///Rumah Pemulihan

Rumah Pemulihan

Mereka yang kami layani adalah para penderita skizofrenia dan depresi. Kebanyakan mereka sering mendengar suara-suara, mencium bau sesuatu atau melihat sesuatu yang bagi mereka itu nyata tetapi sebenarnya tidak nyata (halusinasi). Banyak dari mereka yang berdialog dengan suara-suara tersebut dan mengikuti perintah-perintah dari suara-suara yang tidak nyata tersebut. Juga ada yang mendapat dorongan-dorongan dalam jiwa mereka dan suara-suara yang memerintahkan mereka untuk bunuh diri, sehingga mereka menjadi tidak bisa berfikir, berkata-kata, merasa, dan bertindak sewajarnya. Bahkan ada yang menjadi emosional atau menutup diri/tidak mau berkomunikasi dengan siapapun. Latar belakang mereka rata-rata mengalami cukup banyak pengalaman-pengalaman buruk dalam hidup mereka seperti: berbagai jenis penolakan khususnya dari keluarga, pelecehan secara verbal dan non-verbal, trauma-trauma dan lain-lain. Mereka mengalami luka-luka batin dan gambar diri yang rusak.

 

Awalnya menjadi pergumulan bagi saya dan rekan-rekan untuk membimbing mereka untuk mendengar suara Tuhan/berdialog dengan Tuhan. Saya sempat khawatir apakah mereka dapat membedakan antara suara Tuhan yang mereka dengar dengan suara-suara halusianasi tersebut? Puji syukur kepada Tuhan, didalam Yesus tidak ada yang mustahil. Ada janji Tuhan didalam Yohanes 10:27,”domba-dombaKu mendengar suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.”

 

Hal-hal inilah yang kami lakukan untuk membawa mereka bisa mendengar suara Tuhan, sehingga merekapun dipulihkan.
Setiap hari kami sesering mungkin mendoakan dan menumpangkan tangan atas mereka. Kami juga mengucapkan firman Tuhan dan bernubuat untuk mereka. Kami menyebut mereka “Murid Kristus”. Juga kami sesama pembina saling mendengar suara Tuhan untuk murid-murid yang kami layani, apa yang Tuhan mau untuk kami lakukan dan katakan kepada mereka. Kami juga bekerja sama dengan psikiater dalam proses pemulihan.

Saat kesadaran mereka mulai ada walau masih sedikit, kami berusaha untuk menyampaikan tentang pengorbanan Yesus bagi mereka sampai mereka mengalami kelahiran baru. Kami percaya, saat mereka mengalami kelahiran baru Allah Tritunggal sudah ada dalam diri mereka, dan sebagai domba-domba Tuhan mereka bisa mendengar suara Tuhan walaupun kondisi jiwa mereka masih sakit/terganggu.

Setelah mengalami kelahiran baru, kami langsung membimbing mereka untuk mendengar suara Tuhan dengan merenungkan Firman Tuhan lewat membaca Alkitab. Kami membuat pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami oleh mereka dan kami membimbing mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan.

Kami juga mengajak mereka untuk menulis apa yang mereka dapat dari perenungan firman Allah untuk mereka juga bisa dapat melakukannya. Memang dalam beberapa waktu masih bercampur dengan suara-suara/halusinasi, tetapi dari waktu ke waktu mereka sudah mulai bisa fokus merenungkan Firman Allah, dan gangguan-gangguan suara halusinasi mulai berkurang. Bahkan saat ini, mereka juga kami ajak untuk melakukan PTP (Pertanyaan Terang Pedang) . Hasilnya, mereka semakin terbuka lebih dalam lagi.

Memang semua ini melewati proses waktu, terlebih bagi mereka yang sudah lama sakit, yang membutuhkan waktu untuk dapat mengerti Firman Allah. Kami juga menolong mereka dengan memberi penjelasan akan Firman Allah tersebut, sampai akhirnya mereka dapat melakukannya sendiri (saat teduh sendiri).

Setelah merenungkan Firman Allah, kami membimbing mereka untuk saling terbuka, saling mengaku dosa, saling membagikan Firman Allah dan saling mendoakan. Kami juga membimbing mereka untuk melakukan confession (pengakuan iman). Ada ratusan kalimat-kalimat Firman Allah yang sudah kami sajikan dalam kalimat yang mudah dicerna untuk diucapkan berulang-ulang kali, contoh,”Oleh bilur-bilur Yesus saya sudah sembuh” dan lain-lain. Kami percaya bahwa firman Allah yang diucapkan akan menjadi kenyataan pada waktuNya, karena Firman Allah sama dengan Allah sendiri. Melalui confession ini mereka juga mengalami banyak terobosan, karena Firman Allah yang diucapkan menjadi senjata untuk melawan suara-suara halusinasi/tipu daya iblis. Itu sebabnya kami mewajibkan mereka untuk melakukan confession, terlebih saat mendengar suara halusinasi dan intimidasi. Puji Tuhan melalui confession ini mereka banyak mengalami ketenangan dan mulai mengalami pemulihan.

