/, Movement News, Teaching/Pesan para nabi bagi umat Tuhan

Pesan para nabi bagi umat Tuhan

Kita hidup pada zaman di mana suara para nabi kurang didengar atau diperhatikan. Mengapa hal ini terjadi?

  1. Banyak orang percaya menganggap bahwa kitab-kitab para nabi terlalu sulit untuk dimengerti
  2. Banyak orang percaya menganggap bahwa Perjanjian Lama tidak lagi relevan untuk zaman kita karena sekarang kita sudah memiliki Perjanjian Baru, maka kitab-kitab para nabi tidak lagi terlalu penting untuk kita.
  3. Banyak anggota jemaat tidak mengetahui isi kitab-kitab para nabi karena para pelayan tidak memberitakannya kepada jemaat (mungkin karena para pelayan itu juga tergolong kelompok no. i dan no. ii di atas).

 

Apakah alasan-alasan itu benar terjadi di dalam kehidupan jemaat atau pandangan komsel kita? Sebenarnya, topik ini sangat penting demi pemahaman seluruh Alkitab, dan oleh karena itu, mari kita melakukan penggalian Firman Allah untuk mengetahui relevensi Perjanjian Lama kepada kehidupan dalam zaman Perjanjian Baru dan apakah pesan-pesan para nabi di zaman Perjanjian Lama memiliki makna untuk kita yang hidup pada zaman modern ini.

Apakah Perjanjian Lama penting untuk kita yang hidup di masa kini?

Sesungguhnya, tidak ada Perjanjian Lama tanpa Perjanjian Baru. Selama 300 tahun pertama sesudah penyaliban Yesus dan pencurahan Roh Kudus pada tahun 30M, belum ada Kitab yang disebut Perjanjian Baru, bahkan belum ada istilah atau sebutan “Perjanjian Lama”. Selama 300 tahun itu, hanya ada Kitab Suci yang terdiri dari 39 kitab, dari Kejadian sampai dengan Maleakhi. Selain itu, sudah ada salinan surat-surat rasuli yang sudah disalin dan disalin dan disalin berulang kali karena dianggap sebagai tulisan-tulisan pelengkap Kitab Suci dan pelajaran-pelajaran Firman Tuhan yang mengungkapkan makna Kitab Suci secara luar biasa.

Karena surat-surat rasuli itu sudah tersebar ke mana-mana dan begitu diakui bahwa kualitas dan otoritasnya sederajat dengan Kitab Suci, setelah melalui beberapa Konsili Gereja, secara aklamasi surat-surat rasuli itu diakui sebagai pengungkapan ilhaman Roh Kudus tentang Perjanjian Baru. Oleh sebab itu, ke-27 surat itu dilampirkan kepada Kitab Suci sebagai Perjanjian Baru, dan ke-39 kitab yang pertama disebut sebagai Perjanjian Lama. Hanya setelah penetapan itulah, Gereja Tuhan jadi memiliki satu kitab yang lengkap yang kini disebut Alkitab dengan 66 kitab. Ke-27 kitab dalam Perjanjian Baru pertama kali disusun sebagai sebuah Kitab oleh St. Athanasius di Aleksandria, Mesir, pada tahun 367M, lalu mulai mendapat pengakuan pada dua konsili Gereja di Carthage pada tahun 397M dan 419M.

Jadi, dalam sejarah awal Gereja, bahkan selama 300 tahun pertama, Kitab Suci yang kini kita sebut Perjanjian Lama, merupakan dasar semua ajaran dan praktek dalam kehidupan Gereja. Perhatikan kesaksian dari para Rasul yang diinspirasi oleh Roh Kudus – Paulus, Petrus, dll.

a. Kesaksian Paulus

2 Timotius 3:16
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”

Apa yang dimaksudkan Paulus dengan istilah “segala tulisan”? Yang dimaksudkan adalah ke-39 kitab yang sekarang kita sebut Perjanjian Lama. Pada waktu itu belum ada Perjanjian Baru dan Paulus menegaskan bahwa tulisan-tulisan Perjanjian Lama bermanfaat untuk:

i. Mengajar
ii. Menyatakan kesalahan
iii. Memperbaiki kelakuan
iv. Mendidik orang dalam kebenaran

Apakah tujuan dan maksud dari keempat hal itu di dalam Perjanjian Lama?

2 Timotius 3:17
“Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”

Artinya, Rasul Paulus mengajar kita bahwa seluruh Perjanjian Lama sangat bermanfaat bagi kita supaya kita diperlengkapi sebagai manusia kepunyaan Allah. Kalau kita melalaikan Perjanjian Lama, maka kita akan rugi karena tidak menerima segala manfaat itu.

b. Kesaksian Petrus

1 Petrus 1:8-12
“Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihiNya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.”

