Kebenaran yang Dianggap Mitos oleh Para Sejarawan
Tentu cukup mencemaskan kalau kita diberi tahu bahwa Alkitab adalah sebuah kebohongan, yang juga berarti bahwa mustahil bangsa-bangsa dapat dimenangkan bagi Kristus atau bahwa Kerajaan Allah dapat dinyatakan di atas bumi atau bahwa tidak mungkin kita menjadi sempurna serupa dengan Yesus. Sebaliknya, alangkah dahsyat dan menggairahkannya ketika tafsiran dunia terbukti tidak benar dan Firman Allah diteguhkan lewat berbagai bukti temuan sejarah, ilmu pengetahuan, dan secara khusus lewat arkeologi.
Bala Kelaparan di Mesir Selama Tujuh Tahun
Setelah tujuh tahun kelimpahan ketika Yusuf mempersiapkan gudang-gudang makanan, sekarang tibalah masa buruk yang telah diperhitungkan itu. Ternyata, pengaruhnya sampai di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara sehingga dicatat dalam Firman Tuhan,
Kejadian 41:55-57
“Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.” Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.”
Keluarga Yakub Mencari Makanan di Mesir
Kelaparan di Mesir terasa di seluruh Kanaan pula, sehingga Yakub mengutus anak-anaknya ke Mesir untuk membeli gandum. Saat itu, dia belum tahu bahwa putranya yang dianggap sudah lama mati, yaitu Yusuf, masih hidup dan menjadi Perdana Menteri Mesir.
Kejadian 42:1-2
“Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia kepada anak-anaknya: “Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?” Lagi katanya: “Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati.”
Kisah ajaib pertemuan Yusuf dengan kakak-kakaknya adalah suatu pelajaran bagi kita tentang bagaimana kita seharusnya membangun Kerajaan Allah. Mungkin kita diperlakukan dengan jahat dan tidak adil, tetapi kalua kita ingin agar Roh Allah bekerja di dalam kita, kita harus memelihara roh yang manis dan lembut. Akar pahit akan membinasakan jiwa kita, tetapi hati yang lembut, yang penuh kasih, pengampunan, kemurahan, dan iman akan menghasilkan pemulihan, rekonsiliasi, dan persatuan. Semuanya ini adalah unsur-unsur penting dalam pembangunan Kerajaan Allah.
Yusuf tidak langsung menyatakan dirinya kepada saudara-saudaranya. Bahkan, selama berbulan-bulan dia sabar mempersiapkan mereka dan menantikan kesempatan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang tepat. Kita harus belajar dari prinsip-prinsip ini.
Tantangan yang berat yang dilemparkan kepada kakak-kakaknya sungguh menyatakan suatu rahasia penting dalam pembangunan Kerajaan Allah. Yusuf memberi tahu mereka bahwa mereka harus membawa Benyamin ke Mesir. Hal ini berat bagi mereka sehingga mereka terpaksa mengakui kejahatan mereka terhada saudaranya yang lain, yaitu Yusuf, tanpa tahu bahwa Yusuf sendirilah yang sedang berada di depan mereka itu. Selanjutnya, Yusuf berkata kepada mereka,
Kejadian 44:23
“Jika adikmu yang bungsu itu tidak datang ke mari bersama-sama dengan kamu, kamu tidak boleh melihat mukaku lagi.”
Siapakah “adikmu yang bungsu”? Siapakah orang itu yang harus Anda bawa supaya pemulihan dan rekonsiliasi sudah lengkap? Inilah prinsip Kerajaan yang kita harus praktikkan!
Yusuf Menyatakan Diri kepada Saudara-saudaranya
Kejadian 45:1-3
“Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: “Suruhlah keluar semua orang dari sini.” Maka tidak ada seorangpun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.” Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?” Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.”
Wah! Bayangkan betapa kagetnya mereka! Adik yang mereka mau bunuh lalu mereka jual sebagai budak sedang berdiri sebagai pemimpin besar di hadapan mereka! Sungguh kisah yang indah dan ajaib!
Yusuf Menyatakan Rencana Allah yang Profetik
Sementara kakak-kakaknya gemetar ketakutan, Yusuf menunjukkan pengetahuannya akan maksud abadi Allah. Urapan seperti inilah yang diperlukan demi pembangunan Kerajaan Allah.
Kejadian 45:4-9
“Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: “Marilah dekat-dekat.” Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: “Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.”
Yakub Sekeluarga Pindah ke Mesir
Kejadian 46:2-4
“Berfirmanlah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam: “Yakub, Yakub!” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” Lalu firman-Nya: “Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti. Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba, dan anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka menaiki kereta yang dikirim Firaun untuk menjemputnya. Mereka membawa juga ternaknya dan harta bendanya, yang telah diperoleh mereka di tanah Kanaan, lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunannya bersama-sama dengan dia.”
