///Perjalanan Menuju Akhir

Perjalanan Menuju Akhir

Beberapa pekan yang lalu, saya berkesempatan mengikuti sebuah pelatihan kepemimpinan. Salah satu aktivitasnya ialah telusur alam. Kami seluruh peserta diminta berjalan sendiri-sendiri secara berurutan dengan jarak antara masing-masing peserta sekitar 10-15 meter. Kami diminta untuk menggunakan semua pancaindra, tanpa menggunakan mulut untuk berbicara. Artinya, kami diminta tidak berbicara selama aktivitas telusur alam, tetapi kami harus mengoptimalkan pancaindra lainnya yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan, dan perabaan. Menariknya, dalam aktivitas ini ternyata kami jadi lebih bisa mengamati hal-hal yang selama ini kami anggap biasa dan tidak menjadi perhatian. Tujuan aktivitas ini menjadi sangat jelas terbukti, yaitu kami menikmati perjalanan telusur alam dengan seluruh pancaindra hingga mencapai tujuan akhir. Melalui setiap titik, naik, turun, dan melewati rintangan, seluruh peserta berhasil mencapai tujuan akhir dengan aman dan bersukacita, apalagi ketika tiba di tujuan akhir kami dijamu dengan sebutir kelapa muda dan sekeranjang buah-buahan segar lainnya. Sungguh sebuah pengalaman perjalanan yang menarik.

 

Yang membuat kami tidak bersungut-sungut selama perjalanan adalah kami tahu maksud dari perjalanan ini, yaitu agar kami belajar menggunakan pancaindra dengan mengamati hal-hal yang ada saat telusur alam, serta bahwa kami juga bisa melihat teman lain telah berhasil berjalan sekitar 10-15 meter di depan. Kita akan mampu dan bersukacita melakukan banyak hal kalau kita tahu maksud dari aktivitas tersebut dan kalau didukung oleh rekan atau komunitas yang seperjalanan. Hal ini sama dengan realitas kehidupan ini; Tuhan memberikan sebuah kehidupan yang tentunya dalam perjalanannya ada masa-masa naik, turun, dan rintangan. Kita akan bisa menjalaninya dengan aman dan bersukacita sampai tujuan akhir jika kita punya pengharapan akan tujuan akhir di masa depan dan kita berjalan bersama teman-teman di dalam komunitas.

 

Dari mana kita bisa memiliki pengharapan? Tak lain dan tak bukan, pengharapan kita ialah pada tujuan akhir yang berdasarkan maksud dan kehendak Tuhan.

 

Karena itulah, kita harus memahami dan mendalami apa maksud Tuhan dalam perjalanan hidup kita. Kita akan bisa memahami maksud Tuhan kalau kita memiliki pengenalan yang baik akan pribadi Tuhan kita; dan pengenalan akan Tuhan akan terjadi kalau kita hidup di dalam komunitas orang benar (komunitas sel, komunitas sepakat, komunitas pemuridan), dengan gaya hidup yang saling, yang bukan lagi untuk diri kita sendiri.

 

Ketika kita hidup bersama dalam komunitas yang benar dan belajar memahami kehendak Tuhan dengan melakukan Firman, kita akan semakin mengenal Allah dan mengerti maksud dan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Hasilnya, hidup kita menjadi penuh pengharapan dan sukacita. Dalam situasi apa pun yang kita hadapi, kita tidak lagi sedih, merasa putus asa, atau bersungut-sungut, karena kita tahu kita punya pengharapan akan tujuan akhir yang sempurna dari Tuhan. Apalagi, kita pun tahu bahwa pengharapan di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.

 

Nah, apa pun kondisi perjalanan hidup kita saat ini, belajarlah untuk menikmati dan terus berjalan dengan pengharapan yang jelas bahwa Tuhan punya tujuan sempurna dalam hidup kita sesuai dengan maksud dan kehendak-Nya. Kami peserta program pelatihan kepemimpinan telah mendapatkan upah berupa kelapa muda dan sekeranjang buah segar di ujung perjalanan telusur alam yang kami lakukan, dan di ujung perjalanan hidup kita masing-masing melakukan maksud dan kehendak Allah pun telah tersedia mahkota kehidupan dari Tuhan bagi kita. Mari kita terus tekun dan setia berjalan dalam kehidupan ini dengan pengharapan akan tujuan akhir yang berdasarkan maksud dan kehendak Tuhan yang sempurna, bersama saudara-saudara seiman dalam komunitas yang Tuhan tempatkan. Ingatlah, mahkota kehidupan telah tersedia bagi kita yang berhasil mencapai tujuan akhir itu, sesuai janji Allah. Pengharapan-Nya tidak akan mengecewakan!

 

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:5)

2019-09-26T13:15:07+07:00