Dalam bacaan itu, Petrus menjelaskan bahwa isi Kitab Suci (Perjanjian Lama) mengungkapkan berita Injil keselamatan dan kasih karunia yang diilhamkan oleh Roh Kudus melalui pelayanan para nabi. Artinya, Petrus dapat memberitakan Injil hanya dengan menggunakan Perjanjian Lama. Perjanjian Lama begitu berkuasa dalam pemberitaan Injil sehingga seluruh dunia digoncangkan oleh pemberitaan itu dan penggenapannya yang nyata dalam pelayanan Yesus.

2 Petrus 1:17-21
“Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepadaNya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”

Petrus mendukung kesaksian Paulus bahwa Firman Tuhan (Perjanjian Lama) telah diberikan kepada kita oleh inspirasi Roh Kudus. Perjanjian Lama itu disebut sebagai pelita yang bercahaya di tempat yang gelap dan Petrus berkata, “Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya!” Jika kita melalaikan Perjanjian Lama dalam penggalian Firman Tuhan, maka kita tidak akan berjalan di dalam terang. Ingat, Raja Daud berkata, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku,” (Mazmur 119:105). Yang Daud maksudkan adalah tulisan-tulisan Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama.

Kisah 2:17-18
“Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.”

Sejak hari pertama sejarah Gereja, pada Hari Pentakosta, Rasul Petrus memberitakan bahwa satu tanda akhir zaman adalah gerakan kenabian di seluruh dunia. Pelayanan kenabian sangatlah penting di setiap zaman dan secara khusus sangat penting pada akhir zaman. Pelayanan kenabian tidak berakhir dalam zaman Perjanjian Lama tetapi juga diteruskan dalam zaman Perjanjian Baru. Justru kegerakan Allah di akhir zaman akan ditandai dengan gerakan kenabian.

Kisah 3:19-21
“Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus di zaman dahulu.”

Dalam khotbah Petrus umum yang kedua yang dicatat, adalah khotbah di Serambi Salomo di mana Petrus menegaskan bahwa Yesus tidak akan segera kembali. Sebaliknya, Yesus tidak dapat kembali sampai semua nubuatan dari para nabi zaman Perjanjian Lama sudah dipilihkan dan digenapi. Artinya, pelayanan para nabi zaman Perjanjian Lama adalah pedoman dan petunjuk bagi kita yang hidup di zaman Perjanjian Baru.

c. Kesaksian Perjanjian Baru

Salah satu tindakan yang memberi keabsahan kepada otoritas Perjanjian Baru adalah ratusan kutipan dari Perjanjian Lama. Memang, Perjanjian Baru tersembunyi di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama terungkap dalam Perjanjian Baru! Selama 300 tahun pertama sejarah Gereja, Injil diberitakan dari Perjanjian Lama. Doktrin dan dasar iman diletakkan dalam Gereja Tuhan dari pengajaran Perjanjian Lama. Cara hidup berjemaat, pemahaman gerakan Roh Kudus, pengajaran kasih karunia, pengenalan akan maksud abadi Allah, hidup berkomsel dan seterusnya, semua diajarkan dari ayat-ayat Perjanjian Lama. Penulisan Perjanjian Baru hanya lengkap setelah tahun 96M dan barulah diakui statusnya pada sekitar tahun 321M.

Matius 1:22 –  “Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi.”

Matius 2:5 – “Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi.”

Matius 2:15 – “Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”

Matius 2:17 – “Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia.”

Matius 2:23 –  “Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi.”

Matius 3:3 –  “Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya.”

Hal serupa dapat kita temukan di sepanjang Perjanjian Baru. Kekayaan Tuhan di dalam Perjanjian Lama terungkap dalam Perjanjian Baru, dan masih ada banyak lagi rahasia Tuhan yang perlu kita pahami yang termuat di dalam Perjanjian Lama.

d. Kesaksian Yesus

Pada hari kebangkitan Yesus, ada dua murid yang meninggalkan Yerusalem dan bermaksud kembali ke kota Emaus. Walaupun mereka sudah mendengar kesaksian Maria bahwa Yesus sudah hidup kembali, mereka tidak percaya. Mereka putus asa dan kecewa sehingga mereka memutuskan untuk pulang kampung saja. Dalam perjalanan pulang kampung itulah, terjadi pertemuan ajaib dengan Yesus yang dicatat dalam Lukas 24:13-35.

Sepanjang perjalanan hari itu, mereka membahas peristiwa-peristiwa ajaib yang terjadi di Yerusalem dari penyaliban sampai kebangkitan Yesus, padahal mereka belum sadar bahwa itulah Yesus yang sedang menguraikan dari seluruh Perjanjian Lama segala kebenaran dan nubuatan tentang diriNya.

Lukas 24:26-27
“Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.”

Hanya setelah mereka memecahkan roti baru mereka sadar itulah Yesus yang telah berjalan bersama dengan mereka sepanjang hari.

