Orang-orang seringkali tidak menjawab pertanyaan kita dengan baik, bukan karena kita salah bertanya. Tetapi kita kurang memiliki seni bertanya yang baik kepada mereka yang mendengarkannya. Seni bertanya yang efektif akan menerima jawaban yang memuaskan bagi si penanya sendiri. Yesus mengunakan kekuatan pertanyaan untuk membuat Petrus dan murid-muridNya yang lain untuk mengalami pencerahan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukanNya.
Mengapa? Karena:
1. Pertanyaan membuat orang menemukan sendiri jawabannya. Ia akan merasa memiliki apa yang ia temukan sendiri, karena itu bukanlah diberitahu oleh seseorang. Inilah yang disebut kekuatan penemuan sendiri.
2. Pertanyaan membuat orang mengevaluasi nilai-nilainya sendiri. Ia akan menemukan sendiri apakah nilai-nilainya baik atau buruk. Evaluasi diri tersebut akan menjadi pendorong utama bagi suatu perubahan.
3. Pertanyaan yang tepat tidak akan membawa kesan “menghakimi“ atau “mencap” seseorang, sehingga aliran pembicaraan tidak akan berhenti. Seseorang akan merasa dikasihi dan diperhatikan apabila diberi pertanyaan yang tepat.
4. Lebih dari semua yang di atas, pertanyaan akan membawa seseorang untuk mendengar Tuhan berbicara padanya. Ingat, Petrus dan murid-muridNya mendengar suara Bapa di surga, lewat pertanyaan yang diberikan oleh Yesus.
JENIS-JENIS PERTANYAAN
1. Mimpi-mimpi apakah yang paling Anda harapkan dan sudah digenapi di dalam hidup Anda?
2. Mimpi-mimpi apakah yang belum digenapi di dalam hidup Anda? Mengapa?
3. Perubahan-perubahan apakah yang paling Anda rindukan terjadi dalam waktu dekat ini?
4. Perubahan-perubahan apakah yang paling Anda rindukan, tetapi belum terjadi secara maksimal di waktu sekarang? Mengapa?
Karena pertanyaan dapat mempersiapkan orang untuk mendengar suara Tuhan, maka kita dapat menggunakannya untuk membawa orang lain kepada Kristus. Pergunakanlah kuasa pertanyaan tersebut untuk memenangkan orang yang belum mengenal Kristus.
3 TINGKATAN DALAM MENDENGAR
Namun untuk memberikan pertanyaan yang baik, kita juga harus menjadi seorang pendengar yang baik pula. Seorang pendengar yang baik akan mendatangkan kasih karunia bagi orang yang mendengarkannya. Untuk itu, ada 3 tingkat mendengar:
1. Tingkat 1 = Apa artinya bagi saya?
Ini adalah tingkat mendengar yang paling mendasar. Si pendengar mendengar secara pasif dan ia hanya mendengar apa yang ingin didengarnya untuk kepentingan diri sendiri. Apabila kita mendengar sampai ke tingkat ini, maka Anda tidak akan membawa manfaat bagi orang yang Anda dengar. Anda tidak dapat mendengar lebih dalam untuk kebutuhan-kebutuhan orang tersebut.
2. Tingkat 2 = Apa artinya bagi mereka?
Ini adalah mendengar secara aktif. Si pendengar menempatkan dirinya di tempat orang yang ia dengar. Si pendengar dapat menemukan kebutuhan-kebutuhan dan ikut menghayati situasi yang sedang dialami orang yang didengar.
3. Tingkat 3 = Apa artinya bagi Tuhan?
Inilah tingkat mendengar paling tinggi. Di sini, si pendengar mendengar secara rohani. Ia menemukan suara Tuhan untuk situasi dan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Apakah Anda ingin membangun komunitas pemberdayaan yang baik? Praktekkanlah mendengar tingkat 2, bahkan sampai pada tingkat 3 dengan baik, maka Anda akan berhasil. Mari, kita praktekkan apa yang telah kita pelajari dalam minggu-minggu ini.