///Sepuluh Cara Jitu untuk Menghadapi Rekan Kerja yang Sulit

Sepuluh Cara Jitu untuk Menghadapi Rekan Kerja yang Sulit

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Tetapi Aku berkata kepadamu, kasihilah mereka yang menyeterui kamu dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kamu. Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan doakan orang yang menganiayamu. – Matius 5:44

 

Di mana pun Anda bekerja, Anda pasti akan berjumpa dengan rekan yang sulit, tidak kooperatif, semau-maunya sendiri, menang sendiri, atau bahkan memperlakukan Anda tidak adil. Memang selalu ada beragam jenis orang yang berbeda-beda karakter dan sifat. Ada yang peduli, penuh perhatian, ramah, suka membantu, berjiwa pemimpin, suka bekerja sama, tetapi juga ada yang selalu bersikap menjengkelkan. Anda tidak bisa menghindari rekan seperti ini. Bahkan, sering kali Anda terus berulang-ulang bertemu dan terpaksa bekerja bersama rekan seperti ini. Yang bisa Anda lakukan ialah belajar dan berlatih menghadapi orang-orang sulit ini. Inilah yang disebut dengan keterampilan managing people. Makin Anda terampil dalam managing people, makin mampu pula Anda memimpin dan memengaruhi berbagai jenis orang, yang menyenangkan sekaligus yang menyulitkan.

Lalu, bagaimana caranya? Berikut adalah cara-cara praktis dan jitu yang bisa Anda praktikkan.

  1. Kenali blind spot (“titik buta”) Anda

Bisa saja terjadi, rekan kerja Anda bersikap menjengkelkan karena ada ucapan atau perbuatan Anda di masa lalu yang kurang menyenangkan baginya, tanpa Anda sadari. Anda tidak melihat keberadaannya, tetapi ganjalan ini telanjur ada dan mengganggu. Inilah yang disebut “titik buta” atau blind spot. Cobalah untuk menelaah situasi ini perlahan-lahan dari sisi Anda sendiri. Pernahkah Anda melakukan sesuatu yang melukai hati rekan kerja Anda sehingga dia memendam rasa kesal lalu bersikap menyebalkan kepada Anda? Salah satu cara untuk menemukannya ialah dengan memperhatikan apakah dia bersikap menyebalkan kepada semua orang atau kepada diri Anda saja. Jika sikap menyebalkan itu hanya tertuju pada diri Anda, Anda bisa bertanya secara baik-baik kepadanya tentang kesalahan atau kekeliruan yang pernah Anda lakukan. Setelah memahaminya, ucapkan permintaan maaf yang tulus dan berusahalah sungguh-sungguh untuk tidak melakukannya kembali. Idealnya, rekan kerja Anda tentu melihat perubahan positif ini dan secara bertahap akan kembali berhubungan baik dengan Anda.

 

  1. Cobalah memahami dirinya

Rekan kerja yang memang menyebalkan karena karakternya sendiri biasanya tidak hanya mengusik Anda, tetapi beberapa atau banyak rekan kerja lainnya juga merasakannya. Sebagai orang yang sudah mengetahui sifat buruk rekan itu, pertama-tama cobalah untuk memahami sifat buruknya tersebut. Ini bukan berarti Anda harus menerima perlakuan buruknya kepada Anda, tetapi Anda tidak perlu merasa tersinggung secara pribadi, karena masalahnya bukan pada diri Anda. Masalahnya ada pada diri dia sendiri. Sering kali, orang yang tidak kooperatif dan menyebalkan sebenarnya memiliki masa lalu yang pahit atau bahkan riwayat terluka yang belum pulih dengan tuntas. Memahami konteks ini akan membantu Anda menjalani situasi interaksi dengan dirinya dan mengurangi rasa tersinggung Anda sendiri.

