///Persahabatan yang Sejati dan Ilahi

Persahabatan yang Sejati dan Ilahi

Pada bulan lalu kita telah melihat bahwa Yesus memulai pemuridan pertama-Nya dengan dua orang sahabat, yaitu murid-murid Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:35-37; 3:26). Mereka hampir dapat dipastikan ialah Yohanes dan Andreas, yang telah hidup dalam komunitas pemuridan yang disebut havruta atau persahabatan, di bawah bimbingan rabi mereka, yaitu Yohanes Pembaptis. Melihat pola itu, kita mengerti bahwa Kristus memuridkan kita melalui komunitas kecil berisi dua-tiga orang yang hidup bersama sebagai sahabat sejati. Melalui persahabatan sejati inilah, Ekklesia (Gereja) menghancurkan kuasa kegelapan. Havruta diberikan kunci Kerajaan Allah, untuk menghancurkan pintu gerbang kerajaan gelap di kota kita. Havruta merupakan alat Kerajaan Allah untuk melepaskan jiwa-jiwa yang terikat kuasa kegelapan. Kepada Havruta juga diberikan kunci Kerajaan Allah untuk membawa jiwa-jiwa tersebut masuk ke dalam Kerajaan Allah. Setiap murid-murid Kristus yang mula-mula hidup dalam gaya hidup persahabatan sejati yang seperti ini, dan kita sebagai murid-murid Kristus di masa sekarang pun perlu belajar hidup demikian.

 

Memulai Persahabatan

Saya sering mendengar orang-orang Kristen berkata bahwa mereka tidak dapat mempraktikan havruta karena belum menemukan sahabat yang cocok, “Saya sudah berkeliling berbagai komsel dan gereja, tapi sampai sekarang masih belum menemukan teman yang cocok…” Ini sesungguhnya cara berpikir yang keliru dan terbalik. Sampai kapan pun, kita tidak mungkin menemukan seseorang yang langsung cocok dengan diri kita. Bahkan, pasangan suami-istri pun tidak ada yang langsung saling cocok sejak awal kebersamaan mereka. Dalam bahasa Inggris ada perkataan bijak yang berbunyi, “Don’t find friends, but make friends,” yang artinya “Jangan sibuk mencari teman, tetapi mulailah berteman.” Ini berarti kita harus berhenti mencari “teman khayalan” yang ideal dan cocok sesuai angan-angan kita, karena teman semacam ini memang tidak pernah ada dalam hidup kita. Mulailah berdoa dan mulailah membangun persahabatan dengan orang-orang yang dekat di dalam keluarga rohani Anda dengan menjadi teman yang baik bagi mereka. Orang-orang itu sudah disediakan oleh Tuhan untuk menjadi rekan dan sahabat bagi Anda dalam Kerajaan-Nya. Tuhan telah memberikan kesempatan yang besar bagi kita untuk membangun banyak hubungan persahabatan dengan keluarga rohani kita. Namun, sebelum kita membangun persahabatan yang lebih luas, mari kita  memulainya dengan sebuah persahabatan kecil dalam havruta.

 

 

Faktor Terpenting dalam Persahabatan

Cara berpikir yang tepat bukanlah berusaha menemukan sahabat yang cocok dahulu untuk memperoleh persahabatan, tetapi sebaliknya, membangun persahabatan dengan menjadi sahabat lebih dahulu bagi orang lain, lalu barulah kita memperoleh orang yang cocok dengan kita. Lalu, apakah faktor-faktor yang penting yang menentukan terjadinya persahabatan sejati?

Pertama-tama, kita harus mengerti bahwa persahabatan yang ada pada havruta bukanlah persahabatan yang biasa. Havruta bukanlah sekadar persahabatan manusiawi semata-mata, melainkan persahabatan sejati yang bersifat Ilahi. Persahabatan ini berasal dari Tuhan. Karena itu, faktor utama yang menentukan terjadinya persahabatan Ilahi ini ialah kehadiran Kristus sendiri.

Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka. (Mat. 18:20, TB)

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yoh. 15:15, TB)

Kunci utama untuk menjadi komunitas havruta ialah dengan mengalami Kristus Sang Sahabat Sejati kita. Kristus selalu hadir untuk mengajar kita bagaimana membangun persahabatan dengan Dia dan dengan sesama kita. Kristuslah Sahabat yang paling dapat diandalkan. Di dalam persahabatan tidak ada yang disembunyikan; Yesus menceritakan semua hal yang Dia dengar dari Bapa kepada kita. Kristus pun Sahabat yang paling setia, yang tidak pernah meninggalkan kita dalam situasi apa pun. Mari kita memusatkan persahabatan kita pada Kristus Sang Sahabat Sejati kita, sekaligus belajar dari Kristus dalam menjadi sahabat bagi orang lain. Hasilnya, kita akan melihat bahwa kita mengalami Kristus dalam havruta dan persahabatan kita dengan sesama pun bertumbuh. Apa saja faktor penting lainnya dalam sebuah persahabatan yang bertumbuh semakin sejati dan ilahi?

