Firman Tuhan yang terus-menerus.

 

Sebagai pemimpin (direktur, manajer, supervisor, mandor, atau posisi apa pun yang memimpin orang lain):

  1. Menjaga integritas

Integritas sangat terkait dengan kejujuran, selain sikap hidup yang bersih dan lurus. Jadilah pemimpin yang berintegritas, karena perilaku pekerja yang kita pimpin ialah cerminan dari karakter diri kita sebagai pemimpin. Jika kita terbiasa menjaga integritas, anggota tim kerja akan mengikuti nilai-nilai yang kita praktikkan. Pastikan bahwa ucapan dan tindakan serta kebiasaan Anda selaras, termasuk ketika Anda mengalami tekanan atau berada di tangah-tengah kesulitan yang mudah saja dihindari atau dikesampingkan dengan cara-cara yang tidak jujur atau kotor. Tidak ada gunanya kita memperkenalkan, bahkan mempromosikan, kekristenan kita melalui berbagai program kerohanian atau slogan-slogan berisi ayat-ayat Alkitab jika cara memimpin kita tidak berintegritas.

 

  1. Bijak dalam mendelegasikan tugas

Belajarlah untuk mempercayai anggota tim dan delegasikan tugas dengan jelas serta bijak. Mempercayai anggota tim adalah tanda kekuatan pemimpin, bukan kelemahan. Kunci terbaik saat mendelegasikan tugas adalah dengan mengenali anggota tim mana yang paling bersemangat mengerjakan tugas tersebut, tetapi juga kita tahu memiliki kapasitas yang sesuai atau setidaknya potensial dengan tugas itu. Kemungkinan besar mereka akan memikirkan dan mengerjakan tugas itu dengan lebih baik dibandingkan orang lain. Selain itu, mereka juga akan menikmati proses pengerjaannya. Delegasi tugas dengan bijak seperti ini akan menyinarkan terang kita di hadapan para pekerja yang kita pimpin, sehingga mereka menghormati kita karena memandang kita sebagai pemimpin yang berbeda dengan kebanyakan pemimpin yang lain.

 

  1. Membangun komunikasi dan hubungan kerja yang positif

Hubungan baik tercipta dari komunikasi yang baik. Sebagai pemimpin Kristen, kita perlu membangun hal ini. Tingkatkan semangat tim lewat berbagai cara: banyak menabur hal yang baik dalam berbagai pertemuan dan kesempatan; banyak mendengar masukan dari pekerja; banyak memberikan dorongan motivasi kepada mereka; berfokus pada kekuatan mereka dan memaksimalkan potensi mereka; menciptakan peluang-peluang hubungan informal yang menyenangkan seperti membagikan makanan ringan, kopi, atau makan siang bersama; serta mengingat keunikan setiap orang di dalam tim kerja. Dengan melakukan hal-hal semacam ini, kita akan dikenal dan dikenang berbeda dengan kebanyakan pemimpin, yang biasanya cuek, sering mengkritik dan marah-marah, serta selalu “berjarak” dengan orang-orang yang dipimpin.

 

8.      Tidak pelit berbagi ilmu

Pemimpin yang baik rela membagikan kompetensi, keahlian, maupun pengalamannya kepada orang-orang yang dipimpinnya, karena pemimpin yang baik selalu ingin agar setiap orang yang dipimpinnya maju serta berkembang, bahkan hingga menjadi lebih hebat daripada dirinya sendiri. Pemimpin yang hebat bukanlah yang serbabisa melakukan segalanya, melainkan yang mampu memimpin tim dengan membawa setiap orang untuk berkembang bersama-sama. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, kita sudah menjadi terang untuk mereka yang mengalami “kegelapan” dalam hal kompetensi atau pengetahuan kerja. Dengan demikian, kita menjadi berkat bagi tim kita.

 

Pada akhirnya, apa pun posisi kita dalam pekerjaan, kita harus mengingat bahwa kita telah ditetapkan untuk menjadi pengikut Kristus, yang hidup melakukan perintah-Nya dan menjadi pelaku Firman Tuhan. Setelah memahami kiat-kiat praktis yang dibahas di dalam artikel ini, mari kita mempraktikannya dengan segenap hati dan segenap pikiran kita demi menjadi terang di lingkungan pekerjaan. Dengan kita melakukan hal ini, orang-orang akan melihat Kristus dan mengalami daya tarik Kristus. Selamat mempraktikkan.

2021-05-27T14:43:55+07:00