Selamat datang di tahun yang baru, 2020. Tahun 2020 adalah tahun yang cukup istimewa, karena banyak target-target pencapaian di berbagai bidang dikaitkan dengannya, misalnya “Jakarta 2020”, “Indonesia 2020”, dan banyak lagi lainnya. Bagi kita sebagai bangsa Indonesia, pada tahun ini kita otomatis menjadi semakin dekat dengan apa yang dicanangkan oleh presiden kita, yaitu era “revolusi industri 4.0” di Indonesia. Pada era 1.0, kita beralih dari era pertanian sebelumnya ke era industrialisasi, dengan beberapa teknologi baru saat itu, termasuk mesin uap. Kemudian pada era 2.0, mesin dan listrik mengambil alih dan industrialisasi berkembang semakin pesat. Selanjutnya, yang saat ini sedang kita jalani ialah akhir dari era 3.0, yaitu era komputerisasi dan robotisasi. Setelah era ini, kita sedang menuju era baru dengan perkembangan yang sangat pesat, yaitu era revolusi industri 4.0, atau era otomatisasi dan data. Di sepanjang sejarah, kita tahu perkembangan industri tidak dapat kita hindari dan telah menghasilkan perkembangan teknologi yang luar biasa; yang telah sangat mempermudah kehidupan manusia sekaligus memperburuk kualitas hubungan antarmanusia. Sejak era industrialisasilah hubungan keluarga semakin renggang karena dipisahkan oleh pekerjaan dan teknologi. Bahkan, teknologi yang lebih maju pada era komputerisasi yang dianggap akan menjadi solusi bagi hubungan keluarga ternyata justru semakin mengisolasi setiap anggota keluarga menjadi semakin individualistis. Belum memasuki era 4.0 saja, kita sudah melihat dampak teknologi yang begitu mengerikan bagi kehidupan sosial manusia…
Segala kemajuan yang dimaksudkan untuk tujuan-tujuan positif dalam kehidupan manusia itu sesungguhnya baik, tetapi tentu kita perlu kembali ke tujuan-tujuan positif itu sendiri sebagai hal yang mendasar. Menikmati dan memanfaatkan segala perkembangan baru tanpa mempertahankan tujuan positifnya akan sia-sia saja, bahkan justru merusak kehidupan kita. Karena itulah, para pemimpin kita mencanangkan fokus bagi Abbalove ke depan sejalan dengan pemikiran ini: “Menuju Abbalove 4.0”, yang maknanya akan kita pelajari bersama di dalam tulisan singkat ini.
Kembali ke Visi dan Misi Awal
Mempertahankan tujuan positif dalam fokus “Menuju Abbalove 4.0” ialah berfokus kembali pada pencapaian visi dan misi Abbalove. Bahkan, visi dan misi Abbalove bukanlah hanya tujuan positif itu, melainkan identitas dan maksud/tujuan keberadaan kita. Visi dan misi Abbalove yang diberikan oleh Tuhan ini dimaksudkan untuk membawa kita menuju masa depan, termasuk untuk menghadapi tantangan akhir zaman sebagai sebuah jemaat. Lalu, apa visi dan misi Abbalove?
Sesuai dengan pernyataan yang telah lama kita kenal (“menjadi murid Kristus melalui komunitas sejati untuk memancarkan gerakan kasih Bapa Surgawi dan menghadirkan Kerajaan Allah dalam setiap bidang kehidupan”) visi dan misi Abbalove terutama ialah 1) pemuridan dalam 2) komunitas 3) Kerajaan Allah. Ketiga hal inti ini sangatlah penting bagi kita di akhir zaman ini, dan penjelasannya dapat dilihat dari pribadi Allah Tritunggal sendiri serta Amanat Agung yang Kristus berikan. Dalam Amanat Agung, Kristus selain memerintahkan kita untuk pergi dan menjadikan segala bangsa murid-Nya (pemuridan), juga berjanji akan menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman (Mat. 28:19-20). Mempraktikkan gaya hidup “saling” seperti yang ada pada Allah Tritunggal (komunitas), akan membawa kita kembali hidup sesuai gambar dan rupa Allah sehingga kita diberi kuasa memerintah bersama Kristus (Kerajaan Allah) (Kej. 1:26-28; Why. 1:5-6). Inilah yang perlu kita kejar di era perjalanan kita berikutnya. Inilah perjalanan menuju ABbalove 4.0.
Ketika kita berjalan dalam visi dan misi ini, kita akan hidup dalam takut akan Allah sebagai komunitas dalam Kerajaan-Nya, dan hidup kita menjadi tidak terguncangkan (Ibr. 12:26-29). Apa pun tantangan yang kita hadapi di akhir zaman ini, tantangan itu tidak dapat mengguncangkan kita atau menggugurkan kita dari Kerajaan-Nya.
Melakukan Kehendak Bapa dalam Mengerjakan Visi dan Misi Kita
Setelah memahami bahwa visi dan misi ini ialah kehendak Tuhan atas hidup kita bersama sebagai sebuah jemaat, kita harus berusaha mencapainya bersama-sama. Jika kita mengasihi Bapa, maka kita pasti melakukan kehendak-Nya. Sebaliknya, mengabaikan kehendak Bapa berarti kita lebih mengasihi dunia ini.
“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yoh. 2:15-17)
Hanya orang yang melakukan kehendak Bapalah yang akan tetap kuat dan hidup selama-lamanya. Karena itu, marilah kita pada tahun ini kembali merenungkan kehendak Tuhan dalam kaitannya dengan visi dan misi bersama Abbalove ketika membaca Firman Tuhan dalam seluruh Alkitab. Kita akan membaca dan mempelajari kitab Kejadian sampai Wahyu seperti pada tahun lalu, dengan panduan perenungan yang membantu kita bergerak bersama dalam fokus Abbalove 4.0.
Sederhananya, kita akan merenungkan hal-hal inti dalam visi dan misi Abbalove di dalam bagian Alkitab yang kita baca, seperti: murid Kristus, komunitas sejati, kasih Bapa Surgawi, Kerajaan Allah, dan bidang-bidang kehidupan. Inilah konsep-konsep utama yang penting dalam visi dan misi Abbalove, walaupun masing masing jemaat lokal tentu mempunyai penajaman visi dan misi ini menjadi fokus lokal yang khas dan unik, tanpa bertentangan dengan visi dan misi Abbalove secara keseluruhan. Dengan perenungan Firman Tuhan yang demikian, iman kita dalam hal visi dan misi kita akan semakin teguh sehingga kita dapat bergerak mencapainya dengan kasih karunia Tuhan.
Kami para penatua dan anggota ATM mendorong setiap pemimpin, pekerja, dan anggota jemaat untuk membaca seluruh Alkitab secara berurut sampai selesai, sambil merenungkan lebih dalam bagian-bagian yang menjadi fokus khusus sesuai dengan visi dan misi kita. Dalam membaca Alkitab, kita dapat menerapkan prinsip-prinsip penafsiran yang sehat seperti yang telah kita pelajari di sepanjang tahun lalu. Selamat merenungkan Firman-Nya dan bergerak menuju Abbalove 4.0 bersama-sama.
(Eddy Leo, Apostolic Team Ministry)