1.Mengalami kasih Kristus (Yoh. 4:10-11)

Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” (1 Yoh. 4:10-11, TB)

Dalam havruta, kita harus berfokus untuk bersama-sama mengalami kasih Kristus, yaitu dengan terus-menerus merenungkan salib Kristus, sehingga kita terinspirasi dan mendapatkan anugerah untuk saling mengasihi dengan kasih Kristus tersebut. Ketika havruta mengalami kasih Kristus yang rela berkorban, menerima tanpa syarat, mengasihi tanpa ekspektasi, kita yang hidup dalam havruta pun dapat saling mengasihi seperti Kristus mengasihi. Sains membuktikan bahwa ketika beberapa orang saling mengasihi, hormon oksitosin (hormon kasih) dilepaskan dan mendatangkan rasa nyaman, aman, dan kesatuan di antara orang-orang itu. Hormon ini jika dikendalikan oleh kasih Kristus dapat menghilangkan berbagai stres dan melepaskan dari adiksi. Orang yang merasakan hormon ini justru akan “kecanduan” dalam arti positif, yaitu ingin terus hidup dalam havruta dan mengalami kasih, kebenaran, serta kuasa Kristus.

 

2.Mengalami kebenaran Kristus (1 Yoh. 1:7-9; Kol. 3:17)

3.Mengalami kebenaran dengan hidup di dalam terang (1 Yoh. 1:7-9)

Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yoh. 1:7-9, TB)

Ketika anggota-anggota havruta mengalami kehidupan dalam terang, yaitu ketika mereka hidup terbuka, mengaku dosa, hidup jujur seorang terhadap yang lain, mereka akan memperoleh persekutuan seperti yang ada pada Allah Tritunggal. Dengan demikian, mereka mendapatkan persekutuan yang begitu erat. Bahkan, hubungan itu mendatangkan pengudusan dalam Tubuh Kristus, yaitu melepaskan mereka dari segala ikatan dosa. Persekutuan Allah Tritunggal dalam kebenaran itulah yang menjadi esensi persahabatan sejati dalam havruta.

 

4. Mengalami kebenaran Firman dalam proses saling mengajar dan saling menegur (Kol. 3:16)

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” (Kol. 3:16, TB)

Seorang dokter spesialis yang terlibat dalam riset sains terkini menjelaskan kepada saya bahwa saling mengajar dalam hubungan persahabatan yang erat membuat gelombang komunikasi dalam otak manusia yang melakukannya berhubungan satu dengan yang lain dan menghasilkan keintiman. Alhasil, seluruh fungsi kecerdasan otak bekerja maksimal dan mendatangkan perubahan paradigma yang kuat sehingga mengerjakan perubahan cara hidup dalam proses saling mengajar tersebut. Inilah bukti bahwa havruta merupakan wadah yang efektif untuk kita mengalami kebenaran Firman!

 

5.Mengalami kuasa Kristus dalam penjangkauan bersama (Kol. 3:17)

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kol. 3:17, TB)

Ketika sebuah havruta menjangkau jiwa bersama, terjadilah kekompakan (kesatuan visi dan kesatuan gerak) yang luar biasa di antara anggota-anggotanya. Havruta menjadi bagaikan kapal penyelamat yang anggota-anggotanya rela saling berkorban demi keselamatan jiwa-jiwa. Ketika havruta menjangkau jiwa bersama, para anggotanya akan semakin menjadi teman sejati bagi satu sama lain.

 

Inilah faktor-faktor penting yang menjadi kunci dalam membangun persahabatan sejati dan ilahi, yaitu mengalami kasih, kuasa, dan kebenaran Kristus. Havruta yang mengalami kehadiran Kristus dalam ketiga faktor ini akan terus bertumbuh menjadi semakin sejati dan ilahi. Mari kita mulai mengalaminya dengan menjadi sahabat serta membangun persahabatan yang demikian dengan orang-orang yang Tuhan telah tempatkan di sekitar kita!

2020-03-27T12:55:55+07:00