/, Pre Marriage/Pacar : berkat atau kutuk?

Pacar : berkat atau kutuk?

“Hmmm… Kelihatannya tergantung siapa yang menjawabnya, deh…”
“Rasanya tergantung kondisi finansial dan situasi lingkungan, ya…”
“Hehehe… Itu mah sudah nasib, sudah takdir… Hoki-hokian(untung-untungan) saja…”

Memiliki seorang calon pasangan memang mendatangkan berjuta makna dan warna. Berkatkah, atau kutuk? Mari kita coba amati baik-baik ayat terkenal di Pengkotbah 3:11 ini:

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Bukankah ayat di atas bermakna bahwa jika keputusan diambil sesuai dengan waktu Tuhan, maka hasil dari keputusan itu akan menjadi indah? Dan sebaliknya, jika keputusan diambil tidak sesuai dengan waktu Tuhan, maka hasilnya akan buruk? Suasana indah itulah yang sering disebut orang sebagai “berkat” dan suasana buruk itulah yang juga sering disebut orang sebagai “kutuk”. Jadi, kembali pada pertanyaan utama pada judul artikel ini tentang mendapatkan pacar merupakan sebuah berkat atau kutuk, jawabannya akan kita pahami dengan mengenali apakah keputusan untuk menjalin hubungan itu sudah diambil pada waktu Tuhan atau tidak.

Waktu Tuhan adalah saat Tuhan sendiri memproses dan menyiapkan setiap pribadi untuk menang atas kehidupan egois dan memiliki kepekaan untuk mengerti rencanaNya. Lalu, apa maksudnya kita menjalin hubungan dengan calon pasangan pada waktu Tuhan? Ini berarti waktu Tuhan itu adalah saat di mana Tuhan memproses kita menjadi pribadi yang memiliki hati yang melayani dan mengerti pribadi manakah yang merupakan jodoh yang telah dipersiapkan oleh Tuhan. Luar biasa indahnya, bukan?

Nah, di bawah ini adalah tiga perkara indah yang akan kita alami saat membuat keputusan untuk berpasangan pada waktu Tuhan (keterangan: pasangan/pacar/kekasih = teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; definisi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia):

1. Mempunyai seorang teman hidup untuk membangun keluarga yang bahagia

Sepasang manusia yang berpasangan pada waktu Tuhan akan bertumbuh dalam berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa aman karena memiliki fokus dan kerinduan untuk membangun keluarga yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan menjadi impian bersama. Mereka dapat bertumbuh dalam belajar membagi perasaan bersama.

2. Berbagi tanggung jawab dan tantangan hidup bersama

Mereka akan mengalami kebahagiaan karena dapat mulai belajar berbagi tanggung jawab dan tantangan hidup dalam mempersiapkan dan menjalani pernikahan.

3. Mempunyai mitra untuk bertumbuh secara pribadi menuju kedewasaan

Mereka dapat saling belajar untuk mendukung, mengajar dan belajar, saling berinteraksi dan mengalami gesekan konflik, dan semuanya itu akan menjadi saat-saat termanis untuk dapat lebih saling mengenal dan bertumbuh dewasa secara rohani maupun secara jiwani.

 

Sayangnya, banyak orang muda yang terburu-buru berusaha mendapatkan pasangan sebelum waktu Tuhan. Apa akibatnya? Mari kita lihat setidaknya tiga bencana yang memprihatinkan ini:

1. Mempunyai seorang “musuh” dan cenderung selalu saling menghancurkan mimpi keluarga yang bahagia. Mereka akan semakin menemukan begitu banyak perbedaan dalam berkomunikasi yang terbuka dan mengalami rasa tidak aman karena memiliki fokus dan kerinduan yang berbeda dalam membangun keluarga yang menjadi impian. Simpati di antara kedua manusia ini akan berangsur berubah dengan antipati.

2. Mempertanyakan komitmen pasangan senantiasa di dalam setiap tanggung jawab dan tantangan hidup yang muncul Mereka akan terjerumus dalam atmosfer yang saling menuntut untuk pasangannya mengambil peran lebih dalam memikul tanggung jawab dan menjawab tantangan yang muncul selama hubungan dibangun. Komitmen setia dari pasangan selalu yang akan menjadi “kartu truf” untuk menekan pasangan tersebut melakukan apa yang dituntut oleh diri sendiri, dan sebaliknya.

3. Menghadapi tekanan dari seorang “penghancur” yang dapat menghentikan proses pendewasaan yang didambakan. Mereka cenderung saling memberikan “label”, merendahkan dan cenderung mengabaikan segala usaha keras yang dilakukan pasangannya untuk mempertahankan hubungan yang ada.

 

Begitu pentingnya waktu Tuhan ini untuk mengambil keputusan mulai berpacaran dan memiliki pasangan, namun begitu sedikit anak Tuhan yang belum memahami tentangnya. Bagaimana dengan Anda dan saya sendiri?

Untuk dapat mengerti waktu Tuhan, kita perlu belajar. Pemuridan secara pribadi (“one on one”) adalah metode yang Tuhan Yesus ajarkan kepada semua murid-muridNya supaya mereka dapat belajar mengerti waktuNya untuk segala sesuatu, termasuk untuk keputusan yang sangat penting dan menyangkut masa depan ini. Segera hubungi Pemimpin Komunitas Sel Anda atau pemimpin di gereja lokal di mana Anda beribadah, lalu utarakanlah kebutuhan Anda untuk dapat dimuridkan secara pribadi supaya mengerti waktu Tuhan.

2019-10-17T15:42:50+07:00