///Pertobatan Pola Pikir Membawa Perubahan Hidup

Pertobatan Pola Pikir Membawa Perubahan Hidup

Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!

Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
Yeremia 17:5, 7-8 (TB)

 

Watchman Nee (1903–1972) adalah seorang guru Tiongkok yang sangat cerdas dan berpendidikan tinggi. Nee adalah nama marga Tionghoanya. Ia lahir di Shantau, wilayah etnis Manchu, Tiongkok. Ketika hatinya bertobat, Watchman Nee menanggalkan semua gelarnya. Bahkan, secara radikal ia membuang semua ijazah pendidikan tingginya ke laut dalam perjalanan kapal. Watchman Nee kemudian mulai mendalami Alkitab dan menggunakan kecerdasannya untuk mengajarkan kebenaran Firman Tuhan.

Salah satu topik pengajaran Watchman Nee yang paling berpengaruh adalah tentang manusia roh yang mematikan manusia daging. Sempat, Watchman Nee membuat pemerintah komunis di Tiongkok ketakutan karena murid-murid dan pengikutnya semakin banyak saja. Dalam revolusi komunis, ia ditangkap dan dipenjarakan selama 20 tahun hingga wafat di Anhui, Tiongkok, pada usia 68 tahun. Namun, dampak hikmat tulisannya menyebar ke seluruh dunia. Ia bahkan mendapat penghargaan dan pengakuan khusus dari Kongres Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, yang disampaikan oleh Christopher H. Smith, sebagai tokoh pergerakan kebangunan rohani terbesar di Tiongkok, seorang tokoh Kristen dari dunia Timur yang bahkan membawa pengaruh besar kepada kekristenan dunia Barat.

Pertobatan pola pikir Watchman Nee patut diteladani, terutama bagi kita yang merasa pandai dan berpendidikan tinggi. Sejak tahun lalu, ketika cucu pertama saya tercinta meninggal dalam usia 100 hari, saya mulai menanggalkan semua atribut gelar pendidikan saya. Saya semakin menyadari kebenaran Mazmur 90:5-6, 10 (TB), “Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh,di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu. Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di kota Roma, yang salah satunya berisi kebenaran dalam Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Efesus 4:23-24 juga meneguhkan, “…supaya kamu dibaharui dalam roh dan pikiranmu dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Kata “budi” dalam Roma pasal 12 berarti “pikiran”. Maka, dari dua ayat ini dapat kita simpulkan bahwa perubahan mesti terjadi pertama-tama pada pemikiran kita. Dengan kata lain, manusia baru dalam Kristus adalah manusia yang berpikir seperti Kristus.

 

Lalu, bagaimana supaya perubahan pola pikir membawa kepada perubahan hidup?

 

  1. Jangan menjadi serupa dengan dunia tetapi serupa dengan Kristus

George Barna, pendiri The Barnas Research Group, pernah mengatakan, “Setiap hari, gereja menjadi lebih menyerupai dunia, yang semestinya harus diubahnya.” Keadaan ini memang nyata, dan sesungguhnya sangat memprihatinkan. Banyak gereja hidupnya sudah menjadi serupa dengan dunia, padahal seharusnya gerejalah yang mengubah dunia. Berubahlah untuk menjadi serupa dengan Kristus, bukan serupa dengan dunia.

  1. Berubahlah oleh pembaruan budimu

Rasul Paulus menggunakan kata “metamorphoo” untuk kata “berubahlah”. Sebuah akar kata yang kemudian membentuk kata “metamorphosis” (metamorphosis). Metamorphoo mengandung arti “to change into another”, yaitu “berubah menjadi bentuk yang lain”, atau dengan kata lain tidak sama dengan keadaan sebelumnya. Metamorphoo bukan merupakan perubahan sementara dari suatu sifat, tetapi benar-benar berubah dari keadaan sebelumnya menjadi keadaan yang baru. Firman Tuhan menginginkan agar kita terus-menerus berubah menjadi manusia yang tidak sama dengan keadaan semula (manusia yang belum diperbarui, manusia yang berdosa, manusia yang sama dengan manusia duniawi). Firman Tuhan menginginkan kita berubah menjadi manusia yang serupa dengan Kristus. Dalam bahasa Inggris, titik awalnya jelas, karena umumnya istilah “budi” menggunakan kata “mind”, yang artinya “pikiran”. Maka, yang terlebih dulu seharusnya berubah dari hidup kita adalah pikiran atau pola pikir. Pola pikir yang sudah berubah akan membawa kita pada perubahan hidup yang sesungguhnya.

 

  1. Berbuatlah seperti Kristus

Bagian berikutnya dalam pertumbuhan rohani setelah “berpikir seperti Kristus” adalah “berbuat seperti Kristus”. Inilah bagian tersulit, karena meski kita tahu apa yang baik dan seharusnya, kita tidak selalu melakukannya. Paulus membagikan pergumulannya sendiri di Roma 7:21-23, “Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab dalam batinku aku suka akan hukum Allah tetapi dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada dalam anggota-anggota tubuhku.

 

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. – Filipi 4:8-9 (TB)

Kiranya Tuhan memberkati pertobatan pola pikir kita dan membuatnya berbuah dalam perubahan keadaan hidup kita.

2020-05-25T12:52:40+07:00