 

  1. Kurangi interaksi yang terlalu sering atau terlalu akrab

Kurangi interaksi dengan rekan kerja yang cenderung selalu kurang kooperatif dengan Anda. Usahakan untuk tidak terlalu sering atau terlalu akrab berinteraksi dengannya. Jika Anda dan dia berada di proyek atau tim yang berbeda, tetaplah menjaga jarak dengannya dengan hanya berinteraksi seperlunya. Hal ini menolong Anda untuk bekerja dengan lebih tenang. Demikian pula, hindari membicarakan rekan kerja itu dengan orang lain di kantor. Walaupun Anda merasa tidak cocok dengan dia atau Anda tahu persis bahwa karakternya bermasalah, ini bukan berarti Anda dapat sepuasnya bergosip tentang dirinya dengan orang lain. Bergosip adalah perilaku yang buruk dan tidak adil, karena menyebarkan kabar buruk tanpa memberi kesempatan yang adil bagi orang yang dibicarakan itu menjelaskan situasinya atau membela diri. Lagipula, biasanya bergosip melibatkan penyebaran kabar yang belum tentu benar. Bergosip justru dapat membuat Anda terlihat sebagai sosok yang kurang profesional dalam lingkungan kerja.

 

  1. Jangan membalas perilaku buruknya

Merasa sangat kesal dengan perlakuannya, mungkin Anda ingin sekali membalas. Setidaknya, Anda ingin agar dia merasakan apa yang Anda rasakan. Ubahlah pikiran itu! Membalas perlakuan buruknya justru akan berdampak buruk pada diri Anda sendiri. Mungkin saja nantinya rekan-rekan kerja yang lainnya jadi melihat Anda sama menyebalkan dengan rekan kerja yang menyebalkan tersebut. Bahkan yang lebih parah, dampak buruk bisa saja menghampiri hubungan profesional Anda dengan pemimpin di kantor.

 

  1. Jagalah sikap positif pada diri Anda sendiri

Dalam setiap situasi pasti ada hikmah tersendiri, termasuk memiliki rekan kerja menyebalkan di kantor. Tetap syukuri pekerjaan Anda saat ini dan jagalah diri Anda sendiri untuk tetap bersikap positif. Kendalikan pikiran Anda dan selalu usahakan untuk melihat segala sesuatu dari sisi baiknya. Fokuskan saja perhatian Anda pada pekerjaan, tanpa perlu terlalu memikirkan betapa menyebalkannya rekan kerja Anda itu. Dengan disiplin pikiran seperti ini, beban emosional Anda sehari-hari akan terasa lebih ringan. Memikirkan terus sikap buruk rekan Anda tidak akan bermanfaat apa pun bagi Anda.

 

  1. Biarkan dia mencari perhatian dan berusaha menonjol

Cara jitu lain dalam menghadapi orang-orang sulit di lingkungan pekerjaan adalah membiarkan dirinya. Umumnya, orang-orang sulit ini selalu mau menonjolkan diri, suka pamer kepintaran, dan “ngotot” menunjukkan eksistensinya. Izinkan dia bersinar, menonjol, dan dilihat orang banyak. Dengan demikian, dia akan merasa puas dan kehausan akan pengakuannya terpenuhi, sehingga dia akan berhenti mengusik Anda dan rekan-rekan lainnya (setidaknya untuk sementara). Meski tampaknya hal ini tidak adil karena Anda harus “membantu” rekan kerja yang menyebalkan, penting untuk diingat bahwa cara ini berpotensi membuat dia lebih bahagia sehingga mungkin akan memperlakukan Anda lebih baik. Puji saja dirinya ketika dia melakukan pekerjaan dengan baik, cobalah sesekali membantu dalam proyek yang dikerjakannya, dan hindari berbicara buruk tentang dia kepada orang lain di kantor. Lambat laun, semua orang di lingkungan pekerjaan, termasuk dirinya sendiri, akan melihat kualitas positif Anda.

 

  1. Bersikaplah tegas bila perlu

Jika rekan kerja yang menyebalkan itu benar-benar sudah tidak bisa lagi diajak bekerja sama, ada baiknya Anda bersikap tegas padanya. Anda dapat mengajaknya berbicara secara pribadi tentang sikapnya yang sangat mengganggu Anda dalam bekerja. Jika pembicaraan pribadi ini telah dilakukan dan tidak ada perubahan dari dirinya, lakukan pembicaraan kelompok yang melibatkan orang-orang yang tepat, yaitu mereka yang juga terdampak perilaku buruknya atau orang yang berwenang untuk mengambil keputusan dalam situasi ini. Mungkin saja dia sebenarnya hanya ingin didengarkan, tetapi melakukannya dengan cara yang menyebalkan. Pada intinya jika berbagai cara telah Anda lakukan untuk menghadapi rekan kerja yang menyebalkan itu, jangan biarkan masalah menjadi berlarut-larut. Bersikaplah tegas. Ingatlah bahwa Anda juga memiliki hak untuk bekerja dengan nyaman dan tanggung jawab untuk bekerja dengan baik.