Sekarang bani Israel, dimulai dengan 70 orang, tinggal di tanah Gosyen. Selanjutnya, di sanalah mereka bermultiplikasi seperti dikatakan dalam Firman Tuhan.
Kejadian 47:27
“Maka diamlah Israel di tanah Mesir, di tanah Gosyen, dan mereka menjadi penduduk di situ. Mereka beranak cucu dan sangat bertambah banyak.”
Perkembangan jumlah orang Israel di Mesir ini telah terjadi selama kurang lebih 215 tahun sehingga jumlah mereka menjadi sangat banyak. Akhirnya, seorang Firaun baru yang tidak mengenal Yusuf, karena memang berasal dari dinasti yang lain, menjadi takut melihat begitu banyak masyarakat bani Israel yang sudah mulai meluas di seluruh wilayah Mesir.
Apa kisah multiplikasi ini memang benar? Dulu, oleh sejumlah ilmuwan, hal itu dianggap mitos saja, tetapi puji Tuhan, kini sudah ditemukan banyak sekali bukti bahwa bangsa Israel memang pernah tinggal di Mesir, bahkan bermultiplikasi menjadi jumlah besar serta meluas ke berbagai tempat di Mesir.
Pendapat Para Ahli Arkeologi
Dr. David Rohl, Ahli sejarah Mesir
Dalam bukti arkeologi, “Kita melihat tanah yang kosong dengan hampir tidak ada populasi. Lalu tiba-tiba ada sekelompok orang Semitik yang menduduki wilayah tersebut, dengan sekitar 12 rumah dan jumlah orang sekitar 70-100 orang, dan dalam kurun waktu 3-4 generasi menjadi kota besar sekali, salah satu kota terbesar di dunia purba.”
Dr. James Hoffmeier, Ahli sejarah Mesir, Penulis buku Israel in Egypt
“Kita memang tahu bahwa ada populasi Semitik yang banyak dari Suriah, Kanaan, pada satu saat pada awal milenium ke-2 SM. Peninggalannya telah ditemukan di sejumlah tempat seperti banyak kuburan yang sangat jelas orang-orang asing, kaum Semitik, dan hal ini dapat diketahui dari bejana-bejana peninggalannya dan jenis-jenis senjatanya.”
Banyak kuburan dengan sisa-sisa jenazah orang Semitik serta banyak bejana dan senjata Semitik juga ditemukan di kota Avaris (Ramses) di tanah Gosyen.
Dr John Bimson, Ahli sejarah Mesir, Trinity College, Inggris
Saat ditanya, “Berapa banyak wilayah pemukiman bani Semitik di Mesir?” dia menjawab, “Ada 20 lokasi (kota-kota) atau lebih yang berada di wilayah yang Yusuf sebut Gosyen, tempat kaum Israel bermukim. Banyak dari lokasi-lokasi itu belum digali. … Mungkin sekali masih ada banyak lagi lokasi di bawah tanah yang akan ditemui yang dapat memberi lebih banyak terang untuk kita dari periode itu.”
Avaris (yang kemudian disebut Ramses) adalah kota besar yang dibangun umat Israel di tanah Gosyen. Di wilayah itu sudah ditemukan lebih dari 20 kota pemukiman umat Israel di Mesir dengan total jumlah penduduk mencapai sekitar 3 juta orang. Selain Avaris, juga sudah ditemukan kota-kota Semitik yang lain di sekitar 6 provinsi yang berbeda di Mesir.
Sejauh 120 km ke selatan dari Gosyen dan Avaris, di Lembah Fayyum, telah ditemukan kota Kahun. Ini adalah sebuah kota Semitik yang besar pula, yang kemudian tiba-tiba, menjadi kosong. Kini, banyak peninggalan sudah ditemukan yang membuktikan keberadaan bani Israel di Mesir, dari zaman Yusuf sampai zaman Keluaran. Sekali lagi, ilmu pengetahuan meneguhkan bahwa isi Alkitab adalah benar. Sejarah dan kisah dan kebenaran yang dimuat di dalam Alkitab sungguh adalah pedoman kehidupan bagi kita dan merupakan peta pembangunan Kerajaan Allah.
Bulan depan, kita akan membahas masa penghukuman atas Mesir dan 10 tulah yang melanda Mesir setelah Firaun menolak melepaskan mereka pergi untuk menyembah Tuhan. Mari tetap bersemangat mempelajari Firman Tuhan!