Kami juga mengajak mereka untuk terbuka bila mereka mendengar suara-suara/halusinasi, lalu kami mengajak mereka untuk saling mendoakan dan mengucapkan FirmanAllah untuk rekannya. Intinya saling terbuka, saling mendoakan dan saling mengucapkan Firman saat suara-suara/halusinasi menyerang mereka.

Kami membimbing mereka juga untuk memuji, menyembah Tuhan dan berdoa. Awalnya mereka sulit untuk berdoa karena bercampur dengan suara halusinasi dalam pikiran mereka, tapi kami doakan mereka dan membimbing mereka untuk mulai berdoa, sehingga merekapun mulai bisa berdoa.

Puji Tuhan melewati proses waktu setelah mereka melakukan hal-hal di atas, mereka sudah mulai bisa membedakan suara yang nyata dan yang tidak nyata dan mengalami kemenangan/kebebasan atas suara-suara tersebut dan mengalami pemulihan dalam jiwa mereka. Dan merekapun dapat membangun hubungan yang intim dengan Tuhan

“TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mazmur 34:19)

KESAKSIAN :
Saya menderita depresi, susah tidur dan pikiran saya jalan terus, merasa takut dan bersalah sampai akhirnya tidak bicara dengan siapapun, tidak makan minum, dan tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Saya dibawa ke Rapha House. Di saat saya terbangun, ada lagu-lagu instrumen yang menguatkan saya. Lalu waktu itu saya di doakan tiap hari, juga diberi obat. Saya mulai bisa makan sendiri dan mulai bisa diajak saat teduh dan mengucapkan kata-kata Firman Allah (confession). Kata-kata dalam Firman Allah membuat saya bangkit kembali. Saya juga diajarkan untuk berbagi dengan orang lain, berdoa, dan mendoakan orang lain, dan mulai ikut melayani teman-teman, walaupun saya masih dalam proses pemulihan. Dan berjalannya waktu, saya semakin dipulihkan dan mulai melayani. Satu hal yang saya dapat adalah harus ada Firman Allah yang saya renungkan sesering mungkin untuk saya bisa merubah cara berpikir saya yang salah dan kebiasaan-kebiasaan saya yang salah. Di dalam Yesus tidak ada yang mustahil karena Dia selalu memberi kekuatan baru kepada saya sebab kemerdekaan terbesar yang saya dapat alami, saya dapat di dalam Kristus. (BT)

saya seorang ibu yang tidak punya pengharapan, merasa salah, ketakutan yang berlebihan dan tidak bisa cerita ke siapapun. Mau keluar dari lingkaran tapi tidak bisa karena rasa tertuduh. Saya ingin bunuh diri supaya semua selesai, dan tidak lagi ada perasaan tertekan dalam jiwa saya. Saya sudah bawa bensin 4 liter dan masuk ke dalam mobil. Saya mau bakar diri di dalam mobil, sehingga bukan hanya mobil terbakar, tetapi rumah juga terbakar. Saya mau mengakhiri hidup saya dengan membakar diri di dalam mobil. Saya merasa, “Ngapain saya hidup kalau tertuduh.” Rencana saya gagal. Saya dibawa anak saya ke Rapha House. Di tempat ini saya diajak untuk terbuka, dan saya didoakan pelepasan. Saya merasakan jamahan Tuhan, lalu saya diajak untuk merenungkan firman Allah dan mengucapkan kata-kata firman (confession). Saya mengalami pembaruan total dan punya semangat hidup lagi. Kata-kata confession yang membangkitkan saya, diantaranya : “Saya berharga di mata Tuhan. Tuhan menerima saya apa adanya. Allah baik bagi saya. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiran saya dalam Kristus Yesus.” Saya mengalami damai sejahtera. Semua rasa tertuduh, minder, dibenci orang, ketakutan, hilang semua karena saya dikuasai dengan damai sejahtera, dan saya bisa menghadapi apapun dalam hidup ini. Dan hingga saat ini, sayapun sudah melayani Tuhan. Puji Tuhan. (AY)

2011-05-31T09:12:32+07:00