Mudik

Dalam setiap musim libur hari raya Idulfitri selalu terjadi fenomena yang sudah berlangsung lama di Indonesia, yaitu mudik lebaran. Mudik lebaran memang telah menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat, khususnya di antara para perantau yang tinggal di kota besar. Masa libur lebaran mereka manfaatkan untuk pulang ke kampung halaman demi bertemu dengan orang tua dan sanak saudara serta mengulang nostalgia masa kecil.

Fenomena mudik ini bahkan bukan hanya terjadi di antara mereka yang merayakan lebaran, tetapi juga oleh mereka yang “sekadar” ikut menikmati masa libur panjang saat lebaran, dengan perjalanan melalui jalur darat, laut, maupun udara. Alhasil, mudik sering kali diiringi kehebohan yang padat dan macet dalam perjalanan serta waktu tempuh yang lebih lama daripada biasanya. Kepadatan dan kemacetan mudik sering membuat banyak orang merasa frustrasi, khususnya bagi mereka yang menempuh jalur darat, karena kendaraan harus antre (bahkan diam tidak bergerak) cukup lama, dan pejalan tidak berdaya saat terjebak di tengah-tengah situasi itu. Kepadatan dan kemacetan parah yang membuat frustrasi ini sudah ikut menjadi tradisi seperti mudik lebaran itu sendiri; dan anehnya, meski kita semua letih dan frustrasi, kita juga “menerima saja” bahwa ini memang akan kita jalani setiap tahunnya. Ini seolah kita menjadi pasrah karena yakin bahwa situasi tahunan ini tidak akan berubah dan tidak akan ada orang yang sanggup mengubahnya.

Namun, ternyata perubahan terjadi pada situasi mudik lebaran tahun 2019 ini. Berdasarkan hasil laporan berbagai media, perjalanan mudik jalur darat tahun ini dirasakan lebih baik dan lebih lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, baik pada saat arus mudik maupun arus balik. Awalnya memang sempat terjadi kemacetan di beberapa titik dan bahkan di ruas-ruas jalan tol karena padatnya kendaraan yang melintas, tetapi karena kesigapan petugas lalu lintas dan jalan tol, beberapa solusi langsung diterapkan untuk mengurai kemacetan yang terjadi.  Salah satunya adalah penerapan sistem “one way”; seluruh badan jalan digunakan hanya untuk kendaraan yang mengarah sesuai arus utama, yaitu keluar meninggalkan Jakarta pada arus mudik dan kembali ke Jakarta pada arus balik. Alhasil, arus lalu-lintas kendaraan menjadi lancar karena jalur perlintasan menjadi jauh lebih lebar, sehingga waktu tempuh juga menjadi lebih normal dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

————————————————————–

Kemacetan ternyata bukanlah fenomena yang hanya terjadi dalam perjalanan, tetapi juga dalam kehidupan kita sendiri. Ada kalanya, kita mengalami hidup ini seolah-olah mampet dan kita terjebak tanpa jalan keluar. Kita merasa tidak berdaya karena situasi yang dihadapi berada di luar kemampuan kita, bahkan kita yakin tidak ada seorang pun yang bisa menolong kita keluar dari situasi yang ada, lalu kita “menerima saja” terjebak di dalamnya. Bisa jadi, bahkan kita sudah melihat pola yang rutin pada kemacetan ini; hidup kita menjadi mampet dan kita terjebak setiap kali terjadi situasi tertentu.

Sesunguhnya, ada penyertaan Tuhan yang tak pernah berhenti di dalam hidup kita. Dia adalah Allah yang akan membuka jalan di tengah-tengah setiap kemacetan hidup kita. Mungkin sering kali kita tidak bisa melihat pekerjaan baik yang Tuhan sedang lakukan di dalam hidup kita, karena kita hanya melihat dengan apa yang kita lihat dengan mata jasmani. Kita hanya mau menemukan solusi yang sesuai dengan kehendak kita, padahal Tuhan sedang melakukan perbuatan baik dalam hidup kita. Akibatnya, kita terjebak dan tak mampu melihat solusi dari Tuhan.

Seperti pada fenomena mudik lebaran tahun ini, yang mendapatkan solusi sehingga perjalanan menjadi lebih lancar, demikian juga setiap kemacetan dalam hidup kita akan terbuka dan hidup kita menjadi lancar kembali oleh solusi dari Tuhan. Allah turut bekerja untuk membuka setiap jalan yang tersumbat, pintu yang tertutup, jalan yang buntu, dengan kasih dan kuasa-Nya yang sempurna. Kemacetan dalam hal hubungan, keuangan, kesehatan, atau apa pun juga, tidak ada yang terlalu sulit untuk Dia uraikan dan selesaikan. Percayalah bahwa Allah pasti membuka jalan-jalan baik dalam kehidupan Anda dengan cara-Nya yang ajaib; bagian kita adalah percaya dan tetap beriman kepada kasih Tuhan yang tidak berkesudahan itu.

Mari kita kembali meneguhkan kepercayaan akan penyertaan Tuhan, dan belajar untuk menikmati situasi apa pun dalam hidup kita saat ini. Bagaimana caranya? Dengan terus mengisi dan membangun iman kita melalui hubungan yang akrab dengan Firman Tuhan, sekaligus terus melangkah memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup kita. Maka, Dia Allah akan membuktikan diri-Nya kepada kita; Dia akan membuka jalan kehidupan kita dengan kasih dan kuasa-Nya. Amin.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28)

2019-09-27T10:43:16+07:00