 

  1. Mintalah bantuan pihak ketiga yang netral sekaligus menguasai konteks masalah

Dalam kondisi luar biasa putus asa karena Anda sudah melakukan segala cara termasuk pembicaraan yang jujur tetapi tetap saja tidak ada perbaikan, bahkan mungkin segala sesuatunya justru menjadi makin runyam, Anda bisa jadi membutuhkan bantuan pihak ketiga. Pilihlah pihak yang netral sekaligus menguasai konteks masalah. Ini berarti orang yang mengenal karakter dan kinerja Anda serta rekan kerja Anda itu. Orang tersebut bisa jadi pemimpin Anda di hierarki jabatan, atau pihak HRD, atau rekan kerja yang terkait dengan Anda dan si rekan itu. Bantuan dari pihak ketiga akan bermanfaat untuk mencari jalan keluar atas permasalahan yang ada.

 

  1. Taburkan kebaikan

Yang juga sering berhasil ialah menabur kebaikan kepada rekan kerja yang menyulitkan itu. Tujuannya sederhana: sikap baik Anda akan membuatnya sadar bahwa meskipun dia telah berbuat mengesalkan, Anda tetap profesional dan bersikap baik. Selain itu, rekan kerja Anda yang lain pun akan memandang Anda sebagai pribadi yang baik. Namun, ini bukanlah jaminan keberhasilan. Sebaiknya Anda jangan berharap akan “imbalan” ini. Sebagian orang tidak akan berubah meskipun Anda telah berbuat baik kepada mereka. Jika hal ini terjadi pula pada Anda, cobalah untuk tetap tenang di hadapannya. Anda tidak harus galak atau membalas perbuatannya, tetapi ini juga bukan berarti Anda selalu menuruti segala perbuatannya. Bantulah rekan kerja Anda itu ketika Anda mampu, tetapi segera tolak memberikan bantuan jika Anda tahu sedang dimanfaatkan. Intinya, biarkan saja dia dengan perilaku buruknya, tetapi jangan  berikan ruang untuk dia terus merugikan atau mengusik Anda.

 

  1. Ambillah kesempatan untuk melayani dia

Yang terakhir dan terutama, mintalah hikmat Tuhan dalam menghadapi rekan kerja yang sulit itu. Doakan dirinya. Orang-orang yang sulit sering kali punya masalah internal di dalam diri mereka, seperti perasaan tidak aman, tidak berharga, tertolak, kurang pengakuan, dsb. Perasaan-perasaan buruk yang belum sembuh itu termanifestasi dalam perilaku sehari-harinya di lingkungan kerja, termasuk kepada Anda. Menyadari hal ini akan melahirkan belas kasihan yang positif di dalam hati Anda bagi dirinya. Bila memungkinkan, carilah kesempatan untuk berbicara dan layani dia dengan hikmat dan pengurapan Tuhan atas diri Anda sebagai orang beriman. Jangan tergesa-gesa hanya karena Anda ingin menuntaskan masalahnya atau hanya supaya Anda tidak terganggu lagi; temukan waktu yang tepat dan tetaplah peka terhadap arahan Tuhan.

 

Firman Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi “musuh” kita. Memang hal ini tidak mudah jika Anda lakukan dengan kekuatan diri sendiri, tetapi saat Anda mengandalkan hikmat dan tuntunan Tuhan, kasih karunia-Nya akan memampukan Anda untuk menghadapi orang-orang sulit di lingkungan kerja. Pada akhirnya, Anda sendiri tidak perlu terusik dan Anda tetap dapat bekerja dengan sukacita dari Tuhan.

2021-03-26T09:36:05+07:00