Lukas 24:32
“Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”

Jadi, di dalam seluruh Perjanjian Lama, segala hal berkaitan dengan kehidupan dan pelayanan Yesus sudah dinubuatkan. Kita dapat tahu bahwa Yesus benar-benar adalah Mesias dan yang dijanjikan Tuhan karena Ia menggenapi semua nubuatan itu! Kebenaran ini diajarkan kepada murid-murid yang lain juga pada malam yang sama.

Lukas 24:44-48
“Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. KataNya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”

Dasar pemahaman tentang siapakah Yesus, siapakah umat Tuhan, apa maksud abadi Tuhan, dsb., terdapat di dalam Perjanjian Lama. Karena itu, mempelajari Perjanjian Lama adalah sangat penting bagi setiap orang percaya yang sungguh cinta kepada Yesus.

Berita Utama Para Nabi

Kita dapat membaca ratusan nubuatan yang sangat spesifik di seluruh kitab-kitab nabi tentang hal-hal yang Tuhan akan lakukan.
Misalnya, Tuhan menubuatkan bahwa Bangsa Israel akan masuk ke dalam perbudakan di Babel selama 70 tahun, dan hal itu terjadi persis seperti yang dinubuatkan,
Tuhan telah memberitahukan lewat nubuatan Nabi Yesaya pada sekitar tahun 800 sM bahwa Dia akan memanggil hambaNya, Koresh, untuk melakukan tiga hal penting:

i. Membebaskan umat Tuhan dari perhambaan itu – Yesaya 45:13

ii. Memberi perintah membangun kembali kota Yerusalem yang hancur – Yesaya 44:26

iii. Memberi perintah membangun Bait Suci yang sudah dihancurkan – Yesaya 44:28

Bagian yang ajaib dari nubuatan itu adalah fakta bahwa Nabi Yesaya telah menubuatkan hal-hal itu 250 tahun sebelum Yerusalem dihancurkan oleh Raja Nebukadnezar dan 300 tahun sebelum Koresh lahir! Hanya Allah yang sanggup menceritakan masa depan dengan begitu tepat. Ada ratusan nubuatan lainnya yang juga begitu spesifik dalam Perjanjian Lama, dan jika kita mengetahuinya, mempelajarinya dan mentaatinya, pengalaman kita sebagai seorang percaya akan sangat diperkaya.

Selain banyak hal yang sangat spesifik dan khusus tentang pribadi-pribadi, kota-kota dan bangsa-bangsa, ada juga dua hal besar yang dibahas secara umum oleh para nabi:

i. Pesan-pesan Tuhan kepada umatNya yang hidup dalam pemberontakan, tidak beriman, malas dan tidak taat. Tuhan menjelaskan apa yang akan terjadi kepada mereka bila tidak bertobat dan kembali kepada jalanNya yang benar, dan apa yang akan terjadi bila umatNya betul-betul bertobat dan melakukan Firman Tuhan, yaitu maksud abadiNya akan digenapi, dan mereka akan menjadi Rumah Tuhan yang mulia dan alat ajaib di dalam tangan Tuhan dalam membawa kemuliaanNya sampai ke ujung bumi.

ii. Pesan Tuhan kepada bangsa-bangsa. Allah menceritakan tentang murkaNya yang akan dicurahkan dan bagaimana amarahNya akan menyala-nyala atas bangsa-bangsa yang fasik dan yang menolak kasih karunia Tuhan, bahkan sampai semua bangsa durhaka akan dibuang ke dalam laut api yang kekal. Walau demikian, bila mereka bertobat, Allah akan mencurahkan RohNya atas segala bangsa dan kemuliaanNya akan memenuhi bumi seperti air menutup lautan.

Semua pembahasan ini menunjukkan bahwa adalah sangat penting untuk umat Tuhan peka mendengar suara Tuhan lewat nabi-nabiNya, karena Tuhan telah berfirman:

2 Tawarikh 20:20
“Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabiNya, dan kamu akan berhasil!”

Amos 3:6-7
“Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya? Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusanNya kepada hamba-hambaNya, para nabi.”

Kesimpulan

1. Kita perlu belajar dan memahami isi Perjanjian Lama supaya kita benar-benar mengerti Perjanjian Baru. Jangan meremehkan Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama dengan berkata, “Oh, kita tidak perlu Perjanjian Lama, sebab sudah ada Perjanjian Baru!” Hal itu sama sekali tidak benar. Seluruh Firman Tuhan diberikan oleh inspirasi Roh Kudus dan berguna untuk pengajaran dan untuk memperlengkapi setiap orang percaya menjadi pemenang-pemenang dalam kehidupan ini.

2. Kita perlu belajar secara khusus kitab-kitab nabi-nabi dalam Perjanjian Lama agar kita dapat membaca arus sejarah dan tahu apa yang sedang terjadi dan mengapa hal-hal itu terjadi. Jangan kita menjadi buta terhadap tren yang sedang terjadi dalam dunia dan Gereja, supaya kita selalu siap bergerak bersama Yesus dalam perjalanan kita menuju kemuliaan yang kekal!

2020-04-22T14:28:24+07:00