Istilah “omakase” berawal dari restoran sushi di Jepang. Pada awalnya, makanan sushi di Jepang sangat mahal sehingga hanya orang kaya yang bisa menikmatinya. Namun seiring kemajuan ekonomi Jepang yang makin baik, sushi mulai bisa dinikmati di restoran-restoran biasa. Nah, saat itu banyak warga masyarakat yang masih belum paham jenis makanan sushi dan khawatir salah pilih menu, maka mereka menyerahkan pengambilan keputusan kepada koki untuk menyiapkan dan memilih sushi yang akan mereka nikmati. Itulah omakase. Kalau kita berkunjung ke restoran sushi dengan sistem omakase artinya kita menyerahkan pilihan sushi yang akan kita makan pada koki yang profesional.
Harga layanan omakase ini lebih mahal daripada harga makanan yang dipesan dengan sistem restoran biasa, tetapi omakase sampai sekarang masih disukai banyak orang, bahkan sudah tersedia di berbagai negara lain termasuk di Indonesia. Hal ini karena banyak orang tidak mau pusing dengan berbagai pilihan menu yang ada dan mereka percaya kepada koki yang profesional yang akan memberikan menu sushi yang terbaik untuk mereka makan. Selain itu, pengalaman menikmati sajian terbaik yang dipilih dan disiapkan secara khusus oleh sang koki menjadi sensasi tersendiri, yang berbeda dari memilih sendiri sebagai orang awam tanpa pengetahuan dan pemahaman yang mumpuni.
Masih dalam suasana awal tahun dan masih di bulan-bulan pertama tahun 2023, saya melihat banyak orang tetap banyak membicarakan berbagai rencana hidup. Setelah memasuki bulan pertama 2023, kita masih membicarakan agenda kerja, rencana membeli barang tertentu, sampai pada rencana liburan tahun ini. Kita bisa saja membuat semua rencana itu rapi adanya sesuai dengan pengetahuan kita. Namun, tetap saja pada akhirnya tidak semua rencana itu bisa berjalan baik, dan pilihan-pilihan kita kadang bisa berakhir dengan hasil yang tak sesuai keinginan. Mengapa begitu? Karena pengetahuan dan pemahaman yang kita miliki terbatas.
Belajar dari sistem omakase, saya merenungkan bahwa hidup saya ini seperti seorang tamu yang sedang datang ke restoran. Pilihan saya adalah memilih menu makanan sendiri atau menyerahkan menu pada sistem omakase. Tentu, lebih mudah bagi saya jika memilih omakase dengan Allah Bapa sebagai Sang Koki kehidupan. Segala hal dalam hidup saya akan lebih mudah, lebih baik, dan lebih tepat, jika saya menyerahkan diri pada semua yang telah disiapkan dan disediakan oleh Bapa. Inilah kehidupan sempurna yang sesungguhnya bagi saya. Kehidupan yang sempurna bagi saya seharusnya bukanlah kehidupan yang berjalan sepenuhnya sesuai rencana saya sendiri.
Kita semua memiliki “koki ahli” yang paham kebutuhan dan siap menyajikan yang terbaik bagi kita: Bapa Surgawi yang mengerti dan mengasihi kita dengan sempurna. Untuk menikmati kesempurnaan dari Bapa itu, kita hanya perlu rela diarahkan dan menerima semua yang Bapa sudah sediakan. Kita tidak perlu pusing atau repot mengusahakan banyak hal dengan cara saya sendiri; kita hanya perlu datang pada Bapa Surgawi dan menyerahkan diri pada kehendak-Nya. Dan, kita tidak perlu membayar harga yang mahal untuk kesempurnaan ini. Inilah kasih karunia dan keistimewaan khusus bagi kita yang adalah anak-anak Bapa Surgawi.
Perenungan ini menyadarkan saya kembali bahwa hidup anak-anak Tuhan adalah hidup yang penuh kasih karunia. Kita bisa merencanakan banyak hal dalam hidup kita, tetapi kalau hidup kita tidak ada dalam hadirat Bapa, kita pasti akan kesulitan menjalani setiap kondisi hidup ini. Namun sebaliknya, ketika saya mau datang kepada Bapa dan menyerahkan diri pada kehendak-Nya, bukan pilihan dan rencana saya yang terjadi, tapi rencana-Nya yang sempurna dan yang terbaik itulah yang akan terjadi bagi hidup saya.
Saya memilih “omakase” untuk pemenuhan semua kebutuhan saya dan perjalanan hidup saya ke depan. Saya mau percaya kepada Bapa yang kehendak-Nya sempurna, yang adalah penyedia dan sumber terbaik bagi diri saya. Bagaimana dengan sahabat-sahabat semua, masihkah mau memilih sendiri? Ingat, sistem “omakase” tersedia, dan hanya butuh kerelaan kita untuk datang dan dituntun oleh Bapa.
“Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.” – Yesaya 48:17-18